2.1.3 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi Midiastuty Machfoedz, 2003 dalam Arief Bambang, 2007. Gunarsih Bambang 2008 menyatakan bahwa
kepemilikan perusahaan merupakan mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan.
Salah satu mekanisme pengawasan internal untuk menyamakan kepentingan pemegang saham dan manajer adalah kontrak insentif jangka panjang
Walsh Seward, 1990 dalam Arief Bambang, 2007. Kontrak jangka panjang dilakukan dengan memberikan insentif kepada manajer apabila nilai perusahaan
atau kemakmuran pemegang saham meningkat salah satunya dengan cara memberi kepemilikan saham kepada manajer Jensen Meckling, 1976 dalam
Jamaan, 2008. Dengan demikian manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan pemegang. Ross, et al. 1999 dalam
Tarjo 2002 menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha giat untuk kepentingan
pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap
kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Shleifer Vishny, 1997 dalam Arief Bambang, 2007. Kepemilikan manajerial akan
membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung sebagai konsekuensi dari pengambil keputusan yang salah.
Kepemilikan perusahaan sangat penting karena terkait dengan pengendalian operasional perusahaan. Hal ini dapat dicontohkan dengan
kepemilikan oleh manajer yang akan ikut menentukan kebijakan dan pengambil keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang
mereka kelola. Dengan demikian, perusahaan dengan proporsi kepemilikan manajerial yang besar cenderung tepat waktu dalam penyajian laporan
keuangannya. Sedangkan menurut Nasir 2008 Pemilik mengendalikan perusahaan secara efektif memutuskan kebijakan akuntansi pelaporan
diperkirakan mengarah pada pengungkapan rendah terutama didorong motif pemilik pengendali untuk menekan pemegang saham minoritas, manipulasi
dicapai dengan membatasi jumlah pengungkapan dalam laporan tahunan. Kepemilikan pihak dalam tinggi menyebabkan transparansi terbatas dan
kompleksitas operasi Bushman, 2004 dalam Hasan, Rahman, Mahenthiran, 2008.
2.1.4 Kepemilikan Institusional