359560801 SEMNAS FTM 2017. pdf

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN XII

“Optimalisasi Sumber Daya Alam dan Energi untuk Kemakmuran Bangsa ”

Penanggung Jawab

: Dr. Ir. Suharsono, MT.

Ketua

: Dr. Yatini, M.Si.

Wakil Ketua

: Dr. Sutarto, MT.

Sekretaris

: Ika Wahyuning Widiarti, S.Si., M. Eng.

Bendahara

: Ir. Peter Eka Rosadi, MT.

Tim Reviewer Ketua

: Dr. Suranto, ST., MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

Anggota

: 1. Prof. Dr. Sismanto, M.Si. (Universitas Gadjah Mada)

2 . Dr. Ir. Prasetyadi, MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

3. Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, MT. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

4. Dr. Ir. Andi Sungkowo, M.Si. (UPN “Veteran” Yogyakarta)

5. Dr. Andi Erwin, ST., MT. (STTNAS)

Editor

: Ratna Widyaningsih, ST., M. Eng.

Penyunting

: Dewi Asmorowati, ST., MT.

Desain Sampul dan Tata Letak

: Hafiz Hamdalah, ST., M.Sc.

Penerbit

: Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta

Redaksi :

Jl. SWK 104, Lingkar Utara Condongcatur Yogyakarta Gd. Arie F. Lasut Lt. 1 Telp : 0274 487814 Email : ftm@upnyk.ac.id

Distributor Tunggal :

Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Jl. SWK 104, Lingkar Utara Condongcatur Yogyakarta Gd. Arie F. Lasut Lt. 1 Telp : 0274 487814 Email : ftm@upnyk.ac.id

Cetakan Pertama, September 2017

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang Memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

ii

KATA PENGANTAR

Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Energi berupa minyak bumi, gas alam, batubara, mineral logam, dan minaral lain serta berbagai bahan galian industri yang sangat besar. Sumber daya yang ada belum termanfaatkan secara optimal, hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Belum lengkapnya inventarisasi, masih minimnya kebijakan yang memihak atau belum tersosialisasikannya kebijakan baru. Beberapa permasalahan yang terkait dengan penggunaan lahan yang menimbulkan konflik horisontal menjadi kendala lain. Untuk itu peranan perguruan tinggi sebagai agen peneliti dan organisasi profesi menjadi kunci dalam menjalin hubungan dengan dunia industri. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta sebagai institusi pendidikan tinggi yang sudah banyak menghasilkan pakar dan lulusan bidang kebumian (pertambangan, perminyakan, geologi, geofisika, dan teknik lingkungan kebumian) dengan komitmen dasar Disiplin, Kejuangan, dan Kreatifitas tetap mengendalikan dan menjaga eksistensi keseimbangan bumi dan pengelolaannya dengan landasan sesanti Widya Mwat Yasa. SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN sebagai kegiatan rutin tahunan dari Fakultas Teknologi Mineral untuk mewadahi karya para pakar, akademisi, peneliti, dan mahasiswa pascasarjana dalam mempublikasikan karyanya secara nasional. Seminar ini juga sebagai wahana menyampaikan hasil analisis dan pemikiran mengenai teknologi, sistem dan solusi dalam pengelolaan serta pengoptimalan pemanfaatan energi, sumberdaya mineral, dan lingkungan di Indonesia. Seminar Nasional ke XII yang adakan pada tangal 14 September 2017 mengusung tema "Optimalisasi Sumber Daya Mineral dan Energi Untuk Kemakmuran Bangsa". Seminar di awali dengan panel dan dilanjutkan dengan sesi paralel. Jumlah seluruh paper masuk sebanyak 101 buah. Paper diterima sebanyak 88 buah, yang terdistribusi pada sesi oral sebanyak 54 buah dan poster 34 buah. Kepada para panelis, pemakalah, sponsor dan seluruh peserta serta Civitas Akademika UPN “Veteran” Yogyakarta diucapkan terimakasih atas kerjasamanya. Tiada gading yang tidak retak, masukan dan kritik membangun sangat diharapkan.

Yogyakarta, 14 September 2017 Ketua Panitia,

Dr. Yatini, M.Si.

iii

26. Optimalisasi Penataan Lahan & Analisis Fisika-Kimia Tanah Pada Area Disposal Utara Untuk Reklamasi di PT. Manambang Muara Enim, Desadarmo, Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim-Sumatera Selatan

Toni Tunliu, Indah Reis Bannesi, Kristanto Jiwo S, Albertus J. Pontus ................................ 215

27. Pengolahan Limbah Air Terproduksi (Produced Water) Dari Kegiatan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi PT. XYZ

Yodi Prapeta Dewi, Muhammad Busyairi, Arzano Rohmahendi ......................................... 226

28. Kajian Teknis Pengendalian Kebisingan Dan Debu Dalam Operasional Tambang Batubara Di Sarolangun Provinsi Jambi Dengan Water Truck Dan Administratif

Yolinsa Mahulette, Mohammad Nurcholis, Margaritha Francis ....................................... 232

29. Analisis Tingkat Pencemaran Air Tanah Dangkal Serta Rekomendasi Pengelolaan Lahan Di Wilayah Perkotaan

Puji Pratiknyo, Gneis Desika Zoenir, Bella Wijdani Sakina . ........................................... 238

30. Pengkajian Fenomena Amblesan Untuk Mitigasi Bencana Geologi di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur

Eko Teguh Paripurno, Aditya Pandu Wicaksono, Arif Rianto BN ................................... 249

31. Pengaruh Infiltrasi Air Hujan Terhadap Tingkat Kestabilan Lereng Daerah Sidomulyo Dan Sekitarnya, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewaa Yogyakarta

Agustina Slamet, Puji Pratiknyo ..................................................................................... 269

32. Pengaruh Tambang Batubara Terhadap Lingkungan Air Dan Tanah PT. Senamas Enrgindo Mineral, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah

Andriano Dwichandra, Peter Eka Rosadi ........................................................................ 274

