90
melakukan diskusi untuk memilih suatu permasalahan yang tepat untuk menjadi bahan kajian kelas, mereka akan melakukan analisa mendalam dengan
memperhatikan kesesuaian permasalahan dengan materi serta berusaha mencari solusi untuk pemecahan masalah yang menjadi kajian kelas. Pada tahap memilih
masalah untuk kajian kelas ini, siswa membutuhkan pemikiran kritisnya agar mereka dapat merumuskan solusi pemecahan masalah. Perumusan solusi
pemecahan masalah inilah yang akan mempengaruhi keterampilan berpikir kritis siswa. Sebaliknya, skor aktivitas siswa yang paling rendah adalah terdapat pada
aktivitas mengembangkan portofolio kelas dengan presentase sebesar 67,5.
4.2.3.1 Uji Korelasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran
Berbasis Portofolio
Terhadap Penguasaan Materi Sosiologi
Pada penelitian ini, dilakukan pula uji korelasi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara model pembelajaran berbasis portofolio terhadap
penguasaan materi sosiologi, khususnya pada penelitian ini materi yang dipelajari adalah kelompok sosial. Uji korelasi ini menggunakan data hasil
post test
kelas eksperimen yang dikorelasikan dengan nilai aktivitas siswa pada model
pembelajaran berbasis portofolio. Secara teknik, uji korelasi ini dibantu dengan penggunaan aplikasi program
SPSS versi 22.
Berikut ini merupakan tabel hasil uji korelasi antara aktivitas siswa dalam model pembelajaran berbasis portofolio
dengan nilai
post test
siswa kelas eksperimen.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Uji Korelasi Aktivitas Siswa Pada Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Dengan Nilai
Post Test
Siswa Kelas Eksperimen
Aktifitas pada model Nilai post test
Aktivitas pada model
Pearson Correlation
1 .735
Sig. 2-tailed .000
N 30
30 Nilai post
test Pearson
Correlation .735
1 Sig. 2-tailed
.000 N
30 30
91
Koefisien determinasi
r 0,58
Sumber: Hasil olah data penulis.
Tabel di atas menunjukkan besarnya nilai korelasi antara aktivitas siswa dalam model pembelajaran berbasis portofolio dengan nilai
post test
siswa kelas eksperimen adalah 0,735 dengan nilai presentase sebesar 73,5. Untuk
mengetahui signifikansi data di atas, dapat digunakan nilai sig yang tertera pada tabel. Pada tabel di atas nilai sig 2-tailed adalah 0,000. Jika nilai sig 2-tailed
0,05 maka dapat dipastikan bahwa data tersebut memiliki hubungan korelasi yang signifikan. Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil perhitungan di atas nilai sig 2-
tailed adalah 0,000 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi antara aktivitas siswa dalam model
pembelajaran berbasis portofolio dengan nilai
post test
siswa adalah signifikan. Sehingga dapat dipastikan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis
portofolio berpengaruh terhadap peningkatan hasil tes siswa. Setelah itu dilakukan penghitungan seberapa besar pengaruh model pembelajaran berbasis portofolio
terhadap peningkatan hasil tes siswa atau nilai koefisien determinasi. Dari hasil penghitungan dengan rumus koefisien korelasi Pearson, dihasilkan nilai koefisien
determinasi r sebesar 0,58 dengan ketentuan jika nilai r 0, ini menyatakan ada hubungan yang positif antara model pembelajaran berbasis portofolio dengan nilai
tes siswa, semakin sering model tersebut digunakan maka akan semakin tinggi pula nilai tes yang dihasilkan. Nilai koefisien determinasinya adalah 0,58. Berarti
dapat disimpulkan bahwa semakin sering model pembelajaran berbasis portofolio digunakan pada pembelajaran sosiologi maka akan semakin tinggi pula nilai tes
penguasaan materi sosiologinya. Selain itu, nilai korelasi dari data di atas adalah positif yaitu sebesar 0,735
dengan presentase 73,5 termasuk ke dalam kategori kuat. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis portofolio
memiliki pengaruh yang kuat terhadap peningkatan penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari.
92
4.2.3.2 Uji Korelasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan