64
15. 43,75
Sedang
16. 62,5
Sedang
17. 31,25
Sedang
18. 50
Sedang
19. 37,5
Sedang
20. 31,25
Sedang
Sumber: Hasil olah data penulis
Berdasarkan hasil penghitungan tingkat kesukaran pada butir soal seperti yang terdapat pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa soal pilihan ganda
tersebut seimbang karena hampir seluruh soal memiliki tingkat kesukaran yang sedang. Maka dari itu, butir soal dinyatakan baik untuk digunakan.
3.8.4 Daya beda
Daya beda adalah analisis yang mengungkapkan seberapa besar butir tes dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah.
Daya beda butir soal menurut Prasetya 2011, hlm. 177 adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok yang
berprestasi tinggi dari kelompok yang berprestasi rendah. Karena daya beda dihitung dari hasil tes kelompok peserta ujian tertentu, maka dalam penafsiran
daya bedapun haruslah selalu dikatikan dengan kelompok peserta tes kelompok sampel tertentu itu.
Terdapat langkah-langkah untuk mengkalkulasi daya beda menurut Prasetya 2011. hlm, 178, yaitu sebagai berikut.
1 Susunlah urutan peserta tes berdasarkan skor yang diperolehnya, mulai dari
skor tertinggi sampai ke skor terendah. 2
Bagilah peserta tes tersebut menjadi dua kelompok yang sama jumlahnya. Bila jumlah peserta tes ganjil, maka peserta yang ditengah-tengah tidak usah
dimasukkan ke dalam salah satu kelompok. Kelompok pertama dinamakan kelompok prestasi tinggi kelompok atas dan kelompok kedua dinamakan
kelompok prestasi rendah kelompok bawah. Bila jumlah peserta cukup
65
besar lebih dari 50 maka diambil 27 dari kelompok atas dan 27 dari kelompok bawah.
3 Hitunglah jumlah kelompok atas yang menjawab benar terhadap butir soal
yang akan dikalkulasi daya bedanya. Demikian pula untuk kelompok bawah. 4
Kalkulasilah proporsi peserta yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut untuk masing-masing kelompok.
5 Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah dan diperolehlah
indeks daya beda butir soal tersebut. Untuk menghitung daya pembeda dari setiap butir soal dapat digunakan
rumus di bawah ini. D =
�
−�
,5 �
Irawan 2001, hlm. 179 Keterangan:
D = daya beda
� = jumlah kelompok atas yang menjawab benar � = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
T
= jumlah peserta tes jika jumlah peserta tes ganjil maka T jumlah peserta tes kurang satu
Batas daya beda suatu butir soal dikatakan masih memadai atau layak adalah +0,25. Apabila hasilnya lebih kecil dari itu, maka butir soal tersebut dianggap
kurang mampu membedakan peserta tes yang mempersiapkan diri dalam menghadapi tes tersebut dari peserta tes yang tidak mempersiapkan diri.
Untuk melihat hasil penghitungan daya beda pada butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
66
Tabel 3.16 Hasil penghitungan daya beda butir soal
pre test
No. soal Hasil penghitungan
Keputusan
1. 0,27
Layak 2.
0,06
Tidak layak
3. 0,27
Layak 4.
-0,06 Tidak layak
5. Tidak layak
6. 0,27
Layak 7.
0,33 Layak
8. -0,13
Tidak layak
9. 0,27
Layak 10.
0,06 Tidak layak
11. 0,06
Tidak layak
12. 0,27
Layak 13.
0,27 Layak
14. 0,4
Layak 15.
0,46 Layak
16. 0,46
Layak 17.
0,4 Layak
18. 0,2
Tidak layak
19. 0,2
Tidak layak
67
20. 0,46
Layak
Sumber:Hasil olah data penulis.
Tabel 3.17 Hasil penghitungan daya beda butir soal
post test
No. soal Hasil penghitungan
Keputusan
1. 0,26
Layak 2.
0,27 Layak
3. 0,25
Layak 4.
0,33 Layak
5. 0,23
Tidak layak
6. 0,27
Layak 7.
0,20 Tidak layak
8. -0,17
Tidak layak
9. 0,28
Layak 10.
0,06
Tidak layak
11. 0,46
Layak
12. 0,27
Layak 13.
0,4 Layak
14. 0,26
Layak 15.
0,06
Tidak layak
16. 0,23
Tidak layak
17. 0,4
Layak
68
18. 0,46
Layak
19. 0,2
Tidak layak
20. 0,46
Layak
Sumber: Hasil olah data penulis.
Dari hasil penghitungan daya beda butir soal terdapat beberapa soal yang dinyatakan tidak layak untuk digunakan. Maka dari itu, butir soal tersebut tidak
peneliti gunakan sebagai instrument tes pada penelitian ini.
3.9 PROSEDUR PENELITIAN