Persepsi Tenaga Kependidikan Berdasarkan Karakteristik Tenaga Kependidikan
4.3.3. Persepsi Tenaga Kependidikan Berdasarkan Karakteristik Tenaga Kependidikan
Analisis persepsi berdasarkan karakteristik digunakan untuk mengkaji jawaban dan penilaian pegawai mengenai setiap variabel yang digunakan dalam penelitian secara lebih mendalam, sehingga dapat dilihat persepsi dari setiap kategori karakteristik yang ada.
Tabel 12. Persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan jenis
kelamin tenaga kependidikan
Hubungan antar
Pengakuan Pekerjaan
kerja
institusi pribadi
itu sendiri
Laki - laki
Berdasarkan Tabel 12, terlihat bahwa tenaga kependidikan yang berjenis kelamin laki-laki memiliki persepsi yang baik terhadap seluruh indikator kepuasan kerja. Sedangkan tenaga kependidikan berjenis kelamin perempuan berpersepsi tidak puas terhadap indikator kompensasi dan pengakuan. Hal ini wajar terjadi, karena kebutuhan hidup setiap tenaga kependidikan berbeda satu sama lainnya. Dan pada indikator pengakuan, tenaga kependidikan yang berjenis kelamin perempuan memiliki persepsi yang tidak puas. Hal ini mungkin disebabkan mereka merasa penghargaan yang diberikan baik penghargaan finansial maupun non finansial tidak sesuai dengan harapan mereka dan adanya beberapa tenaga kependidikan perempuan yang masih berstatus tenaga honorer, dimana berdasarkan Tabel 9 tenaga kependidikan honorer tidak puas terhadap pengakuan yang diberikan institusi.
Tabel 13. Persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan usia
tenaga kependidikan
Hubungan antar
Pengakuan Pekerjaan
( tahun)
kerja
institusi pribadi
itu sendiri
Usia tenaga kependidikan sangat mempengaruhi motivasi dan kinerja seseorang. Pekerja yang masih muda tuntutan kepuasan kerjanya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja usia tua. Hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimiliki seorang pegawai (Hasibuan, 2003). Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa tenaga kependidikan memiliki persepsi yang baik terhadap seluruh indikator Usia tenaga kependidikan sangat mempengaruhi motivasi dan kinerja seseorang. Pekerja yang masih muda tuntutan kepuasan kerjanya lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja usia tua. Hal ini akan berpengaruh terhadap motivasi yang dimiliki seorang pegawai (Hasibuan, 2003). Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa tenaga kependidikan memiliki persepsi yang baik terhadap seluruh indikator
Sebaliknya, tenaga kependidikan dengan usia yang relatif muda pada umumnya mempunyai kekuatan fisik yang kuat, dinamis dan kreatif, namun disisi lain tenaga kependidikan yang berusia muda cenderung cepat merasa bosan dan sering merasa tidak puas terhadap sistem penggajian yang berlaku di institusi. Tenaga kependidikan usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kessenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
Tabel 14. Persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan tingkat pendidikan tenaga kependidikan
Kategori Kompensasi
Kondisi
Kebijakan
Hubungan antar
Pengakuan Pekerjaan
kerja
institusi pribadi
itu sendiri
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, bersikap dan memandang suatu masalah yang akhirnya akan berpengaruh pada perilaku dan cara memotivasi diri yang berbeda-beda. Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa persepsi tentang kompensasi pada kategori tingkat pendidikan ≤ SMP dan SMA sudah baik. Sedangkan pada kategori Diploma, S1 dan S2
