akuntan publik tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya. Dye dalam Hasan, Rahman, Mahenthiran, 2008 menyatakan bahwa
KAP besar cenderung menawarkan kualitas lebih tinggi dibandingkan KAP kecil. Dalam hal ini KAP mempunyai pengalaman kerugian yang lebih tinggi melalui
reputasi yang rusak apabila kualitas dari audit KAP tidak sesuai dengan standar. KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih
efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat
untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya.
2.1.7 Ketepatan waktu
Menurut Scott 2003 dalam Rachmawati 2008 mendefinisikan informasi sebagai bukti yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi keputusan individual.
Ketepatan waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Owusu Ansah 2000 berpendapat dalam Utami 2006 secara
konseptual yang dimaksud dengan ketepatan waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari
segi waktu. Sedangkan Chambers dan Pehman 1984 dalam Renny 2006 mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu: 1 ketepatan waktu
didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, dan 2 ketepatan waktu ditentukan dengan
ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Menurut Givoly Palmon 1982 dalam Hidayah 2008 menyatakan
bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan alat yang signifikan dalam memprediksi kesuksesan suatu perusahaan disamping beberapa faktor
finansial lainnya maupun pertimbangan mengenai karakteristik pasar. Ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan SFAC dalam Suwardjono, 2005.
Menurut peraturan Bapepam, pengungkapan laporan keuangan tidak boleh lebih dari 3tiga bulan sejak tanggal neraca berakhir. Maka pengungkapan yang
melewati batas waktu tersebut sudah tidak mempunyai atau kehilangan manfaatnya dalam pengambilan keputusan.
Dari segi regulasi di Indonesia bahwa ketepatan waktu timeliness merupakan kewajiban bagi perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Di pasar modal Indonesia khususnya Bursa Efek Indonesia BEI, laporan keuangan perusahaan dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu laporan keuangan tahunan, laporan tengah tahunan dan laporan keuangan triwulanan atau disebut juga sebagai laporan keuangan intern.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu timeliness dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam UU
No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Keputusan Ketua Bapepam No.80PM1996 tentang kewajiban pelaporan keuangan berkala Emirzon, 2007.
BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36PM2003 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-
lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan Emirzon, 2007. Menurut Bapepam batas keterlambatan suatu
perusahaan menyampaikan laporan keuangan adalah tanggal 31 Maret Emirzon, 2007.
Menurut IAI 2002 dalam Saleh 2004 bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Saleh 2004 menyatakan bahwa informasi yang relevan
dalam laporan keuangan akan bermanfaat bagi investor, kreditur, manajemen dan pihak pemakai lainnya. Agar informasi laporan keuangan tersebut bersifat relevan
maka informasi harus tepat waktu bagi pengguna untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, informasi disebut relevan apabila informasi tersebut memiliki
nilai prediksi, nilai umpan balik, dan tersedia tepat waktu. Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan unsur penting dalam
pengambilan keputusan investasi. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi
mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan.
Dyer Hugh 1975 dalam Almilia Setiady 2006 yang menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi
catatan laporan keuangan. Ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi
evaluasi dan pricing, mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-rumor di pasar saham Owusu Ansah dalam Rachmawati, 2008. Oleh
karena itu tepat waktu merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan sehingga ada jaminan tentang relevansi informasi yang bersangkutan
Gede, 2004. Salah satu kewajiban perusahaan yang sudah go publik adalah
mempublikasikan laporan keuangannya agar pihak-pihak yang berkepentingan bisa mengetahui posisi keuangan perusahaan tersebut. Tetapi, tidak semua
perusahaan dapat mempublikasikannya tepat waktu. Keterlambatan pelaporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam pelaporan keuangan emiten
sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih lama. Keterlambatan pelaporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan
informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan IAI, 2002 dalam Suwardjono, 2005.
Selain itu keinginan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala. Salah satu kendala adalah adanya
keharusan laporan keuangan untuk di audit oleh akuntan publik. Tujuan audit untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan, artinya bahwa
laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berterima umum. Pilihan antara segera
mengumumkan laporan keuangan atau menunda adalah merupakan pertimbangan costbenefit
Utami, 2006. Menurut Schwartz Soo 1996, Bamber, et al. 1993, Givoly Palmon
1982, Chambers Pehman 1984 dalam Naim 1999 menyatakan bahwa penundaan ketidakpatuhan terhadap peraturan ketepatan waktu seperti penundaan
pelaporan keuangan dikaitkan dengan kesulitan finansial, adanya kontrak dalam proses
dan usaha
manajemen untuk
menghindari penyelidikan
dan ketidakpercayaan investor.
Proses dalam mencapai ketepatan waktu timeliness terutama dalam penyajian laporan keuangan menjadi semakin tidak mudah, mengingat semakin
meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada di Indonesia. Hambatan dalam ketepatan waktu timeliness ini juga terlihat dari Standar Pemeriksaan
Akuntan Publik pada standar ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat
pembuktian yang cukup memadai Boynton Kell, 1996 dalam Utami, 2006. Dengan adanya hambatan-hambatan inilah yang memungkinkan akuntan publik
untuk menunda publikasi laporan audit dan laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu untuk memperpanjang masa audit. Pelaporan keuangan tidak tepat
waktu, maka relevansi dan manfaat laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan akan berkurang Mamduh Halim, 2003 dalam Almilia Setiady, 2006. Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa
informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu maka menyebabkan nilai dari informasi
tersebut berkurang dalam pengambilan keputusan untuk dasar penentuan tindakan pada masa yang akan datang.
Perusahaan wajib mengungkapkan informasi penting dalam laporan tahunan dan laporan keuangan kepada pemegang saham dan instansi pemerintah
terkait dengan peraturan perundang-undangan secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara obyektif Emirzon, 2007.
Pengungkapan dan transparansi adalah salah satu prinsip GCG yang diikuti banyak negara termasuk Indonesia dalam Gunarsih Bambang, 2008.
Prinsip ini menyebutkan bahwa kerangka corporate governance harus memastikan bahwa pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dibuat untuk
semua urusan yang berkaitan dengan situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan corporate governance
. Dengan demikian, pengungkapan dan transparansi tidak hanya
mementingkan isi dari informasi, tetapi juga ketepatan waktu dalam penyampaian informasi. Salah satu informasi yang diberikan perusahaan adalah laporan
keuangan tahunan yang diaudit. Laporan tidak hanya berisi informasi keuangan, tetapi juga informasi non keuangan. Menurut Schwart Soo 1996, Bambers, et
al. 1993, Givoly Palmon 1982, Chambers Pehman 1984 dalam Naim
1999 menyatakan informasi yang diminta dilaporkan secara tepat waktu oleh perusahaan meliputi laporan tahunan, pengumuman laba tahunan, serta informasi
mengenai pergantian auditor dan peristiwa penting lainnya. Jadi perusahaan yang telah menerapkan GCG dan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, maka
kemungkinan kinerja perusahaannya menjadi lebih baik. Dyer Hugh 1975 dalam Almilia Setiady 2006 menggunakan tiga
kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1 preliminary lag
: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa 2 auditor’s report lag: interval
jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, 3 total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
2.2 Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu