4. Tablet Kunyah, dimaksudkan untuk dikunyah memberikan residu dengan
rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Tablet ini digunakan untuk formulasi tablet multivitamin dan
antasida.
5. Tablet Effervescent yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi
granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu menjelaskan gas ketika bercampur dengan air.
6. Tablet Triturat, tablet ini bentuknya kecil dan silinder serta biasanya
mengandung sejumlah kecil obat keras.
7. Tablet Hipodermik yaitu tablet untuk dimasukkan kebawah kulit,
merupakan tablet triturat, asalnya dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.
8. Tablet Lepas Lambat, dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan
tersedia dalam jumlah waktu tertentu setelah obat diberikan Ditjen POM, 1995.
2.2.2 Keunggulan Bentuk Sediaan Tablet
Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang sangat populer, dimana hampir sebagian besar bentuk sediaan farmasi terdapat dalam bentuk
tablet hampir 60. Hal ini didukung oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh tablet, yaitu:
a. Tablet dapat diproduksi dalam skala besar dan dengan kecepatan produksi
yang sangat tinggi sehingga lebih murah b.
Memiliki kecepatan dosis tiap tablet tiap unit pemakaian c.
Lebih stabil dalam bentuk kering d.
Dapat dibuat produk untuk berbagai profil pelepasan e.
Mudah dalam pengepakan blister atau strip dan transportasi f.
Pasien dapat membawa kemana pun dengan mudah
Universitas Sumatera Utara
g. Produk dapat dengan mudah diidentifikasi dengan memebrikan tanda
logo di punch atau dengan printing h.
Dapat dengan mudah digunakan sendiri oleh pasien tanpa bantuan tenaga medis Sulaiman, 2007.
2.3 Maag
Penyakit maag dyspepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar uluh hati. Dyspepsia yang paling dikenal adalah radang
lambung gastritis. Gastritis merupakan peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung, gejala yang khas pada gastritis berupa nyeri atau
perih pada uluh hati meskipun baru saja makan. Peradangan pada lambung tidak hanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi
asam lambung, tetapi juga dapat dikarenakan injeksi sejumlah bakteri. Jika kondisinya sudah parah maka infeksi bakteri akan menyebabkan borok-borok
pada lambung atau tukak lambung Tambunan, 1994; Yuliarti, 2009. Penyebab rasa nyeri dan perih adalah karena berkurangnya daya tahan
selaput lendir-lendir dinding lambung yang dalam keadaan normal sangat tahan terhadap asam klorida Tjay dan Rahardja, 2007.
2.3.1 Gejala Klinis Penyakit Maag
Adapun gejala–gejala yang sering ditunjukkan pada penyakit maag yaitu: 1.
Rasa terbakar di lambung dan akan menjadi semakin parah ketika sedang makan
2. Mual-mual
3. Muntah
4. Kehilangan nafsu makan
5. Merasa lambung sangat penuh sehabis makan
6. Berat badan menurun Yuliarti, 2009.
Universitas Sumatera Utara