33. Kajian Pengelolaan Air Asam Tambang Dari Stockpile Batubara Dengan Menggunakan Metode Aerobic Wetland

Margaritha

A Francis, Mohammad Nurcholis, Yolinsa Mahulette, Rio Jecson Gainau 283

34. Studi Reklamasi Dengan Cara Revegetasi Pada Area Lahan Bekas Penambangan Batugamping Di Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Provinsi D.I Yogyakarta

Mariazinha Moniz Sarmento, Welfy Moniz ..................................................................... 289

35. Pengaruh Nilai GSI dan Kontrol Lithologi Untuk Menetukan Zona Kristis Potensi Longsor Massa Batuan Pada Analisa Kinematika di Tambang Terbuka Tumpangpitu Banyuwangi

Bimo Prasetyo Danar laksono ........................................................................................... 295

36. Evaluasi Kualitas Lingkungan TPA Mrican Di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Melalui Penilaian Indeks Resiko

Wendi Zikri Arma, Suharwanto, Ika Wahyuning Widiarti .................................................. 303

D. TEMA GEOLOGI GEOFISIKA

37. Intergrasi Model Geologi Permukaan Dan Bawah Permukaan Cebakan Mineralisasi Sulfida Tinggi Di Daerah Kalirejo, Kokap, Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta

Galih Imam Priyadi, Arditya Tri Yuliwardana, Agustinus Katon Antariksa, Fajar Sulistyo, Damas Muharif ................................................................................................ 311

38. Identifikasi Dan Evaluasi Reservoar Batupasir Low-Resistivity Pada Formasi Gumai, Sub-Cekungan Jambi

Rian Cahya Rohmana, Jarot Setyowiyoto, Salahuddin Husein, Yosse Indra, Aldis Ramadhan ...................................................................................................................... 319

vi

DISTRIBUSI DAN KARAKTERISTIK MANIFESTASI GEOTHERMAL BERDASARKAN DATA MINERAL ALTERASI DAN GEOKIMIA: STUDI KASUS GEDONGSONGO, UNGARAN, JAWA TENGAH

Petrus Aditya EKANANDA, Rizky Pravira FAJAR, Nisa APRILIYANI, Mukhammad NURDIANSYAH,

Jundiya Al HAQIQI, Farida Dwi ARYATI, Yoga ARIBOWO

Universitas Diponegoro Email : petrus.aditya131@gmail.com, rizkypf@gmail.com

ABSTRACT

Geothermal is one of the energy resources that can become the main pillar of the nation’s energy, that’s why it requires further study about geothermal. Gedongsongo is located at southern part of Ungaran Vo lcano, Semarang, Central Java. The manifestation found at that place are fumarole, warm springs, and altered roc ks. This paper aims to update the alteration map zone based on altered rocks distribution which was found, and also to compare the data of previous study on geochemica l fluids. Altered rocks petrography and geochemical fluids analysis are used to obtain the data. Based on rock samples, there are two different kinds of altered roc k litho logy, which are blac k and white altered rocks. In addition, at some point in the loca tion, shows the charac teristic of parental rock such as volcanic breccia and andesite lava. Based on XRD data, b lack altered rocks contain minerals, which are Halloysite, Illite and Anorthite. On the other side, white altered rocks contain minerals, which are Anorthite, and Kao linite. Based on the existence of that minerals, they fo rmed at around 100 o

C on acid environmental condition. After being plo tted on HCO 3 -SO 4 -Cl Ternary Diagram, it was found that the

fluids composition at Gedongsongo included in peri pheral water zone. Where from the data obtained,

that HCO 3 ions are more dominant than SO 4 and Cl ions, which concludes that fluids composition at

Gedongsongo are bicarbonate water. And there are also possibilties of other fluids besides bicarbonate water at Gedongsongo. This provide new insights into geothermal system in Gedongsongo. Keywords: Geothermal, Geochemical, Altered minerals, Gedongsongo

ABSTRAK

Gedongsongo terletak di bagian selatan Gunungapi Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Manifestasi yang ditemukan berupa fumarol, mataair panas serta batuan ubahan. Paper ini bertujuan untuk memperbarui peta zonasi alterasi berdasarkan sebaran batuan ubahan yang ditemukan serta membandingkan data geokimia fluida dari studi yang telah dilakukan sebelumnya. Me tode yang digunakan berupa analisis berdasarkan petrografi batuan ubahan dan geoki mia fluida. Berdasarkan sampel batuan yang ditemukan, terdapat dua litologi batuan ubahan yang berbeda yaitu litologi batuan ubahan hi tam dan batuan ubahan berwarna putih. Se lain itu terlihat pula pada beberapa titik di lokasi masih memperlihatkan karakteristik batuan asal seperti breksi vulkanik dan lava andesi te. Kemudian berdasarkan data XR D, pada batuan ubahan hitam mengandung mineral berupa Haloisite, Illi te, dan Anortite. Sedangkan pada batuan ubahan warna putih mengandung mineral ubahan Anortite dan Kaolinite. Berdasarkan keterdapatkan tersebut, mineral terbentuk pada suhu sekitar + - 100 o

C pada kondisi lingkungan dengan pH asam. Setelah dilakukan pengeplotan pada Diagram Ternary HCO 3- SO 4 -Cl, komposisi fluida daerah Gedongsongo termasuk dalam zona peripheral water. Dimana dari data yang ada didapatkan bahwa ion HCO 3 lebih mendo minasi dibandingkan ion SO 4

dan Cl, sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan fluida di Gedongso ngo merupakan air bikarbonat. Selain itu pula terdapat kemungkinan fluida selain fluida bikarbonat pada daerah Gedongsongo. Kata kunci : Geothermal, Mineral Alterasi, Geokimia, Gedongsongo

PENDAHULUAN

Lapangan panasbumi Gedongsongo terletak pada lereng selatan Gunung Ungaran. Daerah penelitian terletak ± 30 km sebelah baratdaya Kota Semarang, secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Candi dan sekitarnya, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah (Gambar 1). Secara astronomis terletak pada Zone 49 UTM (Universal Transverse Mercator) posisi koordinat X1: 426545; Y1: 9204320; X2: 427960, dan

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Y2: 9202720, yang tercakup dalam lembar Sumowono, Jawa Tengah. Lembar peta nomor 1408- 541 dengan skala 1 : 25.000.

