cxix disampaikan oleh Kepala Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja
Dalam Negeri dan Luar Negeri, Bapak Drs. Rushardiyono : ”pegawai kami sudah sangat paham mengenai prosedur
pelaksanaan bursa kerja, karena sejak awal dan sebelum mereka bekerja sudah ada pembekalan dahulu, mereka juga mampu untuk
menggunakan fasilitas yang ada secara maksimal” Wawancara 23 April 2009
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberadaan dan
kemampuan pegawai yang ada sudah sangat mendukung pelaksanaan dan pelayanan yang berkaitan dengan bursa kerja.
C. Faktor Penghambat dan Solusi
Faktor penghambat dapat mengakibatkan pelaksanaan bursa kerja menjadi tidak maksimal. Faktor penghambat ini bisa berasal dari pihak
perusahaan, pencari kerja maupun dari Dinas. Faktor yang menghambat antara lain :
1. Terbatasnya lowongan pekerjaan
Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan dan hambatan terbesar dalam pelaksanaan bursa kerja adalah semakin terbatasnya
lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan. Hal ini membuat Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta kesulitan
untuk memperoleh perusahaan yang mampu menyediakan lowongan pekerjaan yang banyak dan diminati. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak
Drs. Rushardiyono selaku Kepala Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri dan Luar Negeri berikut ini :
cxx ”hambatan kami yang utama ya terbatasnya lowongan pekerjaan
karena semakin sedikit perusahaan yang mampu menyediakan lowongan pekerjaan yang banyak dan diminati” Wawancara 23
April 2009 Apalagi semenjak diberlakukannya UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan pasal 35 yang menyatakan bahwa pemberi kerja yang memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja yang
dibutuhkan atau melalui pelaksana penempatan tenaga kerja. Sehingga kedudukan Dinsosnakertrans sekarang hanya sebagai salah satu dari
berbagai media yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk menginformasikan lowongan yang ada di perusahaannya. Banyak
perusahaan yang dalam melakukan penyebaran informasi lowongan pekerjaan dan perekrutan tenaga kerja, dilakukan sendiri tanpa campur
tanganbekerja sama dengan Dinsosnakertrans. Dengan semakin sedikitnya lowongan pekerjaan yang ditawarkan
oleh perusahaan sementara jumlah pencari kerja terus bertambah, menuntut Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta
untuk mencari solusi mengatasi permasalahan ini. Untuk itu, Dinsosnakertrans Kota Surakarta tidak hanya bertindak pasif menunggu
informasi lowongan yang datang dari perusahaan yang mendaftarkan lowongan pekerjaan ke Dinsosnakertrans, pihak Dinsosnakertrans juga
aktif mencari informasi lowongan dengan mendatangi perusahaan- perusahaan yang berada di lingkup kota Surakarta. Berikut penjelasan dari
Bapak Drs. Rushardiyono :
cxxi ”untuk mendapatkan informasi lowongan, pihak kami tidak hanya
menunggu perusahaan yang datang melapor ke sini, kami juga menugaskan pegawai kami untuk mencari informasi lowongan
dengan mendatangi perusahaan-perusahaan di lingkup Kota Surakarta” Wawancara 20 April 2009
2. Pencari Kerja yang terlalu selektif dalam memilih pekerjaan