53 Berdasarkan gambar 4.3 di atas, terlihat titik-titik yang tersebar secara
acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengungkapan corporate governance perusahaan.
4.2.2 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu besaran perusahaan, umur listing perusahaan, kepemilikan
saham oleh investor individu, perusahaan multinasional, dan ukuran dewan komisaris terhadap luas pengungkapan corporate governance. Untuk mengetahui
seberapa besar dan bagaimana pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang
ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Independen B
t Signifikansi
Besar Perusahaan 0,606
9,325 0,000
Umur Listing Perusahaan 0,032
0,612 0,541
Kepemilikan Dispersi -0,002
-0,040 0,968
Perusahaan Multinasional -0,068
-1,164 0,246
Ukuran Dewan Komisaris 0,005
0,083 0,934
R Square = 0,343 Adjusted R Square = 0,329
F = 25,668 Signifikansi = 0,000
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2010
54 Berdasarkan hasil output SPSS yang terlampir, diperoleh persamaan fungsi
regresi linear berganda sebagai berikut:
IPCG = 0,606LNASET + 0,032UMUR -0,002DISP -0,068PMN +0,005KOM
Pada tabel 4.7, diketahui bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R Square sebesar 0,343. Hal ini berarti bahwa 34,3 variasi
indeks pengungkapan corporate governance dapat dijelaskan secara signifikan oleh besaran perusahaan LNASET, umur listing perusahaan UMUR,
kepemilikan dispersi DISP, perusahaan multinasional PMN, dan ukuran dewan komisaris KOM, sedangkan 65,7 indeks pengungkapan corporate governance
dapat dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil pengujian dengan nilai F, terlihat bahwa nilai F = 25,668 dengan
probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama pengungkapan
corporate governance dapat dijelaskan oleh variabel besaran perusahaan LNASET, umur listing perusahaan UMUR, kepemilikan dispersi DISP,
perusahaan multinasional PMN, dan ukuran dewan komisaris KOM. Variabel besaran perusahaan LNASET probabilitas signifikansinya
sebesar 0,000. Dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H
1
diterima sehingga besaran perusahaan berpengaruh positif
secara signifikan terhadap luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
Pada variabel umur listing perusahaan UMUR probabilitas signifikansi sebesar 0,541. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi lebih besar
55
dari 0,05 sehingga H
2
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umur
listing perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
Probabilitas signifikansi pada variabel kepemilikan dispersi DISP sebesar 0,968. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan
bahwa H
3
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan dispersi tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
Pada variabel perusahaan multinasional PMN terlihat probabilitas signifikansi sebesar 0,246. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti variabel
perusahaan multinasional tidak signifikan pada tingkat 5. Kesimpulannya
adalah H
4
ditolak, sehingga perusahaan multinasional tidak berpengaruh terhadap
luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
Pada variabel ukuran dewan komisaris KOM diperoleh probabilitas signifikansi sebesar 0,934. Dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa H
5
ditolak. Artinya adalah ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan corporate governance dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia.
56
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian
Hipotesis Hasil
H
1
: Terdapat pengaruh besaran perusahaan terhadap luas
pengungkapan corporate governance
H
1
diterima H
2
: Terdapat pengaruh umur listing perusahaan terhadap luas
pengungkapan corporate governance
H
2
ditolak H
3
: Terdapat pengaruh kepemilikan dispersi terhadap luas
pengungkapan corporate governance
H
3
ditolak H
4
: Terdapat pengaruh perusahaan multinasional terhadap luas
pengungkapan corporate governance
H
4
ditolak H
5
: Terdapat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap luas
pengungkapan corporate governance
H
5
ditolak
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2010
4.3 Interpretasi Hasil
4.3.1 Pengaruh
Besaran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan
Corporate Governance
Hasil pengujian untuk variabel besaran perusahaan menunjukkan bahwa besaran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate
governance. Hasil ini konsisten dengan penelitian Kusumawati 2007 yang menunjukkan bahwa besaran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pengungkapan corporate governance. Akan tetapi, hasil tersebut tidak konsisten dengan penelitian Murtanto dan Elvina 2005, yaitu bahwa variabel
besaran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar
maupun publik secara umum sehingga mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.