keseharian, atau disebut tafaqquh fi ad-din dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat.
33
2. Awal Pertumbuhan Pondok Pesantren di Indonesia
Lembaga-lembaga pendidikan Islam tumbuh dan berkembang sejak masuknya Islam ke Indonesia, dan proses Islamisasi di Indonesia tidak bisa lepas dari peranan lembaga-lembaga
pendidikan Islam tersebut. Menurut hasil seminar “Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau sekitar abad VII
sampai VIII Masehi. Daerah pertama yang didatangi Islam adalah pesisir pantai Sumatera, dan kerajaan Islam pertama berada di Aceh. Hasil seminar di Medan tahun 1963 tersebut,
diperkuat dengan hasil seminar “Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh”, yang diadakan pada tahun 1976.
34
Bertolak dari hasil seminar tersebut di atas, diperkirakan sekitar Abad VII-VIII Masehi telah tumbuh pusat-pusat pendidikan di Indonesia. Pada tahap awal pendidikan Islam itu
ditandai dengan adanya hubungan yang erat antara mubaligh dengan masyarakat sekitar. Selanjutnya sesuai dengan arus dinamika perkembangan Islam terbentuklah masyarakat
Muslim. Dengan terbentuknya masyarakat Muslim, maka mulailah rumah ibadah masjid dijadikan tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam.
Dalam perkembangan berikutnya, lahirlah lembaga pendidikan Islam di luar masjid. Lembaga ini di Aceh disebut dengan meunasah, rangkang dan dayah, di Sumatera Barat
disebut dengan surau. Sedangkan di pulau Jawa disebut dengan pesantren. Pesantren pertama kali berdiri pada masa Walisongo, Syaikh Malik Ibrahim atau
dikenal dengan sebutan Syaikh Maghribi dianggap pendiri pesantren pertama di tanah Jawa.
35
Pada periode berikutnya, setelah periode masa wali, berdirinya pesantren tidak lepas dari kehadiran seorang kyai. Seorang kyai dengan kewibawaan dan kedalaman ilmunya berhasil
membina dan mendirikan pesantren, maka tersebarlah pesantren di berbagai daerah.
36
Pesantren yang terkenal diantaranya adalah di Jawa Timur yaitu Pesantren Tebuireng Jombang, Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo. Di Jawa Tengah, diantaranya terdapat
Pesantren Kaliwungu di Semarang. Di Yogyakarta terdapat Pesantren Al-Munawir. Lembaga pendidikan Islam yang tertua di Aceh adalah Pesantren H. Hasan, yang berada di Aceh Besar.
Di Sumatera Selatan, pesantren tertua adalah Pesantren Al-Qur’aniyah yang didirikan tahun 1920 oleh K.H. Hasan Muhammad Yunus. Di Bali pesantren tertua terdapat di Kabupaten
Jembrana Bali, yaitu Pesantren Syamsul Huda Loloan Barat. Di Kalimantan, pesantren tertua adalah pesantren yang didirikan oleh Syaikh Muhammad Arsyad pada tahun 1785. Nama-
nama pesantren dari berbagai daerah di Indonesia tersebut adalah merupakan sebagian kecil dari 6.239 pesantren yang tercatat pada Departemen Agama RI.
37 33
Ibid, halaman 8-9.
34
A. Hasymy, 1969, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Bandung: Al-Ma’arif, halaman 6-14.
35
Kafrawi, 1978, Pembaharuan Sistem Pondok Pesantren Sebagai Usaha Peningkatan Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, Jakarta: Cemara Indah, halaman 17.
36
Haidar Putra Daulay. op. cit., halaman 21-23.
37
Dirjen Binbaga Islam, 19841985, Nama dan Data Potensi Pondok Pesantren Seluruh Indonesia. Jakarta: Departemen Agama RI, halaman ix.
Sistem pendidikan yang digunakan pesantren pada masa awal pertumbuhannya masih bersifat tradisional, yang dilaksanakan di surau-surau, meunasah, masjid, ataupun di
pesantren. Materi yang diajarkan amat sederhana, berkenaan dengan fardhu ‘ain yang mesti diketahui oleh setiap muslim.Setelah itu, meningkat pada pengajian kitab-kitab klasik.
Seorang kyai biasanya mengajarkan kitab-kitab klasik kepada santrinya dengan metode:wetonan, sorogan, dan bandongan. Tingkatan santri diukur dari segi lamanya belajar
atau dari kitab yang mereka baca, gambaran seperti inilah model pendidikan Islam pada masa- masa awal perkembangan pondok pesantren di Indonesia.
38
3. Pondok Pesantren Pada Masa Penjajahan Belanda