Menolak Pemahaman Anak Usia 3 – 4 Tahun terhadap TTD

c. Menolak

Sebagaimana bentuk tanggapan mengiyakan, dalam menolak tanggapan juga dilakukan dalam dua bentuk yaitu menolak dengan ujaran tindakan verbal dan menolak tanpa ujaran tindak non verbal. 1 Menolak dengan tindakan verbal Bentuk penolakan yang dilakukan secara verbal pada kelompok usia ini dilakukan dalam beberapa hal, antara lain: a Penolakan langsung dengan menggunakan kata penolakan Bentuk penolakan secara verbal dengan menggunakan kata penolakan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh mempersilakan anak-anak untuk minum.. TTD : Sekarang teman-teman boleh minum. Kode:Mt.A.14 Tanggapan : Aku nggak mau minum. Kode:Mt.A.14 Pada konteks di atas, pengasuh sebenarnya mempersilahkan anak untuk beristirahat dan minum, kemudian ditanggapi oleh anak yang tidak ingin minum dengan menggunakan kata penolakan ditandai dengan kata ’nggak’. b Penolakan langsung dengan pernyataan ketidakmampuan Bentuk penolakan secara langsung dengan menggunakan pernyataan ketidakmampuan seperti terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh meminta anak-anak mulai melukis. TTD : Siapa yang sudah siap boleh mulai melukis. Kode:Mt.A.13 Tanggapan : Aku nggak bisa nglukis. Kode:Mt.A.13 Pada konteks di atas pengasuh meminta anak untuk mulai melukis namun ditanggapi dengan bentuk penolakan dengan menggunakan pernyataan ketidakmampuan ditandai dengan kata ’nggak bisa’. c Pernyataan penolakan tidak langsung dengan alasan Bentuk pernyataan penolakan dengan menggunakan alasan terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh melarang anak-anak untuk bermain di luar karena lantai basah akibat hujan semalam.. TTD : Sebaiknya tidak bermain di luar, lantainya basah. Semalam hujan. Kode:Mt.A.17 Tanggapan : Rumahku tidak hujan kok. Kode:Mt.A.17 Pada konteks di atas pengasuh melarang anak untuk bermain di luar dengan alasan lantai basah akibat hujan semalam. Dikhawatirkan anak-anak terpeleset. Namun demikian ada anak yang menolak dengan memberikan alasan bahwa semalam di rumahnya tidak terjadi hujan. d Pernyataan penolakan tidak langsung dengan alternatif Penolakan secara verbal dengan penolakan langsung diserta alternatif terlihat pada contoh berikut: Konteks : Pengasuh melarang anak-anak untuk bermain di luar karena lantai basah akibat hujan semalam.. TTD : Sebaiknya tidak bermain di luar, lantainya basah. Semalam hujan. Kode:Mt.A.17 Tanggapan : Aku mau main ayunan. Kode:Mt.A.17 Pada konteks di atas, pengasuh meminta anak untuk tidak bermain di luar karena lnatainya basah, namun ada anak yang menolak dengan menggunakan alternatif untuk main ayunan karena memang walaupun tempatnya di luar, ayunan memiliki penutup sehingga menurut anak kemungkinan tidak basah. 2 Menolak dengan tindakan non verbal Pada penelitian ini tindakan menolak secara non verbal muncul cukup sering. Beberapa tindakan non verbal yang dilakukan untuk menolak TTD antara lain: a Diam Bentuk penolakan yang dilakukan dengan diam saja muncul beberapa kali. Misalnya pada contoh TTD berikut yang ditanggapi dengan diam saja. Ayo buka jarinya, waktunya periksa kuku Kode:Mt.A.9 Pada TTD di atas beberapa anak menolak membuka jarinya karena takut ketauan kukunya panjang-panjang dengan diam saja dan menutup erat jemarinya. b Gerakan fisik seperti meronta Bentuk penolakan secara non verbal dengan gerakan fisik seperti meronta terlihat pada tanggapan pada TTD berikut: Bu Dyah minta teman-teman bermain di dalam saja Kode:Mt.A.3 Pada saat pengasuh mengucapkan TTD tersebut, ada anak yang menolak dengan meronta ingin menghambur ke luar. c Tidak acuh Bentuk penolakan secara non verbal dengan tidak acuh seperti pada contoh TTD berikut: Sekarang kita berdoa bersama-sama yuk Kode:Mt.A.1 Pada saat pengasuh mengucapkan TTD tersebut ada anak yang acuh tak acuh. Anak tersebut tidak tertarik mengikuti kegiatan tersebut. d Melakukan tindakan lain mengalihkan kegiatan Bentuk penolakan secara non verbal dengan mengalihkan kegiatan antara lain pada TTD berikut: Sehabis bermain, bereskan mainan ya Kode:Mt.A.7 Pada saat pengasuh mengucapkan TTD tersebut ada anak yang mengalihkan kegiatan dengan terus bermain dan sesekali melihat ke luar. Berdasarkan bentuk tanggapan di atas bentuk ujaran atau bentuk TTD yang diujarkan berpengaruh pada tanggapan atau respon dari anak. Bentuk ujaran yang berbentuk ujaran langsung bermodus imperatif lebih mudah untuk direspon oleh seorang anak dari pada bentuk formula saran. Jenis TTD berupa kalimat perintah memiliki daya perlokusi memerintah. Dilihat dari sudut pandang interaksi tindak tutur, kategori TTD yang bermodus imperatif ini merupakan tindak tutur literal dan langsung yang memiliki daya ilokusi yang kuat. Kategori TTD bermodus imperatif memiliki piranti yang digunakan untuk mengindikasikan daya ilokusi disebut sebagai Illocutionary Force Indicating Device, atau IFIDpiranti daya ilokusi seperti adanya kata kerja verb, kata kerja tersebut disebut sebagai kata kerja performatif performative verbs. Seperti pada contoh ujaran berikut: 1 Sehabis bermain, bereskan mainan ya Kode: Mt.A.7 Ujaran tersebut ditandai dengan adanya kata kerja ‘bereskan’ yang merupakan kata kerja imperatif memerintah. Ujaran tersebut diucapkan secara langsung dan literal sehingga memudahkan anak dalam memahami maksud tindak ilokusi dari ujaran tersebut. Sebagaimana dinyatakan oleh Dardjowidjojo 2005 bahwa tindak tutur langsung lebih cepat mengalami pemrosesan daripada tindak tutur yang tidak langsung.

2. Pemahaman Anak Usia 4 – 5 Tahun terhadap TTD