Karakteristik fisik laterit

d. Karakteristik fisik laterit

Laterit pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi 4 zona, yaitu zona limonit merah, limonit kuning, saprolit, dan batuan dasar.

1. Zona limonit merah Limonit merah memiliki memiliki warna merah tua dan terkadang merah kecoklatan, tidak kompak, tingkat kekerasan lunak, memiliki tingkat pelapukan tinggi, tingkat kemagnetan

sedang-kuat, ukuran butir lempung-krikil. Komposisi mineral pada zona limonit merah terdriri dari hematit dan goetit dengan dominasi mineral hematit.

2. Zona limonit kuning Limonit kuning memiliki warna kuning hingga kuning kecokelatan, tidak kompak, tingkat kekerasan lunak, memiliki tingkat pelapukan tinggi, tingkat kemagnetan sedang, ukuran butir halus (lempung-lanau). Komposisi mineral pada zona limonit kuning terdriri dari goetit dan mangan dengan dominasi mineral goetit.

3. Zona saprolit Limonit Zona saprolit pada daerah penelitian memiliki warna hijau sampai hijau kekuningan, ukuran butir pasir- bongkah, tingkat kemagnetan lemah-sedang, tingkat pelapukan pada zona ini bervariasi mulai dari lapuk rendah hingga lapuk sedang. Komposisi mineral pada zona ini terdiri dari serpentin, goetit, mineral lempung, olivine, dan mangan.

4. Zona batuan dasar Terdiri dari batuan ultramafik. Komposisi mineral pada zona ini terdiri dari serpentin, olivin, dan piroksen.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 4. Zona profil laterit (a) limonit merah, (b) limonit kuning, (c) saprolit, dan

(d) batuan dasar

e. Karakteristik kimia laterit

Analisis kimia laterit menggunakan data pemboran CD00450. Limonit merah memiliki ketebalan 2 meter dengan kandungan Fe sekitar 46,6-48,7%, Mg sekitar 0,3-0,4%, Si sebesar 1,3- 1,7%, Al sebesar 5,1-5,5%, dan Ni sebesar 0,5-0,6%. Limonit kuning memiliki ketebalan 4 meter dengan Fe sekitar 47,5-48,4%, Mg sekitar 0,3-0,4%, Si sebesar 1,3-2,2%, Al sebesar 5,1-5,5%, dan Ni sebesar 0,9-0,98%. Saprolit memiliki ketebalan 1,40 meter dengan Fe sekitar 37-39,1%, Mg sebesar 2,4-2,8%, Si sebesar 9,6-9,7%, Al sebesar 2,44%, dan Ni sebesar 1,42-1,54%. Bedrock memiliki Fe sekitar 3,8-4%, Mg sebesar 19,9-21,3%, Si 19,4-19,8%, Al sebesar 0,37%, dan Ni sebesar 0,35-0,40%.

Gambar 5. Profil Kimia Laterit PEMBAHASAN

Satuan batuan ultrabasa dan satuan batuan basa disebandingkan dengan Batuan Ultrmafik (Mub) yang berumur Jura, sedangkan satuan tuff disebandingkan dengan Formasi Haruyan (Kvh) yang berumur kapur akhir. Kemunculan laterit nikel tidak lepas dari beberapa faktor pada daerah penelitian yaitu, batuan asal, struktur geologi, dan morfologi. Tersingkapnya batuan ultrabasa di daerah penelitian merupakan bagian dari ofiolit meratus. Ofiolit tersebut hadir akibat adanya kolisi antara blok Paternosfer dengan blok Schwaner yang membuat batuan kerak samudera timbul ke permukaan. Batuan ultrabasa ini merupakan batuan dengan komposisi nikel sekitar 0,3 % yang nantinya akan mengalami supergent enrichment. Namun, pada daerah penelitian serpentinisasi mempengaruhi nikel untuk terkayakan. Munculnya serpentin diinterpretasikan oleh proses hidrotermal akibat subduksi. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya mineral garnierit di lapangan. Berdasarkan karakteristik endapan laterit, daerah penelitian diinterpretasikan memiliki tipe laterit oksida.hal ini dimungkinkan karena dominasi

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

mineral-mineral oksida dan zona saprolit yang cukup tipis dengan kand ungan nikel yang tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 1,5%. Unsur-unsur seperti Al dan Fe cenderung memilki kadar yang cukup tinggi pada zona limonit, sedangkan pada zona saprolit dan batuan dasar unsur Al dan Fe akan mengecil. Hal ini dikarenakan Al dan Fe merupakan unsur yang bersifat Immobile. Unsur Si dan Mg pada zona limonit memiliki kadar yang kecil, namun pada zona saprolit dan batuan dasar memiliki kadar yang cukup besar. Hal ini dikarenakan batuan dasar memiliki komposisi asal Si dan Mg yang cukup besar. Unsur Ni memiliki perilaku geokimia dengan kadar yang kecil pada zona limonit. Pada zona saprolit unsur Ni mengalami kenaikan kadar, sedangkan pada batuan dasar unsur Ni kembali mengecil. Hal ini dikarenakan Ni bersifat semi mobile. Ni di zona saprolit yang lebih tinggi daripada di limonit dan batuan dasar merupakan hasil dari pengayaan akibat pelapukan.