ANALISIS SWOT

BAB V ANALISIS SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi-strategi pengembangan sebuah wilayah melalui identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman secara spesifik dalam wilayah tersebut. Analisis SWOT diawali dengan melakukan identifikasi potensi dan masalah yang ada di wilayah Kabupaten Bangli, baik potensi dan masalah yang berasal dari dalam maupun dari luar. Kemudian dilakukan analisis terkait potensi dan masalah yang didapat dari pengamatan terhadap wilayah tersebut melalui pengelompokan potensi dan masalahnya kedalam matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Komponen-komponen tersebut merupakan komponen penting dalam penentuan strategi pengembangan kawasan. Berikut adalah potensi masalah yang telah dikelompokkan dalam SWOT di Kabupaten Bangli:

Strength

1. Sektor pertanian sebagai sektor basis dan memiliki nilai Kontribusi terbesar dalam PDRB Kab. Bangli sebesar 31% pada tahun 2013 dan pertumbuhan sub-sektor perikanan sebesar 10,65%

2. Kawasan danau batur sebagai pusat kegiatan perikanan, pertanian, dan pariwisata.

3. Sub-sektor perikanan merupakan sub sektor andalan, yang berarti bahwa sub-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya dan berpeluang menjadi sub-sektor basis berdasarkan analisis LQ.

4. Berdasarkan hasil analisis shift-share, sub-sektor perikanan merupakan sub-sektor yang memiliki daya saing keunggulan komparatif

5. Sub-sektor perikanan memiliki komoditas unggulan yaitu komoditas ikan nila yang mengalami pertumbuhan 25,17% per tahun.

Weakness

1. Terjadi penurunan pertumbuhan di beberapa sektor pada periode 2009-2013, antara lain sektor pertambangan, lembaga keuangan, dan industri pengolahan

2. Nilai PDRB bangli merupakan yang terendah diantara 9 kabupaten/kota lainnya di provinsi bali.

3. Peningkatan IPM dibawah rata-rata (low growth, less human-pro development.)

4. Jumlah penduduk miskin yang mengalami peningkatan dari 9.900 menjadi 12.000 pada tahun 2013

5. Kawasan di sekitar gunung batur merupakan kawasan dengan tingkat bahaya I dan II, berpeluang untuk longsor dan terdampak aktivitas gunung berapi

6. Kualitas air danau Batur mengandung racun akibat pencemaran limbah domestik dan limbah pertanian sehingga menyebabkan air tidak layak dikonsumsi dan menurunkan produksi perikanan.

7. Sub-sektor perikanan bukan merupakan sub-sektor basis

8. Kondisi dermaga sebagian besar berada dalam kondisi kurang baik

Opportunity

1. Menurut arahan pada RTRW Provinsi Bali, terdapat program pelatihan keterampilan untuk para pekerja di sektor yang mengalami penurunan (contoh: pertambangan) sebagai langkah alternatif transformasi ekonomi dari satu sektor ke sektor lainnya

2. Arahan RPJMD bangli “Pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang inovatif, kreatif, produktif, dan unggul berbasis pada pertanian, pariwisata, industri kecil, dan koperasi.

3. Keputusan Bupati Bangli No. 523/171/2010 yang menyatakan bahwa bangli sebagai lokasi pengembangan kawasan minapolitan provinsi Bali. Lokasi kawasan minapolitan terdiri dari Kecamatan Kintamani sebagai kawasan inti (minapolis) serta Kecamatan Susut, Bangli, dan Tembuku sebagai kawasan penyangga (hinterland) dengan komoditas unggulan ikan nila

4. Terdapat rencana pembangunan sarana penunjang dan pelengkap meliputi sentra ikan, dermaga, tempat pelelangan ikan, rest area, tourism information centre, serta berbagai fasilitas penunjang lainnya

5. Penetapan daerah Kintamani sebagai kawasan daya Tarik wisatawan khusus menurut RTRWP Bali 2009-2029

6. Adanya kebijakan tentang pelarangan kegiatan pertambangan di area geopark batur yang meliputi danau batur sebagai pusat kegiatan perikanan

7. Dominasi mata pencaharian penduduk terdapat pada sektor pertanian yaitu sebanyak 85,5%

Threat

1. Kebijakan terkait kenaikan harga minyak dan tarif listrik serta perlambatan perekonomian secara nasional dan provinsi memberikan multiplier effect terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi bangli

2. Tingginya peningkatan jumlah hotel dan restaurant menyebabkan jumlah limbah semakin banyak akibat tidak adanya sistem pengolahan limbah

3. Pertumbuhan sub-sektor perikanan secara nasional (provinsi Bali) yang cenderung tumbuh lambat

4. Kontribusi sektor pertanian memiliki kecenderungan penurunan selama lima tahun terakhir (34,93% menjadi 31%) dan merupakan sektor yang pertumbuhannya paling lambat pada tahun 2013

5.1 Perumusan Strategi

Setelah melakukan identifikasi masalah dalam analisis SWOT, output dari pengelompokkan potensi dan masalah tersebut adalah sebagai dasar dalam perumusan strategi. Dalam analisis SWOT, terdapat 4 jenis strategi yang dapat dirumuskan yaitu:

o Strategi S-O: Strategi yang memanfaatkan peluang eksternal dan kekuatan yang ada dalam memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya memanfaatkan potensi wilayah. Berikut adalah

strategi S-O dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangli:  Pengembangan kawasan Danau Batur sebagai pusat kegiatan minapolitan dengan kegiatan pendukung berupa pariwisata, industri kecil dan pertanian.  Penambahan tenaga kerja pada bidang perikanan melalui pelatihan keterampilan untuk

tenaga kerja pada sektor-sektor tertinggal sebagai bentuk penguatan konsep minapolitan dan perekonomian pada sub-sektor perikanan.

