Aktor Perusahaan Manajemen Risiko Rantai Pasok Sayuran Organik (Studi Kasus PT. X Cisarua, Bogor, Jawa Barat)

48 yang digunakan dianggap dapat memberikan peningkatan permintaan dan pengiriman retailer serta memberikan jaminan terhadap risiko yang dihadapi petani dan perusahaan. Mekanisme tersebut dianggap mampu mengurangi dampak marginalisasi yang terjadi antar aktor dalam bentuk inefisiensi permintaan dan pasokan Li et al., 2013. Penyeimbangan Keuntungan dan Biaya Parameter pencapaian pengelolaan risiko rantai pasok selain keseimbangan pasokan dan permintaan adalah keuntungan dalam rantai pasok. Nilai keuntungan diperoleh dari selisih antara biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam permintaan pasokan maupun pemenuhan pasokan sayuran terhadap pendapatan yang diperoleh dari sayuran yang terjual kepada konsumen. Penyeimbangan keputusan permintaan dan pasokan berdampak pada keuntungan aktor dalam rantai pasok. Berdasarkan hasil penilaian keuntungan aktor pada seluruh sayuran sebelum dan sesudah pengelolaan risiko dapat diketahui seberapa besar pencapaian pengelolaan rantai pasok dalam parameter keuntungan tiap aktor dan biaya yang timbul karena karena kejadian risiko kekurangan pasokan. Keuntungan aktor tidak dapat dinyatakan dengan tepat karena dipengaruhi oleh faktor biaya yang timbul dari kejadian risiko. Keuntungan yang diperoleh dinyatakan dalam istilah nilai harapan expected value.

1. Aktor Retailer

Konsekuensi penyeimbangan permintaan pasokan retailer dalam menghadapi permintaan konsumen adalah peningkatan permintaan pasokan retailer kepada perusahaan terhadap permintaan konsumen. Peningkatan tersebut didasari oleh kemampuan retailer dalam memperoleh margin pendapatan yang lebih besar dari aktor lain. Pendapatan aktor retailer juga dapat digunakan untuk memberikan insentif atas biaya yang timbul karena risiko kekurangan pasokan petani dan perusahaan dalam memenuhi permintaan retailer. Peningkatan jumlah permintaan pasokan dan pemberian insentif tidak menurunkan perolehan keuntungan aktor retailer. Nilai harapan aktor retailer juga mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 18. Peningkatan nilai harapan keutungan retailer juga diikuti dengan penurunan jumlah keuntungan yang hilang karena permintaan konsumen yang terabaikan. Melalui mekanisme yang diajukan permintaan konsumen lebih bisa dipenuhi daripada kondisi sebelumnya. Keputusan retailer untuk menambah jumlah pasokan dari perusahaan akan lebih menguntungkan bagi retailer. Nilai harapan keuntungan aktor retailer sebelum pengelolaan risiko rata-rata mencapai Rp. 4.661.136,36 dan mengalami kenaikan menjadi Rp. 5.084.320,24 atau naik dengan rata-rata sebesar Rp. 423.183,88. Penambahan jumlah pasokan untuk memenuhi permintaan konsumen tidak mengurangi nilai harapan keutungan aktor retailer. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah yang dilakukan masih dalam batas yang terjangkau dari sisi margin yang didapat dan tidak merugikan retailer. 49 Tabel 18. Penyeimbangan keuntungan pada aktor retailer Nilai Harapan Keuntungan Rp Jenis Sayuran Sebelum Pengelolaan Risiko Setelah Pengelolaan Risiko Wortel 16.625.000,00 16.867.774,77 Tomat buah 3.825.000,00 4.458.375,66 Broccoli 5,000.000,00 5.337.824,84 Caysim 3.510.000,00 3.925.494,21 Bayam hijau 3.237.500,00 3.641.025,21 Jagung manis 2.887.500,00 3.196.985,49 Bayam merah 4.050.000,00 4.899.302,94 Buncis 3.375.000,00 3.918.724,58 Selada cos 3.825.000,00 4.377.999,48 Petsai 2.250.000,00 2.311.891,89 Pakcoi hijau 2.687.500,00 2.992.123,60 Tabel 19. Penurunan keuntungan yang hilang pada aktor retailer Keuntungan Hilang Rp Jenis Sayuran Sebelum Pengelolaan Risiko Setelah Pengelolaan Risiko Wortel 4.200.000,00 1.995,000,00 Tomat buah 2.091.000,00 595.000,00 Broccoli 3.200.000,00 1.637.500,00 Caysim 1.926.000,00 711.000,00 Bayam hijau 2.312.500,00 1.073.000,00 Jagung manis 2.082.500,00 1.216.250,00 Bayam merah 2.835.000,00 1.269.000,00 Buncis 2.520.000,00 1.181.250,00 Selada cos 2.142.000,00 714.000,00 Petsai 1.110.000,00 652.500,00 Pakcoi hijau 1.784.500,00 913.750,00 Peningkatan jumlah pasokan dapat menurunkan peluang permintaan konsumen yang terabaikan. Keuntungan yang hilang sebelum pengelolaan risiko rata-rata mencapai Rp. 2.382.136,36. Melalui mekanisme penyeimbangan permintaan dan pasokan yang diajukan jumlah tersebut menurun menjadi rata-rata Rp.1.087.113,64 seperti terlihat pada Tabel 19. Peningkatan jumlah permintaan pasokan retailer selain menguntungkan bagi pihak retailer juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pasokan dari aktor perusahaan dan petani sehingga pasokan dari kedua aktor tersebut juga lebih efisien.

2. Aktor Perusahaan

Pemberian insentif aktor retailer � sebesar 20 dari biaya kekurangan pasokan � � . Pihak perusahaan hanya menanggung sebesar 1 − � dari biaya tersebut. Bantuan biaya yang diberikan oleh retailer menjadikan perusahaan