Gunung Ungaran merupakan salah satu gunungapi kuarter yang berada di Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunungapi Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu) sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng (Bemmelen, 1970). Gunungapi ini merupakan produk dari magmatisme belakang busur (back arc basin). Terdapat manifestasi panasbumi seperti mataair panas, fumarola dan batuan ubahan yang mengindikasikan suatu sistem panasbumi di daerah tersebut.

Tujuan dari paper ini adalah untuk memperbarui peta zonasi alterasi berdasarkan sebaran batuan ubahan yang ditemukan serta membandingkan data geokimia fluida dari studi

yang telah dilakukan sebelumnya.

METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam pembuatan paper ini berupa analisis berdasarkan petrografi batuan ubahan dan geokimia fluida.

1. Metode petrografi: Menganalisa sayatan tipis dari batuan ubahan yang berada di daerah penelitian dan kemudian diamati dengan mikroskop untuk mengetahui mineral penyusun batuan.

2. Metode geokimia: Menganalisa sifat geokimia dari fluida yang ada di daerah penelitian untuk menentukan asal fluida.

HASIL

a. Manifestasi geothermal  Warm pools pada STA 1  Steaming ground pada STA 1 dan STA 2

 Fumarole pada STA 2  Mud pots pada STA 2

b. Deskripsi batuan megaskopis Terdapat 8 sampel batuan yang diambil langsung di lapangan, berikut adalah deskripsi batuan yang diambil :

 Sampel batuan STA 1 – IIGCE – A Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah

hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 1 – IIGCE – B Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini

memiliki sortasi very well sorted, kemas tertutup, bentuk butir rounded dan ukuran butirnya berkisar 0.25-0.5 mm. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 1 – IIGCE – C Batuan dengan warna putih kekuningan, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari

batuan ini memiliki sortasi poorly sorted, kemas terbuka, bentuk butir angular. Batuan ini memiliki fragmen berupa batuan andesit porfir berupa blok dan matriks berupa ash. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – A Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah

hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – B

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Batuan dengan warna kecokelatan sedikit gelap karena pengaruh alterasi yang berbeda, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini adalah hipokristalin, dan bertektur porfiritik. Memiliki fenokris euhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Ukuran mineral dari batuan ini adalah 0,5 – 1 mm. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – C Batuan dengan warna hitam, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini

memiliki sortasi very well sorted, kemas tertutup, bentuk butir rounded dan ukuran butirnya berkisar 0.25-0.5 mm. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – D Batuan dengan warna putih, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini

memiliki sortasi very well sorted, kemas tertutup, bentuk butir rounded dan ukuran butirnya berkisar 0.25-0.5 mm. Beberapa bagian dari litologi ini telah berubah menjadi mineral lempung.

 Sampel batuan STA 2 – IIGCE – E Batuan dengan warna kehitaman, memiliki struktur yang masif. Tekstur dari batuan ini

adalah hipokristalin, dan bertektur afanitik. Memiliki fenokris mineral anhedral dengan masa dasar yang mengelilinginya. Mineral pada litologi ini sulit untuk dilihat dengan mata. Bagian dari litologi ini telah terubahkan menjadi mineral lempung.

c. Deskripsi batuan mikroskopis Untuk analisis petrografi digunakan sebanyak 8 buah sampel yang dimabil dari STA 1 dan STA 2. Berdasarkan petrografi, maka dapat diketahui mineral-mineral yang terkandung dalam batuan tersebut. STA 1 IIGCE A didominasi oleh mineral lempung sebanyak 80% dan terdapat plagioklas sekitar 15% serta sedikit piroksen (5%). STA 1 IIGCE B tersusun atas mineral lempung yang mendominasi (80%) dan plagioklas (20%). STA 1 IIGCE C didominasi oleh mineral lempung sebanyak 85% dan terdapat sedikit kuarsa (5%), plagioklas (5%), dan klorit (5%). STA 2 IIGCE A lebih didominasi oleh plagioklas (40%) dan terdapat piroksen (15%), hornblend (5%) serta klorit (10%). Selain itu terdapat massa dasar yang tidak teridentifikasi sebesar 30%. STA 2 IIGCE B didominasi oleh massa dasar (50%), plagioklas (35%), dan piroksen (15%). Pada STA 2 IIGCE C sangat didominasi oleh mineral lempung (90%) dan sedikit plagioklas (10%). Begitu juga dengan STA 2 IIGCE D yang mengandung 90% mineral lempung dan 5% plagioklas. Sedangkan pada STA 2 IIGCE E didominasi oleh massa dasar (50%), plagioklas (40%), dan piroksen (10%).

Untuk mengetahui jenis mineral lempung yang terkandung, maka menggunakan bantuan metode XRD. Pada batuan alterasi hitam tersusun atas mineral halloysite, illite, dan anorthite. Sedangkan pada batuan alterasi putih terkandung mineral anorthite dan kaolinite.

d. Data Geokimia Pada tabel 1 terlihat bahwa daerah ini memiliki 2 jenis fluida. Dimana pada titik UGW

1 dan UGW 2 memiliki komposisi fluida sulfat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam steam heated water. Lalu pada titik UGW 3, UGW 4, dan UGW 5 memiliki komposisi fluida bikarbonat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat diinterpretasikan bahwa daerah ini tergolong dalam peripheral water.

Hal yang sama juga terjadi pada tabel 2, dimana pada titik DM 1 dan DM 2 memiliki komposisi fluida sulfat yang cukup dominan dibandingkan anion lain sehingga dapat

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5 Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Dimana steam heated water akan memiliki suhu yang cukup tinggi dan memiliki pH yang lebih asam dibandingkan dengan peripheral water. Selain itu sebagian besar fluida ini akan cenderung bergerak secara vertikal dan biasanya dapat ditemui pada daerah dekat dengan sumber panas. Hal berbeda terjadi pada peripheral water, fluida jenis ini akan memiliki pH yang cukup netral dan suhu yang normal. Sebagian besar fluida ini akan cenderung bergerak secara horizontal dan biasanya dapat ditemui pada daerah yang cukup jauh dengan sumber panas.