 Pembangunan Balai Benih Ikan (BBI), industri kecil pengolahan hasil perikanan budidaya, dan sentra pemasaran hasil perikanan  Pemberian sosialisasi dan workshop metode budidaya ikan nila  Penguatan hubungan antara kawasan hinterland (penyangga) dan kawasan inti (minapolis)

dalam rangka pemerataan pertumbuhan ekonomi dan semakin meningkatkan pertumbuhan sub-sektor perikanan

o Strategi W-O: Strategi yang disusun dengan mempertimbangkan kelemahan dan peluang yang ada. Strategi ini disusun dengan menggunakan peluang yang ada dalam menutupi atau

meminimalisir kekurangan wilayah. Berikut adalah strategi W-O dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangli:

 Rehabilitasi kawasan Danau Batur  Pembangunan sarana mitigasi bencana, seperti: jalur evakuasi, sistem peringatan bencana

dini, dll.  Renovasi sarana dan prasarana pendukung kegiatan pariwisata dan perikanan

 Peralihan sebagian tenaga kerja ke sektor yang memiliki pertumbuhan lebih baik  Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja serta

pengoptimalan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor pertanian, pariwisata, dan industri kecil

 Pengembangan wilayah melalui konsep minapolitan dengan komoditas utama ikan nila dan kegiatan pendukung berupa pariwisata, pertanian, dan industri kecil.

o Strategi S-T: Strategi ini merupakan strategi berdasarkan kekuatan dan ancaman dari luar yang mempengaruhi perkembangan wilayah. Strategi ini disusun dengan mengoptimalkan pemanfaatan kekuatan untuk mengatasi tantangan yang ada. Berikut adalah strategi S-T dalam

pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangli:  Pengoptimalan pemanfaatan kawasan-kawasan penghasil komoditas unggulan pada kawasan penyangga ( hinterland )  Menjadikan Kab. Bangli sebagai kawasan minapolitan percontohan sebagai faktor pendorong pertumbuhan sub sektor perikanan Provinsi Bali o Strategi W-T: Strategi ini merupakan strategi berdasarkan kelemahan dan ancaman. Strategi ini lebih bersifat defensif dan disusun dengan pertimbangan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari kelemahan dan ancaman tersebut terhadap perkembangan wilayah Kabupaten Bangli. Berikut adalah strategi W-T dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Bangli:

 Meningkatkan branding wilayah Kabupaten Bangli, terutama wilayah Danau Batur yang merupakan pusat kawasan minapolitan sebagai kawasan minapolitan dan pariwisata  Merencanakan sistem drainase dan pengelolaan limbah yang lebih baik dengan berorientasi pada kelestarian lingkungan  Melakukan sosialisasi terhadap potensi dan masalah serta konsep pengembangan kepada masyarakat untuk meningkatkan peran dan partisipasi masyarakatKonsep Pengembangan

5.2 KONSEP PENGEMBANGAN

Konsep pengembangan Kabupaten Bangli dirumuskan berdasarkan kebijakan-kebijakan serta potensi dan masalah dalam wilayah tersebut. Konsep besar atau Grand Design konsep pengembangan perekonomian wilayah Kabupaten Bangli dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan dengan kegiatan pendukung utamanya berupa pariwisata, pertanian, dan industri kecil. Kawasan minapolitan tersebut memiliki kawasan inti (minapolis) yang terletak pada Kecamatan Kintamani dengan pusat kegiatan pada daerah Danau Batur dan sekitarnya. Sedangkan untuk kawasan penyangga (hinterland) pada kecamatan Susut, Bangli, dan Tembuku.

5.3 Konsep Pengembangan Kegiatan Perekonomian

Pengembangan kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Bangli difokuskan pada pengembangan kegiatan ekonomi kawasan skala lokal dan regional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan daya saing Kabupaten Bangli. Kegiatan perekonomian pada wilayah Kabupaten Bangli terdiri dari kegiatan perikanan sebagai kegiatan perekonomian utama dengan kegiatan pendukungnya berupa pariwisata, pertanian, dan industri pengolahan.

