Sistem dan peralatan penyetop api yang disyaratkan.

4.7.5.1. Sistem dan peralatan penyetop api yang disyaratkan.

Penetrasi atau penembusan konstruksi untuk kabel-kabel, rak kabel, konduit, pemipaan, tabung, ven asap dan ven pembuangan, pengawatan dan Penetrasi atau penembusan konstruksi untuk kabel-kabel, rak kabel, konduit, pemipaan, tabung, ven asap dan ven pembuangan, pengawatan dan

Sistem atau peralatan penyetop api tersebut harus diuji berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang, “Standar Metoda Uji Api Penyetop Api

Penetrasi Langsung 14 , atau, “Standar Uji Api Penyetop Api Penetrasi Langsung” 15 , pada beda tekanan positif minimum 2.5 N/m 2 (0.01 inci) kolom air antara permukaan yang terpapar dan tidak terpapar pada saat dilakukan pengujian dengan konstruksi pasangan benda uji.

4.7.5.1.1 Persyaratan sebagaimana disebutkan dalam butir 4.7.5.1 tidak berlaku kecuali diizinkan oleh salah satu ketentuan sebagai berikut:

(1) Apabila penetrasi tersebut diuji dan dipasang sebagai bagian dari suatu pasangan konstruksi yang diuji dan ditentukan tingkat ketahanan apinya mengikuti ketentuan yang berlaku tentang “Standar Tatacara Pengujian Ketahanan Api pada Bahan Bangunan

gedung dan Konstruksi ( 5 ); “Standar Metoda Uji Api pada Bahan Bangunan gedung dan Konstruksi 16 , atau “Standar Uji Api pada Bahan Bangunan gedung dan Konstruksi” 17 .

(2) Apabila penetrasi lantai dilindungi dalam suatu ruangan saf yang dirancang sebagai penghalang api.

(3) Apabila digunakan beton, campuran beton atau adukan untuk mengisi rongga melingkar di sekeliling pipa dari besi tuang, pipa tembaga, atau pipa baja yang menembus satu atau lebih pasangan konstruksi beton atau adukan tahan api dimana kedua kriteria berikut dipenuhi :

(a) Diameter nominal dari setiap penetrasi tidak melebihi 150 mm (6 inci) dan ukuran bukaan tidak melampaui 0.09 m 2 (1 ft 2 )

(b) Ketebalan beton, campuran beton atau adukan sama dengan ketebalan penuh pasangan konstruksi dimana penetrasi terjadi.

(4) Apabila bahan penyetop api digunakan dalam hal penetrasi sebagaimana disebutkan dalam butir 4.7.5.1.1 (1) hingga butir 4.7.5.1.1 (3) dan kedua kriteria berikut dipenuhi :

(a) Penetrasi dibatasi hanya 1 (satu) lantai

(b) Bahan penyetop api harus mampu mencegah lewatnya asap dan gas panas yang cukup bisa menyulut serpihan katun apabila dikenai api yang tumbuh mengikuti kurva temperatur – waktu, sesuai ketentuan yang berlaku tentang “Standar Tatacara Pengujian Ketahanan Api pada Bahan Bangunan gedung dan Konstruksi 5) ; “Standar Metoda Uji Api pada Bahan Bangunan gedung dan Konstruksi “ 16) ; atau “Standar Uji Api pada Bahan Bangunan gedung dan Konstruksi” 17) , pada suatu

beda tekanan minimum sebesar 2.5 N/m 2 (0.01 inci) kolom air pada lokasi penetrasi selama perioda waktu ekivalen dengan tingkat ketahanan api yang disyaratkan dari pasangan konstruksi yang ditembusi.

4.7.5.1.2 Diameter nominal maksimum dari unsur penetrasi berikut harus tidak lebih besar dari 100 mm dan jumlah luas semua unsur penetrasi tidak melampaui 0.06 m 2 untuk setiap 0.3 m 2 luas lantai atau dinding :

(1) Kabel baja, besi atau tembaga (2) Kabel atau kawat dengan penutup dari baja (3) Pipa dari besi tuang, baja atau tembaga (4) Konduit atau tabung baja

4.7.5.1.3 Sistem dan peralatan penyetop api harus memiliki tingkat ketahanan api (F rating) sekurang-kurangnya 1 jam, tetapi tidak kurang dari nilai tingkat ketahanan api dari konstruksi penghalang api yang ditembus .

4.7.5.1.4 Penetrasi pada pasangan konstruksi horizontal yang tahan api harus memiliki tingkat ketahanan api (T rating) minimal 1 jam, namun tidak kurang dari nilai tingkat ketahanan api pasangan konstruksi horizontal tersebut, dan tidak diperlukan apabila kondisi berikut terjadi :

(1) Penetrasi di lantai, berada di dalam rongga pada pasangan konstruksi dinding tersebut.

(2) Penetrasi lewat lantai atau pasangan konstruksi lantai dimana penetrasi tidak kontak langsung dengan bahan mudah terbakar