DISKUSI

Pada daerah lapangan panasbumi Gedongsongo dapat ditemukan breksi vulkanik dan lava andesit. Pada satuan breksi vulkanik memiliki warna cokelat kehitaman dengan struktur masif dan tekstur berupa pemilahan yang buruk, kemas terbuka, bentuk butir angular. Komposisi dari satuan litologi ini adalah fragmen berupa andesit porfir dan matriks berupa ash. Satuan litologi kedua adalah lava andesit dengan warna hitam keabuan, struktur masif, tekstur hipokristalin, afanitik, subhedral dan berukuran halus (0,2-0,5 mm). Berdasarkan hasil pengamatan petrografi, pada masing-masing sampel batuan diperoleh mineral berupa mineral plagioklas, piroksen, gelas vulkanik, klorit, kuarsa, dan dominansi oleh mineral lempung hasil dari alterasi hidrotermal yang terjadi di sekitar daerah manifestasi panas bumi.

Berdasarkan hasil analisis XRD yang dilakukan oleh (Sri Indarto dkk, 2006), didapatkan dua satuan batuan ubahan yaitu batu ubahan hitam, dengan ukuran butir lempung dan hasil analisis xrd (x-ray diffraction) menunjukkan adanya mineral lempung haloisit (Al 2 O 3 .SiO 2 .2H 2 O), ilit (hydromuscovite = Kal 2 (OH) 2 (AlSi 2 (O,OH) 10 , dan mineral anortit. Selain itu, terdapat batu ubahan putih kekuningan, batuan tersingkap dekat dengan mataair panas dan fumarola. Hasil dari analisis diffraksi sinar x (xrd) menunjukkan adanya mineral lempung berupa kaolinit dan mineral anortit.

Berdasarkan dari data tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa zona alterasi daerah penelitian adalah zona Argilik dengan adanya mineral-mineral berupa haloisit, ilit, kaolinit, dan mineral anortit. Karakteristik zona Argilik adalah pada suhu

˚C dengan pH sekitar – 5. Mineral penciri dari zona Argilik ini adalah grup smektit, grup kaolinit, grup ilit, grup klorit,

˚C –

grup karbonat, grup silika, kuarsa. (Corbett and Leach, 1998). Dari data geokimia yang ada, didapatkan hasil berupa perubahan jenis fluida dari tahun 2005 dan tahun 2013, dimana pada tahun 2005 daerah ini didominasi oleh fluida bikarbonat, sedangkan pada tahun 2013 daerah ini mulai didominasi oleh fluida sulfat. Diinterpretasikan fluida magmatik yang terdapat di bawah permukaan mengalami pergerakan menuju permukaan, sehingga dapat memperngaruhi intensitas proses alterasi yang terjadipada daerah penelitian.

KESIMPULAN

Manifestasi geothermal yang ada di gedongsongo berupa fumarole, steaming ground, mud pots, dan warm pools. Kemudian dari hasil analisis petrografi yang dilakukan, mineral yang dapat ditemui pada sampel berupa piroksen, plagioklas, sedikit kuarsa dan mineral lempung. Lalu dari hasil analisa XRD yang dilakukan, mineral yang dapat ditemui pada sampel berupa halloysite, kaolinite, illite, dan smectite. Dari hasil analisa geokimia terlihat bahwa sebagian besar fluida yang ada pada daerah Gedongsongo tergolong dalam steam heated water (didominasi oleh air sulfat).

DAFTAR PUSTAKA

Corbett, G. J. and T. M. Leach. 1998. Southwest Pacific Rim Gold-Copper Systems: Structure, Alteration, and Mineralization. Special Publications of the Society of Economic Geologists:

ISBN: 978-1-629496-24-5.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Indarto, Sri, Djedi S. Widarto, Eddy Gaffar Zulkarnain, Iwan Setiawan. 2006. Studi Batuan Volkanik dan Batuan Ubahan pada Lapangan Panasbumi Gedongsongo Kompleks Gunungapi Ungaran Jawa Tengah. Geology and Mining Volume 16 No.1 2006.

Kim Phuong, Nguyen, et al. 2005. Geochemistry of the Ungaran Geothermal System, Central Java, Indonesia. Proceedings Joint Convention Surabaya 2005 – HAGI-IAGI- PERHAPI. Nugroho, Adhi. 2013 Studi Geokimia Fluida Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

LAMPIRAN

Gambar 1. Peta DEM pulau Jawa. Kotak merah Gambar 2. Kondisi panas bumi lokasi menunjukkan lokasi penelitian. penelitian

Gambar 3. Manifestasi mud pots dan fumarole di lokasi penelitian

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 4. Manifestasi steaming grounds Gambar 5. Litologi breksi vulkanik di lapangan & warm pools di lokasi penelitian

Gambar 6. Hasil sayatan petrografi sampel STA 1 – IIGCE – A

Gambar 7. Hasil sayatan petrografi sampel STA 1 – IIGCE - B

Gambar 8. Hasil sayatan petrografi sampel STA 1 – IIGCE - C

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 9. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – A

Gambar 10. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – B

Gambar 11. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – C

Gambar 12. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – D

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 13. Hasil Sayatan Petrografi Sampel STA 2 – IIGCE – E

Gambar 14. Gambar Hasil Plot Gambar 15. Peta Geologi Daerah Penelitian

Diagram Ternary

Tabel 1. Data Geokimia Lapangan Panas Bumi Gedongsongo

(Nguyen Kim Phuong et. al, 2005)

Tabel 2. Data Geokimia Lapangan Panas Bumi Gedongsongo (Adhi Nugroho, 2013)

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

ANALISA RESERVOIR ROCK TYPE (RRT) BATUPASIR FORMASI HALANG DAERAH BRUNOREJO DAN SEKITARNYA, KECAMATAN BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

