Validitas Dalam Penelitian Tindakan Kelas

A. Validitas Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Valid dikenal dengan istilah sahih atau tepat benar. Valid menurut Granlund dapat diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrument evaluasi. Suatu instrument tes dikatakan valid, apabila instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur, (Sanjaya, 2009: 23).

Contoh yang dapat menggambarkan validitas misalnya guru olahraga yang akan menilai kemampuan dan pemahaman siswa mengenai lari estafet maka seharusnya guru tersebut menggunakan jenis tes praktek agar diperoleh hasil tes sesuai tujuan. Perlu ditekankan disini bahwa suatu tes yang valid untuk menilai suatu kelompok belum tentu tes tersebut juga valid bila digunakan pada kelompok lain karena perbedaan pada setiap anggota kelompok tersebut, (Sukardi, 2009: 30).

Ruang lingkup bahasan dari validitas tes meliputi: macam validitas,cara menentukan validitas, validitas butir, aplikasi penerapan rumus-rumus para ahli dalam menentukan validitas suatu tes. Fungsi validitas instrument adalah untuk menentukan kesahihan instrument sehingga jika instrument tersebut digunakan untuk mengumpulakn data atau digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang tidak diragukan lagi hasil yang diperoleh oleh instrument tersebut, (Hamzah, 2011: 103).

Ada empat langkah validitas dalam oprasionalnya, yaitu, triangulasi yang mencakup keragaman sumber, data, metode, dan teori konstruk yang ada dan bukan memaksakan implementasi konstruk atau teori terhadap informasi atau koteks validitas permukaan yang segera mengenal apa yang terjadi secara spontan berseru “ya, tentu saja” terhadap situasi yang sedang terjadi, dan validitas penyebab yang mendorong partisipan untuk mengetahui kenyataan yang menyebabkan transformasi. Menurut Richadson bahwa ada validitas tradisional yang sangat kaku dan hanya berdimensi dua. Ia menginginkan citra kristral sentral yang secara simetris mengkombinasikan substansi dan pendekatan-pendekatan, (Wiriaatmadja, 2008: 162-163).

1. Makna Validitas Menurut Sukardi (2009:300) validitas suatu instrument evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrument evaluasi untuk grup individual dan bukan instrument itu sendiri.

b. Validitas siartikan sebagai derajat yang menunjukan kategori yang bisa mencakup kategori rendah, menengah, dan tinggi.

c. Prinsip suatu tes valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk suatu tujuan saja.

2. Unsur Validitas

Ada dua unsur penting dalam validitas tes. Unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Validitas suatu tes harus menunjukan suatu derajat tertentu, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah.

b. Validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan spesifik. Sebagaimana pendapat R. L Thorndike dan H. P Hagen bahwa “validity is always in relation to a specific decision or use”, (Arifin, 2011: 245).

3. Faktor Mempengaruhi Validitas Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi valid. Beberapa vaktor tersebut secara gaaris besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.

a. Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi diantaranya sebagai berikut:

1) Arahan tes yang disusun dengan makna yang jelas sehingga dapat menambah validitas tes.

2) Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi harus mudah.

3) Item-item dikontruksikan dengan baik.

4) Tingkat kesulitan soal harus disesuaikan dengan pelajaran yang diterima siswa.

b. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor Faktor yang berasal dari administrasi dan skor yang dibuat oleh guru. Berikut adalah faktor yang bersumber dari administrasi dan skor antara lain:

1) Waktu mengerjakan harus sesuai dengan jumlah soal yang diberikan pada siswa, agar siswa tidak tergesah-gesah menjawab soal tersebut.

2) Pemberian petunjuk dari pengawas yang harus bisa dilakukan oleh semua siswa.

3) Teknik pemberian skor harus konsisten.

c. Faktor-faktor yang berasal dari jawaban siswa Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi valid karena dipengaruhi oleh jawaban siswa bukan evaluasi instrument lagi. Misalnya saja siswa senang mengikuti suatu ujian karena guru mata pelajaran mereka baik, ramah dan mudah dimengerti ketika menerangkan, atau ketika siswa harus tampil dalam evaluasi keterampilan suasana ketika tampil nyaman dan tenang, hal inilah yang dapat meningkatkan kualitas validitas suatu tes, (Sukardi, 2009: 38-39).