Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor
4.1. Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor
4.1.1. Sejarah Singkat Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor adalah kelanjutan dari lembaga- lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian dan kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20. Sebelum perang dunia II lembaga-lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare Landbouw School, Middlebare Bosbouw School dan Nederlandsch Indische Veeartsen School.
Pada awalnya, IPB terdiri dari lima fakultas yaitu: Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan yang berasal dari Jurusan Pertanian dan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Hewan dan Fakultas Peternakan berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan laut Universitas Indonesia, sedangkan Fakultas Perikanan merupakan gabungan Jurusan Perikanan Darat Fakultas Pertanian Universitas Indonesia dan Jurusan Perikanan Laut Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia. Pada tahun 1964, IPB berkembang menjadi 6 fakultas dengan didirikannya Fakultas Teknologi dan mekanisasi pertanian (FATEMETA), yang pada tahun 1968 berubah menjadi Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian serta tahun 1981 hingga saat ini bernama Fakultas Teknologi Pertanian.
Pada tahun 2000 IPB membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Pada tanggal 26 Desember 2000, melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 154 IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dengan penetapan ini maka IPB dalam menyelenggarakan kegiatan bersifat otonom. Sejalan dengan kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan Kurikulum Program Pendidikan IPB, dilakukan penataan departemen dengan menerapkan Kurikulum Sistem Mayor-
Minor dan mulai berlaku bagi mahasiswa tahun masuk 2005/2006. Melalui penataan departemen ini pula, IPB pada tahun 2005 membentuk Fakultas baru dengan nama Fakultas Ekologi Manusia.
4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Institut Pertanian Bogor
a. VISI
Menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional dalam pengembangan IPTEKS dan sumber daya manusia dengan kompetensi utama pertanian tropika.
b. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan mendatang.
2. Pengembangan IPTEKS ramah lingkungan melalui penelitian mutakhir.
3. Meningkatkan kesejahteraan umat manusia melalui penerapan dan pendayagunaan IPTEKS.
4. Terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan hak azasi manusia.
c. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, yang mampu mengembangkan dan menerapkan IPTEKS.
2. Inovasi IPTEKS ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional dan memperbaiki kesejahteraan umat manusia.
3. Menjadikan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang siap menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan pembangunan yang berubah dengan cepat dan baik secara nasional maupun global.
4. Menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani Indonesia.
d. MOTTO
Mencari dan Memberi yang Terbaik.
4.1.3. Pedoman Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan
1. Kriteria Penilaian
a. Kehadiran (20%)
Kehadiran dihitung berdasarkan hasil pencatatan data finger print atau catatan harian kehadiran manual bagi unit kerja yang tidak ada alat finger printnya dan keterangan tambahan apabila tidak memungkinkan melakukan finger print karena alasan khusus yang diketahui oleh atasan langsung. Jumlah jam hadir adalah 8 jam/hari dengan kisaran nilai = 0-100, untuk 0- 100% kehadiran. Untuk mengantisipasi “ketidakdisiplinan” pegawai untuk datang/pulang sesuai dengan jam kerja dan atau penugasan dari atasan. Hal ini akan menjadi pertimbangan dalam menilai kedisiplinan dalam kriteria kualitas kerja.
b. Produktivitas (30%)
Produktivitas kerja individu dinilai dari target pencapaian tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan dapat berupa tugas rutin atau penugasan dari pimpinan atau atasan yang bersangkutan. Penilai adalah atasan langsung masing-masing tenaga kependidikan. Tingkat kejujuran, obyektifitas dan ketegasan atasan sangat berpengaruh dalam kualitas penilaian. Penilaian harus berorientasi untuk pembinaan yang bersangkutan agar meningkatkan prestasi kerja dan semangat membangun kualitas IPB.
c. Penilaian Kualitas Kerja (30%)
Kualitas kerja terdiri dari beberapa komponen, yaitu: Inisiatif atau kreativitas, tanggung jawab, ketelitian atau kerapihan, kecepatan kerja atau efisiensi, kerja sama dan kedisiplinan. Masing-masing komponen memiliki kisaran nilai 0-100.
d. Penilaian oleh unit Terkait atau Penilai Independen (20%)
Penilaian meliputi kualitas pelayanan dari unit tersebut, dapat berupa kualitas produk yang dihasilkan, kecepatan, Penilaian meliputi kualitas pelayanan dari unit tersebut, dapat berupa kualitas produk yang dihasilkan, kecepatan,
2. Koordinasi pada Tingkat Unit Kerja
Rapat persiapan pemberian tugas atau evaluasi nilai produktivitas dan kualitas kerja dilakukan melalui rapat koordinasi pimpinan di unit kerja, misal Tingkat Fakultas, Lembaga, Departemen, Pusat, Direktorat, Kantor, Perpustakaan dan seterusnya.
3. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah PNS dan tenaga honorer, sehingga urutan rangking kinerja merupakan gabungan PNS dan honorer.
4. Imbalan Kinerja
Nilai kinerja ini akan menjadi dasar pertimbangan dalam penilaian DP3 tahunan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, promosi-promosi dan insentif. Pemberian insentif akan diberikan setiap bulan berdasarkan huruf mutu nilai kinerja masing-masing. Perhitungan insentif berupa uang tersebut akan dihitung berdasarkan analisis statistik nilai kinerja yang akan ditentukan kemudian. Insentif ini adalah bentuk penghargaan yang diberikan IPB kepada SDMnya, namunpemberian insentif tersebut akan disesuaikan dengan kondisi keuangan IPB, walaupun kinerja tenaga honorer akan dinilai, akan tetapi pemberian insentif belum dapat diberikan secara langsung dari kantor pusat, penilaian ini akan menjadi catatan penilaian yang bersangkutan apakah layak untuk diajukan menjadi tenaga tetap IPB BHMN atau CPNS (jika ada informasi).