Teguh JATMIKO 1 dan Arif SWASTIKA 2

1 UPNVYK, FTM-Teknik Geologi, Jl.SWK 104 (lingkar Utara Condongcatur, Yogyakarta 2 PT FERG GEOSAINS INDONESIA, Jln Cigadung Utara Kel Cigadung, Bandung

ABSTRAK

Satuan perselingan batupasir, batulanau, batulempung dengan sisipan batupasir konglomeratan adalah penyusun Satuan Batupasir Halang, di daerah Brunorejo dan sekitarnya, Purworejo, Jawa Tengah, terletak pada 375900 – 383000mE dan 9160000 – 91651000 mN. Secara fisiografi termasuk zona Cekungan Serayu Selatan. Ciri fisik batupasir satuan ini adalah: abu-abu (segar) - coklat (lapuk), pasir halus-sangat kasar, membundar-menyudut tanggung, terpilah baik-sedang, kemas grain supported -matrix supported, litik, plagioklas, piroksen, hornblende, matriks batulempung, semen si lika dan karbonat. Struktur sedimen: masif, laminasi sejajar, laminasi bergelombang, dan jejak suling, dengan nama Lithic Wacke dan Arkosic Wacke. Distribusi batupasir tersebut pada Fasies Classical Turbidit (CT), Masive Sandstone (MS), dan Pebbley Sandstone (PS) dalam assosiasi fasies pengendapan Suprafan lobe on Midfan yang diendapkan pada batyal atas-bawah. Karakterisasi Reservoir Rock Type (RRT) batupasir Formasi Halang, b erdasarkan analisis petrografi, dan analisis batuan inti diperoleh warna: abu-abu, pasir halus - kasar (0.5-1.0 mm), membundar- menyudut tanggung, terpilah sedang-baik, kemas grain supported, feldspar (22-50%), liti k (2-13%), kusrsa 1-3%, mafic mineral (5-17%), matriks berukuran lempung, semen silika. Porositas 9-15.4%, terdiri dari porositas intra/inter particle, dissolution (channel, vuggy, Moldic), dan Fracture, permeabili tas 104-350mD, mengalami diagenesa stadia mesogenesis-telogenesis. Geometri fasiesnya adalah lobe dengan arah sumbu relative barat- timur, tebal 0.75-2.85m Secara umum berdasarkan kajian contact index (CI) dan Tight Pac king Index (TPI) , batupasir yang terdistribusi di daerah telitian terdapat tiga RRT. Kata kunci: Lithofasies, Petrografi Batupasir, Reservoir Rock Type

PENDAHULUAN

Secara regional daerah penelitian termasuk pada Cekungan Serayu Selatan. Dimana menunjukkan ciri khas produk interaksi konvergen antara lempeng samudera Indo – Australia dan lempeng benua Eurasia). Pertemuan lempeng ini menghasilkan busur volkanik busur (volcanic arc) dan jalur penunjaman (subduction zone), atau palung (trench), dan telah berlangsung sejak zaman akhir Kapur – Paleosen (100 – 52 juta tahun) (Simandjuntak dan Barber, 1996).

Pada daerah telitian terdapat Formasi Halang yang merupakan satuan batupasir, berumur Miosen Tengah – Pliosen Awal. Formasi ini merupakan kumpulan sedimen turbidit bersifat fasies distal sampai proxsimal dan diendapkan di bagian bawah sampai tengah pada kipas bawah laut (Asikin, Handoyo, Hendrobusono, dan Gafoer, 1992). Hal ini menarik dijadikan studi lebih lanjut, untuk mengetahui potensi batupasir tersebut sebagai batuan reservoir.

Lokasi penelitian secara administratif terletak di Desa Brunorejo dan sekitarnya, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada 380800mE – 387400mE dan 9160000mN – 9165100mN. Penelitian mandiri ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 1 semester yang dilakukan pada bulan Maret 2017 – Juni 2017. (Gambar 1).

Berdasarkan peneliti terdahulu, Satuan batupasir Halang didaerah telitian merupakan satuan tertua dengan ketebalan > 824,53 meter, berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal (N16 – N19), diendapkan pada lingkungan laut dalam yaitu pada fasies Lower Fan hingga Mid –fan suprafan lobes. Secara selaras beda fasies diendapkan Satuan breksi Peniron, tebalan > 418 meter, yang merupakan sedimen turbidit hasil pelongsoran akibat gaya berat dari bahan

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

rombakan yang diendapkan di daerah kipas-atas (Upper Fan) bawah laut. (Dekarini Saputri, dkk, 2016) (Gambar 2).

Gambar 1. Lokasi Penelitian, Kec Bruno, Gambar 2. Peta Geologi dan Lokasi . Purworejo, Jawa Tengah Pengamatan Penelitian Kab

(modifikasi dari Dekarini Saputri,dkk,2016) Batupasir adalah batuan sedimen yang berpotensi sebagai batuan reservoir. Properti

rerservoar antara lain: nilai porositas, permeabilitas, serta nilai kejenuhan fluida dalam pori, yang kualitasnya sebagai batuan reservoir (reservoir rock type) ditentukan dari gejala geometri butiran penyusun batuan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut peneliti bertujuan mengidentifikasi dan menghitung aspek butiran seperti ukuran, bentuk, derajat pemilahan, hubungan dan kontak butiran, serta petrogenesanya.

METODOLOGI

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif, analitif dengan melakukan pembuatan profil singkapan satuan batupasir Halang terpilih di lapangan dan mengintegrasikan dengan data uji laboratorium sedimen petrografi dan XRD, dengan tahapan sbb: (Gambar 3)

1. Tahapan awal berupa Studi Pustaka, dan observasi di lapangan untuk mendapatkan lokasi terpilih dalam melakukan pembuatan profil ideal yang dapat memberikan informasi tentang karakteritik fisik lapisan batupasir yang dijadikan target penelitian.

