Persepsi Tenaga Kependidikan Terhadap Kepuasan Kerja

4.3.1. Persepsi Tenaga Kependidikan Terhadap Kepuasan Kerja

Analisis persepsi tenaga kependidikan terhadap kepuasan kerja tenga kependidikan dilakukan berdasarkan faktor-faktor kepuasan kerja yaitu: kompensasi, kondisi kerja, kebijakan institusi, hubungan antar pribadi, pengakuan dan pekerjaan itu sendiri. Masing-masing komponen terdiri dari dua sampai lima indikator atau pertanyaan yang menggambarkan kepuasan kerja tenaga kependidikan.

Tabel 5. Persepsi tenaga kependidikan terhadap kompensasi

No Indikator

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

1. Keadilan dalam

2,31 Tidak Puas sistem penggajian 2. Pemberian

Puas

2,37 Tidak Puas kompensasi langsung dan tidak langsung (gaji dan tunjangan) yang sesuai dengan posisi atau jabatannya 3. Gaji yang diterima

Puas

2,02 Tidak Puas 4. Pemberian insentif

Puas

2,15 Tidak Puas yang sesuai dengan keterampilan dan kinerja 5. Reward sesuai dan

Tidak Puas

2,12 Tidak Puas sebanding dengan hasil kerja

2,19 Tidak Puas

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa tenaga kependidikan yang berstatus PNS memiliki persepsi yang baik terhadap kompensasi yang ditetapkan institusi. Sedangkan tenaga kependidikan honorer berpersepsi tidak puas terhadap kompensasi.

Tenaga kependidikan yang berstatus PNS merasa bahwa institusi sudah memperhatikan unsur keadilan dalam sistem penggajiannya,

institusi telah menyelenggarakan sistem kompensasi langsung dan tidak langsung (gaji dan tunjangan) yang sesuai dengan posisi atau jabatannya, dimana gaji pokok yang diberikan juga sudah sesuai dengan standar

karena

mereka

merasa merasa

Gaji yang ditetapkan lebih kecil dari UMR Kabupaten Bogor sebesar Rp. 991.714,00. Selebihnya institusi sudah memberikan yang terbaik bagi tenaga kependidikannya, karena gaji yang diberikan kepada tenaga kependidikan honorer disesuaikan dengan kemampuan unit kerja masing-masing.

Begitu pula dengan kepuasan gaji dan reward yang diterima juga masih kurang sebanding dengan hasil kerja tenaga kependidikan honorer. Hal ini wajar terjadi karena tenaga kependidikan honorer merasa jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan harapan mereka serta kebutuhan hidup setiap tenaga kependidikan berbeda satu sama lainnya. Pada indikator insentif, baik tenaga kependidikan yang berstatus PNS maupun honorer berpersepsi bahwa insentif yang diterima masih belum sesuai dengan kinerja mereka. Menurut Mangkunegara (2004), insentif kerja merupakan suatu motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. Insentif ini diberikan oleh organisasi kepada pegawai untuk bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tenaga kependidikan merasa pemberian insentif masih disamaratakan berdasarkan golongan atau pangkat saja tanpa melihat kinerja tenaga kependidikan yang besangkutan.

Tabel 6. Persepsi tenaga kependidikan terhadap kondisi kerja

No Indikator

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

1. Keamanan tempat

2,85 Puas kerja

Puas

2,95 Puas kebersihan tempat kerja 3. Sarana pendukung

2. Kenyamanan dan

Puas

3,10 Puas dan peralatan kerja

Kondisi kerja ini meliputi faktor suasana dan perlengkapan kerja yang mempengaruhi tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Institusi mengutamakan suasana dan kondisi kerja yang baik, harapannya agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan agar para tenaga kependidikannya dapat bekerja dengan nyaman serta terpenuhi segala kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Pada Tabel 6, tenaga kependidikan yang berstatus PNS maupun honorer memiliki persepsi yang baik terhadap terhadap kondisi kerja, mereka sudah merasa puas dengan keamanan, kenyamanan dan kebersihan tempat kerja. Peralatan untuk memenuhi kebutuhan kerja juga dirasakan tenaga kependidikan sudah cukup memadai dalam hal membantu menyelesaikan suatu pekerjaan. Berdasarkan persepsi tenaga kependidikan terhadap kondisi kerja dapat disimpulkan bahwa institusi telah menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan sehat yang dapat mendukung kesejahteraan tenaga kependidikan. Berdasarkan skor rataan persepsi tenaga kependidikan terhadap kondisi kerja termasuk dalam kategori puas.

Tabel 7. Persepsi tenaga kependidikan terhadap kebijakan institusi

No

Indikator

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

1. Peraturan jam kerja

2,76 Puas 2. Beban kerja yang adil

2,69

Puas

2,61 Puas 3. Kedisiplinan dalam

2,81

Puas

2,83 Puas penerapan peraturan

Pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa tenaga kependidikan yang berstatus PNS maupun honorer memiliki persepsi yang baik terhadap kebijakan institusi. Salah satu kebijakan yang diterapkan di institusi yaitu peraturan jam kerja, dalam rangka penegakkan kedisiplinan agar tenaga kependidikan datang bekerja tepat waktu, program rekap kehadiran akan menghitung kehadiran dari jam 08.00-

16.00 dengan toleransi waktu kurang lebih 30 menit. Begitu pula dengan beban kerja dan kedisiplinan penerapan peraturan. Sejauh ini, tenaga kependidikan bersepsi baik terhadap ketegasan institusi dalam menerapkan peraturan, salah satu contohnya yaitu, institusi akan memberikan teguran keras atau sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti memindahkan pegawai tersebut kepada unit kerja lain dan apabila unit kerja tersebut tidak mau menerima maka dipindahkan ke bagian SDM agar pegawai yang tidak disiplin dapat memperbaiki sikapnya dan berusaha untuk disiplin.

