xxxi 2.
bangunan bahasa yang bermakna, dipersonalisasi atau ditemporalisasi sebagaimana nilai-nilai yang dimiliki oleh peribahasa, pepatah, dan mantra
Sedangkan unsur-unsur sejarah fakta yang terdapat dalam babad antara lain: 1.
nama tokoh 2.
nama tempat 3.
peristiwa bersejarah 4.
monumen Dalam penelitian ini mengambil SSU sebagai salah satu cerita sejarah yang
berdasarkan isinya termasuk golongan cerita babad. Cerita SSU adalah lukisan cerita sejarah yang bertalian dengan kisah perjalanan.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Bentuk dan Jenis Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian filologi, yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu pandangan penelitian bahwa semua tanda tidak ada yang
diragukan, semuanya dianggap penting dan memiliki kaitan antara satu dengan yang lain. Dengan mendeskripsikan segala system tanda mungkin akan dapat
memerikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai apa yang sedang dikaji Bogdan dan Biklen dalam Attar Semi, 1993: 24.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka atau library research
yaitu penelitian yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data Edi Subroto, 1992: 42.
xxxii
B. Sumber Data dan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Kasunanan Surakarta, hal ini sesuai dengan informasi yang ada dalam
Descriptive Catalogus of the Javanese manscripts and Printed Book in the Main Libraries of Surakarta and Yogyakarta
Girardet-Sutanto, 1983, dan Javanese Language Manuscrpts of Surakarta Central Java A Preliminary Descriptive
Catalogus Level I and II Nancy K. Florida, 1994, dalam katalog-katalog
tersebut diinformasikan bahwa naskah SSU merupakan naskah tunggal yang merupakan koleksi milik Perpustakaan Sasana Pustaka Keraton Kasunanan
Surakarta Hadiningrat dengan nomor 257 Ca. Buku-buku, artikel-artikel, majalah- majalah, makalah-makalah, dan lain-lain yang ada kaitannya dengan objek
penelitian ini juga menjadi sumber data dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini adalah naskah dan teks SSU, yang merupakan
data primer. Informasi yang di dapat dari buku-buku, artikel-artikel, majalah- majalah, makalah-makalah, dan lain-lain yang ada kaitannya dengan objek
penelitian ini menjadi data sekunder dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini, mengacu pada langkah awal dari langkah kerja penelitian filologi yaitu inventarisasi naskah. Inventarisasi naskah
dilaksanakan sesuai dengan sasaran penelitian yang telah diputuskan di awal, yakni naskah jenis babad. Pengertian inventarisasi naskah dalam penelitian ini
adalah usaha-usaha mendata, mengumpulkan data. Salah satu caranya adalah
xxxiii dengan membaca katalog, kemudian mendaftar semua judul naskah yang sama.
Melalui katalog tersebut akan diperoleh beberapa informasi dan keterangan tentang naskah yang dimaksud, misalnya jumlah naskah, tempat penyimpanan
naskah, deskripsi naskah nomor naskah, ukuran naskah, tulisan naskah, bahasa naskah, isi kandungan naskah, dll.
Setelah mendapat informasi dari katalog-katalog, langkah selanjutnya adalah mengecek langsung ke lokasi penyimpanan naskah. Langkah selanjutnya
setelah mendapatkan naskah yang sesuai dengan objek kajian penelitian kemudian naskah tersebut dideskripsikan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
wujud asli naskah. Langkah berikutnya ialah teknik reproduksi, yaitu memotret naskah dengan kamera digital yang kemudian ditransfer dalam program ACDSee
5.0 – my Picture di komputer. Tujuan dari teknik reproduksi ini ialah untuk mendapatkan data berupa teks yang sama dengan aslinya dalam bentuk file.
Naskah yang telah terbaca kemudian ditransliterasi dan dilakukan pengolahan data seperti kritik teks, suntingan teks dan aparat kritik.
D. Teknik Analisis Data