2. Tahapan pembuatan profil terpilih. (Geological Analysis). Target dari pekerjaan ini adalah untuk mengukur geometri dan mendiskripsi keberadaan lapisan batupasir tertentu tentang tebal, warna, tekstur, komposisi mineral, struktur sedimen yang terkandung, ciri khusus lapisan di atasnya (Roof) dan lapisan di bawahnya (floor), sehingga dapat memberikan gambaran karakteristik lithofasies lapisan batupasir yang dijadikan objek penelitian. Dilanjutkan dengan pengambilan contoh batupasir tersebut untuk dilakukan uji laboratorium.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

3. Tahap uji laboratorium Petrography Analysis. Dilakukan sampling 14 contoh batuan (handspiceman). Dari contoh batuan yang disayat, menjadi keping sayatan tipis (thin section) yang siap diamati dengan mikroskop polarisasi. Pengamatan sayatan tipis dan perhitungan dengan metoda point counting ini dapat memberikan data

- Geometri butiran penyusun batuan, seperti: ukuran butir, bentuk, derajat pembundaran, hubungan antar butir, jenis dan prosentase kontak butiran seperti: F (floating), P (Point), L (Long), C (Conave-Concave), dan S (Suture) Dengan mengidentifikasi sifat optis mineralnya, maka dapat dikumpulkan data tentang komposisi mineral batupasir tersebut tentang penyusun mineral utama, mineral tambahan dan ciri-ciri khusus lainnya

- Menghitung prosentase mineral penyusun batuan, seperti: K.F (K-Feldspar), Plg (Plagioclase), Q (Quars), L (lithic), Px (Pyroxsin, Hbl (Hornblende), F (fossil), Lmpg (mineral lempung), Mo (Mineral opak), Cal (Kalsit), S (semen).

- Prosentase jenis porositas: Iap (Intrapartikel), Iep (Interpartikel), Ch (channel), V (vuggy), Mol (Moldic), F (Fracture) (Tabel.1).

- CI (Contac Indec), TPI (Tight Packing Index): Reservoir Quality Index (RQI) dan dan dengan metoda FZI (Flow Zone Indicator)(Amaefulle, 1993), didapat harga FZI = RQI/ z. Sehingga akan didapat nilai potensi batupasir sebagai batuan reservoir (Reservoir Rock Type/RRT Class). Dimana

CI = (F+P+L+S)/ Jumlah butiran. RQI = 0.0314 (k/e TPI = (L+C+S)/Jumlah butiran

z =e/(1-e)

- Dari pengamatan secara petrografis juga didapat gejala-gejala litifikasi (diagenesa) batupasir tersebut tentang adanya data proses kompaksi, pelarutan, sementasi,

rekristalisasi/ replacement, sehingga dapat diidentifikasi tahap petrogenesanya Tahap Uji laboratorium yang berikutnya adalah melakukan preparasi untuk

dilakukan analisis batuan inti dari 6 (enam) contoh batupasir terpilih, ini diharap mendapatkan data: nilai porositas dan permeabilitasnya. Dari 3 (tiga) contoh batuan selanjutnya diidentifikasi jenis mieral lempung nya dengan uji laboratorium. Dimana keberadaan jenis mineral lempung merupakan unsur yang sangat mempengaruhi ilia kelulusan pori terhadap fluida (permeabilitas)

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian. Sistimatika penyusunan laporannya adalah:

- Pendahuluan, yang meliputi latarbelakang, tujuan, Lokasi dan waktu penelitian. - Metodelogi dan Pengumpulan Data. - Hasil dan Pembahasan yang meliputi integrasi dari analisis data geologi lapangan

(litofasies), analisis petrografi, analisis batuan inti, analisis jenis mineral lempung. Kontrol keragaman geometri batupasir, terhadap potensi batupasir terpilih didaerah penelitian sebagai batuan reservoir (RRT)

- Kesimpulan

PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data geologi lapangan, berupa profil di 6 (enam lokasi pengamatan) untuk dilakukan analisis profil, data enam contoh batupasir untuk analisis petrografi dan analisis batuan inti, dan tiga contoh batupasir untuk analisis jenis mineral lempungnya.

1. Data Geologi Lapangan.

Berdasarkan penyebaran Satuan batupasir Halang, di daerah penelitian (Gambar 2), serta ciri litologi penyusun, dan hubungan satuan dengan satuan yang lebih muda di atasnya, dimana, satuan tersebut terdiri dari perselingan (flysh) batupasir, batupasir tuffan, batupasir karbonatan, batulanau tuffan, dan batulempung. Satuan ini diendapkan dengan mekanisme arus

turbid, dimana banyak ditemukan perulangan tersebut ritme/ pola menghalus ke atas (fining upward) (Gambar 4).

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Berdasarkan analisa profil di singkapan Lokasi Pengamatan: ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST

20, maka dapat diidentifikasi jenis lithofasies, assosiasi fasies, fasies pengendapannya. Geometri dan ciri unik dari lapisan batupasir terpilih

Gambar 4. Kolom Stratigrafi Terukur (Meusering Section), Daerah Telitian

(modifikasi dari Dekarini Saputri, dkk, 2016)

2. Data Uji Laboratorium.

Berdasarkan pengamatan petrografi melalui sayatan tipis dari 12 sampel batupasir terpilih yang merupakan karakter/ sifat-sifat optis mineral berupa warna, jenis belahan, sudut pemadaman, birefringence, tingkatan relief, kembaran, sudut pemadaman, dan ciri struktur, keterdapatan zoning, fracture, inklusi, maka didapat prosentase mineral penyusun batupasir seperti: feldspar (K-Feldspar & Plagioklas), Kuarsa, Lithik (batuan beku, metamorf, sedimen), mineral-mineral tambahan (opak), semen (silica, Kalsit) batuan tersebut, dapat diketahui prosentase komposisi mineral penyusun batupasir. (Gambar 5) (Tabel.1).

Berdasarkan pengamatan petrografi melalui sayatan tipis dari 12 sampel batupasir tersebut selanjutnya, dapat diidentifikasi perubahan tekstur dan mineralogi (diagenesa) akibat perubahan arus sedimentasi. Proses diagenesis dari litofasies batupasir yang telah diamati pada asosiasi fasies ini adalah kompaksi, sementasi, pelarutan, rekristalisasi, dan replacement (Gambar 5) (Tabel.2).