Tabel 8. Persepsi tenaga kependidikan terhadap hubungan antar

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

3,20 Puas baik sesama rekan kerja dan atasan 2. Membuka diri dalam 3,03

1. Komunikasi yang

3,18

Puas

3,00 Puas menerima pendapat dan kritik 3. Jarang terjadinya

Puas

2,93 Puas konflik

3,16

Puas

Menciptakan hubungan yang erat antar rekan kerja dan atasan akan meningkatkan semangat kerja dan kerja sama. Tabel 8 menunjukkan bahwa tenaga kependidikan memiliki persepsi yang baik terhadap hubungan antar pribadi. Hal ini terlihat dari komunikasi antar rekan kerja dan atasan sudah baik. Komunikasi yang baik antar rekan kerja tersebut dikarenakan di dalam mengerjakan pekerjaannya, tenaga kependidikan dituntut untuk dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kependidikan yang lain. Komunikasi yang baik dengan atasan pun dibutuhkan karena tenaga kependidikan dalam melakukan pekerjaannya perlu untuk melakukan koordinasi yang baik dengan atasan. Dengan sikap tenaga kependidikan yang selalu membuka diri untuk menerima pendapat dan kritik dari rekan kerja serta hubungan yang terjalin baik antar rekan kerja dan atasan dapat menciptakan rasa nyaman dan senang bagi tenaga kependidikan karena dapat bekerja dalam lingkungan kerja yang harmonis sehingga dapat mengurangi konflik yang dapat menggannggu pekerjaan.

Tabel 9. Persepsi tenaga kependidikan terhadap pengakuan

No Indikator

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

1. Penghargaan yang

2,17 Tidak Puas diberikan institusi

2,63

Puas

2,36 Tidak Puas ide, usul dan saran 3. Dilibatkan dalam

2. Perhatian atasan atas 2,54

Puas

2,53 Puas pemecahan masalah yang terjadi

2,35 Tidak Puas

Tenaga kependidikan menginginkan pengakuan atas prestasi kerja yang dicapai. Rasa bangga terhadap pekerjaan timbul karena tenaga kependidikan merasa pekerjaan dan jabatan mereka diakui dan dihargai baik oleh rekan kerja dan atasan. Tenaga kependidikan selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan kerja sehingga mendapatkan penghargaan yang layak dari institusi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.

Namun Pada Tabel 9, dapat diketahui bahwa tenaga kependidikan honorer berpersepsi bahwa pengakuan yang diterima tidak sesuai dengan harapan mereka, mereka merasa tidak puas terhadap penghargaan yang diberikan. Hal tersebut dikarenakan tenaga kependidikan honorer belum mendapatkan penghargaan finansial seperti yang didapatkan tenaga kependidikan PNS, dimana penghargaan tersebut diberikan oleh institusi kepada tenaga kependidikan PNS yang memiliki prestasi baik dengan peringkat satu sampai lima dari masing-masing unit kerja. Sebagian besar tenaga kependidikan setuju bahwa mereka selalu dilibatkan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh atasan. Tenaga kependidikan merasa bahwa partisipasi mereka diperlukan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap ide- ide sehingga mereka diakui keberadaannya. Dilibatkannya tenaga kependidikan dalam pengambilan keputusan dinilai sudah baik, namun tenaga kependidikan honorer merasakan walaupun ide, usul dan saran mereka diterima didalam rapat, pelaksanaannya masih belum teraplikasikan sehingga mereka merasa ide-ide mereka kurang diperhatikan.

Tabel 10. Persepsi tenaga kependidikan terhadap pekerjaan itu sendiri

No Indikator

Honorer Skor Interpretasi Skor Interpretasi

PNS

1. Tingkat pemahaman

2,88 Puas pekerjaan yang dikuasai mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan 2. Kesempatan

Puas

2,78 Puas menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki 3. Pekerjaan yang

Puas

2,73 Puas dilakukan membuat keterampilan dan pengetahuan bertambah

Puas

Total

Puas

2,80 Puas

Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa tenaga kependidikan yang berstatus PNS maupun honorer memiliki persepsi yang baik terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dari tingkat pemahaman pekerjaan yang dikuasai tenaga kependidikan dapat mendukung pelaksanaan pekerjaan mereka. Hasil pekerjaan menjadi baik dan maksimal ketika tenaga kependidikan sudah mengetahui dan memahami prinsip dan metode dalam melaksanakan pekerjaan dengan benar.

Institusi sudah mengutamakan pengembangan diri dan keahlian tenaga kependidikan, khususnya sebagai dasar peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat mendukung pelaksanaan kerja tenaga kependidikan. Hal ini terlihat dari sebagian besar tenaga kependidikan sudah merasa puas karena institusi telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki sehingga membuat mereka bekerja lebih giat. Kesempatan ini memungkinkan tenaga kependidikan bebas menggunakan atau mengembangkan pikiran dan cara sendiri serta memiliki tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Sehingga tenaga kependidikan merasa pekerjaan yang mereka lakukan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5