 Kegiatan perikanan berpusat pada kegiatan perikanan budidaya dengan komoditas utamanya yaitu ikan nila. Kegiatan perikanan ini berpusat pada kawasan danau Batur. Dalam kegiatan perikanan ini, kawasan inti (minapolis) direncanakan sebagai kawasan produksi  Kegiatan perikanan berpusat pada kegiatan perikanan budidaya dengan komoditas utamanya yaitu ikan nila. Kegiatan perikanan ini berpusat pada kawasan danau Batur. Dalam kegiatan perikanan ini, kawasan inti (minapolis) direncanakan sebagai kawasan produksi

 Kegiatan pariwisata yang terdapat pada daerah Geopark Batur, meliputi: wisata alam Danau Batur, Gunung Batur, dan sumber air panas Batur.  Kegiatan pertanian dikembangkan sebagai salah satu kegiatan pendukung perikanan yang berinteraksi secara langsung. Hal ini diwujudkan melalui pengembangan konsep fish farm, yaitu konsep dimana lahan pertanian basah seperti sawah juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk budidaya ikan. Konsep ini dapat berhasil akibat adanya simbiosis mutualisme antara keberadaan ikan dan tanaman pertanian dimana kotoran dari ikan akan menjadi pupuk untuk tanaman pertanian, kemudian keberadaan beberapa hama juga dapat menjadi makanan untuk ikan sehingga dapat mengatasi hama secara biologis tanpa memerlukan pestisida berlebih. Beberapa jenis ikan yang dapat dibudidayakan dengan konsep ini adalah ikan lele, ikan nila, ikan mas, dan mujaer.

Gambar 5. 1 ilustrasi konsep fish farm Sumber: Ormberg, 2007

 Kegiatan industri dalam konsep pengembangan ini berupa industri kecil pengolahan hasil perikanan dan pertanian. Kegiatan industri ini diperlukan agar dalam distribusinya keluar wilayah, hasil produksi perikanan dan pertanian tersebut dapat memiliki keunggulan dan nilai tambah didalamnya.

5.4 Konsep Pengembangan Infrastruktur

Konsep pengembangan infastruktur dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kegiatan perikanan, pariwisaata, pertanian dan industri. Pengembangan infrastruktur dilaksanakan sebagai berikut:

 Perencanaan sistem drainase dan pengelolaan limbah yang berorientasi pada kelesarian lingkungan. Sistem drainase dan pengelolaan limbah ini diperlukan mengingat kondisi air di Danau Batur yang mulai tercemar oleh limbah domestik dari hotel dan restoran yang terdapat di sekitar kawasan Geopark Batur. Sistem drainase dan pengelolaan limbah harus diatur agar tidak terjadi degradasi lingkungan lebih lanjut lagi yang dapat menurunkan potensi pariwisata serta hasil sektor perikanan.

 Branding kawasan sebagai kawasan minapolitan dengan didukung fungsi pariwisata, pertanian, dan industri kecil. Selama ini, branding yang dilakukan pada Kabupaten Bangli ini hanya terpusat pada kawasan Danau Batur sebagai daerah pariwisata. Oleh karena itu, diperlukan branding secara menyeluruh terhadap Kabupaten Bangli sebagai sebuah wilayah yang terintegrasi dengan konsep minapolitan.

 Renovasi dan pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan dan pariwisata. Saat ini kondisi sarana dan prasarana di kawasan Danau Batur mulai mengalami penurunan seperti keberadaan dermaga yang cukup buruk dan tidak adanya sarana pendukung perikanan. Oleh karena itu, diperlukan renovasi dan pembangunan sarana prasarana meliputi sentra ikan, dermaga, tempat pelelangan ikan, rest area, tourism information centre, serta berbagai fasilitas penunjang lainnya.

 Rehabilitasi kawasan Danau Batur akibat pencemaran. Akibat terjadinya letusan gunung beberapa tahun lalu yang mengakibatkan pencemaran kandungan belerang pada Danau Batur serta pencemaran dari limbah domestik menyebabkan kondisi perairan di Danau Batur cukup menurun dan perlu adanya rehabilitasi untuk mengembalikan kualitas airnya.

5.5 Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia sebagai pelaku kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Bangli diperlukan untuk mengoptimalkan potensi-potensi wilayah yang dimiliki dalam rangka pembangunan manusia yang lebih baik. Pengembangan sumber daya manusia sebagai pelaku utama kegiatan perekonomian wilayah Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut:

 Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. Berdasarkan kondisi sumber daya manusia di wilayah Kabupaten Bangli yang didominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan dibawah lulusan SMA, perlu diadakan pendidikan, dan pelatihan terkait teknik budidaya ikan, pertanian, pengelolaan pariwisata, serta pengelolaan industri agar konsep pengembangan kegiatan perekonomian dapat berjalan dengan optimal didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai.

 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor perikanan, dan pariwisata. Kondisi penyebaran tenaga kerja pada wilayah Kabupaten Bangli pada saat ini didominasi pada sektor pertanian. Sedangkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan konsep  Meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor perikanan, dan pariwisata. Kondisi penyebaran tenaga kerja pada wilayah Kabupaten Bangli pada saat ini didominasi pada sektor pertanian. Sedangkan untuk mengoptimalkan pelaksanaan konsep

 Sosialisasi terhadap potensi masalah serta konsep pengembangan wilayah guna meningkatkan partisipasi aktif masyarakat.