Berdasarkan anailsa batuan inti, akan didapat nilai porositas, permeabilitas dan densitas batuan. Dan dengan diintegrasikan data jenis mineral lempung, maka dapat di dapat analisis

batupasir sebagai batuan reservoir akan meningkatkan keyakinan hasil penelitian.

Gambar 5. Foto Sayatan Tipis (Thinsection) Batupasir, Posisi Nikol Sejajar. No Sampel ST

09, 20, 08, 16, 15. Dan ST 04.

Keterangan: c (kompaksi), d (Pelarutan), r (replacement), s (sementasi), p (porositas)

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Tabel.2. Tabulasi Pengamatan Prosentase Komposisi Mineral dan Prosentase Porositas Batupasir Formasi Halang HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada empat keluaran hasil penelitian, yaitu 1. Identifikasi litho fasies, 2. Petrografi batupasir, 3. Reservoir Rock Type (RRT). 4. Penyebaran

1. Lithofasies (Analisa Profil) Berdasarkan identifikasi aspek fisik batupasir (warna, tekstur, dan struktur sedimen) yang dijumpai di ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST 20, maka Satuan batupasir Halang didaerah telitian yang terdiri dari perselingan batupasir, batulanau, batulempung dengan sisipan batupasir konglomeratan, dapat dikelompokan dalam tiga litofasies, yaitu: Litofasies Classical Turbidity (CT), Litofasies Massive Sandstone (MS), dan Litofasies Pebbly Sandstone (PS) (Gambar.6).

2. Petrografi Batupasir

Berdasarkan analisis sayatan tipis batupasir di ST 04, 08, 09, 15, 16, dan ST 20, maka batupasir Halang yang dicirikan dari kandungan matriknyanya, maka di daerah telitian terdapat batupasir jenis Arkosic wacke, volkanik wacke, Calcareous Vulkanik wacke. (Tabel.2).

Diagenesa satuan batupasir Formasi Halang disusun oleh sebagian besar batupasir, terdapat gejala diagenesis yaitu: kompaksi, sementasi, rekristalisasi, pelarutan, dan replacement. Berdasarkan gejala-gejala tersebut tingkat diagenesa batupasir di daerah telitian adalah stadia telogenesis, dan di beberapa contoh batuan adalah messogenesis. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya rekahan pada batuan, orientasi butiran dan perekahan pada mineral-mineral feldspar akibat dari mekanisme kompaksi mekanik pada sayatan tipis

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 6. Profil Satuan batupasir Halang di ST 16, (RRT= Reservoir Rock Type)

3. Reservoir Rock Type.

Pengamatan terhadap geometri butiran, jenis porositas, dan menghitung prosentase jenis kontak antar butiran, dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai Rocktype (FZI Methode) (Tabel 3).

Tabel 3. Persentase Jenis Kontak Butir dan Parameter Rock Type Batupasir Formasi Halang

Tabel 4. Harga Property FZI Dan Parameter Rock Type Batupasir Formasi Halang

Kualitas hidraulik dari suatu batuan dikontrol oleh geometri pori, yang merupakan fungsi dari mineralogi (tipe, morfologi, lokasi relatif terhadap pore throat) dan tekstur (ukuran butir, bentuk butir, keseragaman butir, dan kemas) (Amaefule, et. al, 1993). Data yang berada dalam satu garis dianggap memiliki atribut pore throat yang serupa, karena itu akan menyusun hydraulic unit yang sama (Amaefule et al, 1993). Sampel yang terletak pada garis lurus yang sama memiliki kesamaan atribut pore throat dan menunjukkan satu hydraulic unit. Amaeful et al, mendefinisikan persamaan tersebut dengan istilah Flow Zone Indicator (FZI) (Gambar 7). Dari besaran FZI, dimana semakin tinggi nilai nya semakin kecil nilai tortousitynya, maknanya adalh semakin lulur untuk dapat dilalui fluida.Maka berdasarkan metoda FZI, batupasir Formasi Halang didaerah penelitian dapat dikelompokan menjadi tiga klas reservoir, yaitu RRT 1, RRT 2, dan RRT 3 (Gambar 8)

Gambar. 7. Grafik keheterogenan batupasir Formasi Halang, berdasarkan kajian geometri

butiran penyusun batupasir (merah –RRT 1, hijau RRT 2, dan biru RRT 3)

4. Penyebaran.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Berdasarkan identifikasi 6 profil, dimana dapat diinterpretasikan 3 lithofasies (CT, MS, PS) dimana satuan batupasir MS, menyebar relative barat –timur, menempati kurang lebih 65 %, dari total luas sebaran batupasir, sedangkan yang selebihnya ditempati oleh batupasir CT, menyebar di bagian utara dan bagain sela-sela sebaran batupasir MS. Litofasies PS, menempati kurang lebih 3 % dari luasan sebaran batupasir Halang (Gambar 9).

Gambar 8. Tiga Tipe Reservoir di Batupasir Formasi Halang, Berdasarkan Yaitu: RRT 1, RRT 2, Dan RRT 3)

Gambar. 9. Peta Lithofasies Batupasir Formasi Halang Daerah Brunorejo san Sekitarnya

Berdasarkan analisa batuan inti dan petrografi didapat berupa data property resevoar, porositas ( ) dengan kisaran nilai 9% -15% , dan permeabilitas (k) dengan kisaran 104 mD –

350 mD (Gambar 10). Dengan meng overlay-kan antara sebaran litofasies dengan sebaran porositas batupasir, terlihat bahwa sebaran nilai porositas lebih beragam, meskipun masih memperlihatkan pola umum barat timur.