kompensasi yang ditetapkan institusi, hal ini mungkin karena tenaga kependidikan merasa kompensasi yang diberikan tidak sesuai dengan harapan mereka dan beberapa tenaga kependidikan dengan tingkat pendidikan terakhir Diploma dan S1 masih berstatus tenaga honorer, dimana berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat tenaga kependidikan yang berstatus honorer merasa tidak puas terhadap sistem penggajian yang yang ditetapkan. Begitu pula pada kategori S2, mereka merasa tidak puas terhadap kompensasi. Hal ini mungkin karena mereka merasa reward yang diterima masih kurang sebanding dengan tingkat pendidikan dan hasil kerja mereka. Dan dilihat dari segi tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kemungkinan motivasi kerja yang dimilikinya akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan adanya keinginan untuk maju dan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik di masa yang akan datang, sehingga apabila hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapannya dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
Tingkat pendidikan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengambilan keputusan institusi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, partisipasi tenaga kependidikan terhadap pengambilan keputusan tenaga kependidikan akan semakin baik. Pada kategori tingkat pendidikan ≤ SMP, Diploma dan S2 memiliki persepsi yang tidak puas terhadap pengakuan. Hal ini dapat disebabkan ide-ide mereka dalam pengambilan keputusan kurang diperhatikan karena walaupun ide, usul dan saran mereka diterima di dalam rapat, pelaksanaannya masih belum teraplikasikan sehingga mereka merasa tidak puas. Dan tenaga kependidikan pun memiliki persepsi yang baik terhadap indikator pekerjaan itu sendiri kecuali pada tenaga kependidikan dengan tingkat pendidikan S2, hal ini mungkin karena tenaga kependidikan merasa jenuh dengan pekerjaannya yang mengakibatkan berkurangnya semangat kerja dan kebanggan dalam diri tenaga kependidikan saat mengerjakan pekerjaaan sehingga mereka merasa tidak puas.
Tabel 15. Persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan masa
kerja tenaga kependidikan
Hubungan antar
Pengakuan Pekerjaan
( tahun)
kerja
institusi pribadi
itu sendiri
Masa kerja tenaga kependidikan pada institusi berkaitan dengan pengalaman kerja, tingkat kejenuhan dan loyalitas tenaga kependidikan. Berdasarkan Tabel 15, Persepsi tenaga kependidikan untuk indikator kondisi kerja, kebijakan instutusi dan hubungan antar pribadi sudah baik pada semua kategori masa kerja. Sedangkan pada indikator kompensasi, tenaga kependidikan dengan masa kerja <5 dan 5-15 tahun memiliki persepsi yang tidak puas. Hal ini wajar terjadi, karena masa kerja juga berpengaruh dalam menentukan upah dan gaji serta beberapa tenaga kependidikan dengan masa kerja ini masih berstatus tenaga honorer dimana berdasarkan Tabel 5, tenaga kependidikan honorer tidak puas terhadap sistem penggajian yang ditetapkan. Dan pada indikator pengakuan, hampir seluruh kategori berpersepsi tidak puas. Hal ini mungkin karena tenaga kependidikan merasa pengakuan atau penghargaan baik berupa finansial maupun non finansial terhadap kinerja mareka dirasakan masih minim.
Tabel 16. Persepsi tentang variabel penelitian berdasarkan pangkat
atau golongan tenaga kependidikan
Hubungan antar
Pengakuan Pekerjaan
kerja
institusi pribadi
itu sendiri
Golongan I
Golongan II
III Golongan
Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa persepsi tenaga kependidikan yang berstatus PNS untuk indikator kompensasi sudah baik pada semua kategori pangkat atau golongan. Hal ini disebabkan
karena tenaga kependidikan PNS merasa bahwa institusi sudah memperhatikan unsur keadilan dalam sistem penggajiannya, karena mereka merasa institusi telah menyelenggarakan sistem kompensasi langsung dan tidak langsung (gaji dan tunjangan) yang sesuai dengan posisi atau jabatannya, dimana gaji pokok yang diberikan juga sudah sesuai dengan standar gaji yang ditetapkan. Persepsi tenaga kependidikan PNS untuk indikator kondisi kerja, kebijakan instutusi hubungan antar pribadi, pengakuan dan pekerjaan itu sendiri juga sudah baik pada semua kategori pangkat atau golongan. Hal ini dapat disebabkan tenaga kependidikan sudah merasa puas terhadap kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan sehat, peraturan jam kerja, penegakkan kedisiplinan, komunikasi yang baik antar rekan kerja serta tingkat pemahaman pekerjaan yang dikuasai dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan mereka.