Gambar 11, adalah Peta Isopermeabilitas, satuan batupasir Formasi Halang Daerah Brunorejo dan sekitarnya. Penyebaran property reservoir permeabilitas, mempunyai pola yang mirip dengan pola penyebaran permeabilitas. Sedangkan pada gambar 12, yaitu peta penyebaran klas RRT. Dimana berdasarkan kriteria nilai porositas, permeabilitas, dan FZI di dapat tiga klas, yaitu RRT 1, RRT 2, dan RRT 3. Sebaran RRT 3, banyak menempati sebaran litofasies Massive Sandstone (Gambar 12)

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Gambar 10. Peta Isoporositas Batupasir

Gambar 11. Peta Isopermeabilitas Batupasir

Gambar 12. Peta Sebaran Reservoir Rock Type (RRT), Batupasir, Formasi Halang Daerah Bronorejo dan Sekitarnya KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa yang telah dilakukan pada daerah penelitian, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Berdasarkan aspek-aspek fisik batuan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan lithofasies, yaitu fasies CT, fasies MS, dan fasies PS, dimana fasies MS merupakan obyek utama pengamatan

2. Hadir nya komposisi mineral batupasir yang terdiri dari feldspar mencapai 52%, mafik mineral 5-17%, dan hadir kuarsa dalam jumlah 1-3%, membuat keheterogenan jenis batupasir arkosik, vulkanik, calcareous arkoses, yang mempunyai porositas dissolution, intra/inter partikel, dengan stadia tellodiagenesa.

3. Berdasarkan metoda FZI, yaitu dengan mengkaji geometri butiran yang diwujudkan dalam nilai nilai Contact Index (CI), Tight Packing Indeks, Reservoir Quality Index (RQI), satuan batupasir daerah telitian dapat dibagi menjadi tiga klas potensi sebagai batuan reservoir, yaitu RRT, 1, RRT 2, dan RRT 3. RRT 1 mempunyai karakter: Arkosic Wacke, Fine-coarse sand, s-rounded, Qz 1-3%, Plag 2-10% , : 11-15%, k 150-350 mD.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Ucapan Terimaksih

Terimakasih kepada Putri Ramadhina, Dekarini Saputra yang telah mengumpulkan data lapangan. Juga kepada Laboratorium Sedimentologi UPNVYK, yang telah memberi fasilitas lab unutk melakukan penelitian ini.

Kami ucapkan terimakasih kepada Panitia Semnas Kebumian XII Tahun 2017, yang telah memperkenankan makalah ini diterima dalam acara seminar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Syed A., 1981, Sandstone Diagenesis Applications to Hydrocarbon Exploration and Production, Pennsylvania: Gulf Science & Technology Company. Amaefule, J.O., Altunbay, M., Tiab, D., Kersey, D.G., and Keelan, D., 1993, Enhanced Reservoir Description: Using Core and Log Data to Identify Hydraulic (Flow) Units and Predict Permeability in Uncored Intervals/Wells, SPE, Houston,

Burley, Stuart D. Dan Worde, Richard H., 2003, Sandstone Diagenesis: Recent and Ancient, Oxford: Blackwell Publishing. Chester, J.S., Lenz S.C., Chester F.M., Lang R.A., 2004, Mechanism of Compaction of Quartz Sand at

Diagenetic Conditions, Earth and Planetary Science Letter 220, Elsevier, hal 435-441. Dekarini, Saputra, dan Teguh Jatmiko, 2016, Geologi dan Fasies Pengendapan Formasi Halang Daerah Blimbing dan Sekitarnya, Kec Bruno, Kab Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, tidak dipuplikasikan, Skripsi, UPNV.Yogya, 105 hal

Immenhauser, A., 2002, Petrography of Silisiclastic Rocks, Netherland: Mineral and Petroleum Institute. Kameda, A., 2004, Permeability Evolution in Sandstone: Digital Rock Approach, Stanford: Stanford University. Mutti, E., 1992. Turbidite Sandstones. Instituto de Geologia Universita de Farma. Nichols, G., 2009 Sedimentology and Stratigraphy Second Edition. The Atrium, Southern Gate,

Chicester, West Sussex U.K. Wiley-Blackwell., A John Wiley & Sons, Ltd Publication. Posamentier, H.W. dan Walker, R.G., 2006, Deep Water Turbidite and Submarine Fans, Society for Sedimentary Geology (SEPM) no 84, hal 399-520. Putri Ramadhina, dan Teguh Jatmiko, Geologi dan Studi Diagenesis Batupasir Formasi Halang,

Daerah Cepedak dan Sekitarnya, Kec Bruno, Kab Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, tidak dipuplikasikan, Skripsi, UPNV.Yogya, 89 hal

Satyana, A.H., 2007, Central Java, Indonesia – A Terra Incognita” in Petroleum Exploration: New Considerations on the Tectonic Evolution and Petroleum Implications, Proceedings Indonesian Petroleum Association, 31st Annual Convention and Exhibition (File: IPA07-G- 085).

Teguh Jatmiko, 1996, Studi Diagenesis Batupasir Formasi Penosogan, Daerah Widara dan Sekitarnya, Kec Karangsambung, Kab Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Perpustakaan Pusat, UPNV.Yogya e-print 6321, 48 hal

Williams, H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., 1982, Petrography, An Introduction to The Study of Rocks in Thin Sections, New York: W. H. Freeman and Company. Willumsen, P. Dan Schiller, D.M., 2006, High Quality of Volcaniclastic Sandstone Reservoirs in East

Java, Indonesia. Proceeding Indonesian Petroleum Association, 23 rd Annual Convention. Dekarini, S. 2016, Geologi dan fasies pengendapan formasi halang, Daerah blimbing dan sekitarnya, kecamatan Bruno, kabupaten purworejo, Provinsi jawa tengah.

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

Seminar Nasional Kebumian XII

Hotel Sahid, 14 September 2017 Fakultas Teknologi Mineral, UPN ”Veteran” Yogyakarta ISBN 978-602-19765-5-5

DINAMIKA ENDAPAN MODERN PASIR MELALUI ANALISIS STRUKTUR SEDIMEN DI DAERAH PANTAI GLAGAH, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Topan RAMADHAN dan MIFTAHUSSALAM

Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta. Jl Kalisahak No.28 Komplek Balapan, Yogyakarta. email: topanramadhanms@gmail.com

ABSTRACT