Model Regresi Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear Uji Hipotesis

pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2005. Menurut Ghozali 2005, untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa menggunakan Uji Durbin-Watson DW test. Tabel 3.2 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tdk ada autokorelasi positif Tolak d dl Tdk ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tdk ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl d 4 Tdk ada autokorelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tdk ada autokorelasi, positif atau negative Tdk ditolak du d 4 – du Sumber: Imam Ghozali, 2005

3.5.3 Model Regresi Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda yang digunakan untuk melihat indikator pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual pegawai. Data diolah dengan bantuan software SPSS seri 16.00. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi variabel independen terhadap variabel dependen: Y 1 = α+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + e dimana: Y 1 = Kinerja individual X 1 = Faktor sosial X 2 = Affect X 3 = Kompleksitas X 4 = Kesesuaian tugas X 5 = Konsekuensi jangka panjang X 6 = Kondisi yang memfasilitasi

3.5.4 Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya Ghozali, 2005. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik t dan nilai statistik F. Apabila perhitungan nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima disebut signifikasi secara statistik. Sebaliknya apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak disebut tidak signifikan. Dalam pengujian hipotesis ini dapat dilakukan dengan cara: a. Koefisien Determinasi R² Koefisien Determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2005. Nilai koefisienan determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jika nilai R² sama dengan satu, maka pendekatan tersebut terdapat kecocokan sempurna dan jika R² sama dengan nol, maka tidak ada kecocokan pendekatan. b. Uji Statistik F Uji signifikansi simultan uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Jika maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi hubungan variabel atau hipotesis diterima dan apabila maka hipotesis ditolak Ghozali, 2005. c. Uji Statistik t Uji signifikan parameter individual uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Pengujian ini bisa dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Apabila p- value 5 maka hipotesis diterima dan apabila p-value 5 maka hipotesis ditolak Ghozali, 2005.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada departemen keuangan terdapat instasi-instasi pada setiap kanwil kantor wilayah yaitu salah satunya KPP Kantor Pelayanan Pajak. Peningkatan pelayanan telah menjadi kata kunci bagi tugas kantor pajak ke depan. KPP Pratama Tegal merupakan bagian dari Kanwil DJP Jawa Tengah I. Wilayah kerja meliputi tiga dati II yaitu, kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kotamadya Tegal. KPP Pratama Tegal memiliki visi dan misi yang jelas serta nilai-nilai universal yaitu integritas, teamwork , inovasi dan profesional. Kepala Kantor menerapkan manajemen efektif dan cerdas dengan cara menerapkan visi, misi dan nilai-nilai Direktorat Jendral Pajak dengan mempertimbangkan kondisi kultur masyarakat Jawa Tengah. Perpaduan manajemen modern dengan mempertimbangkan budaya masyarakat setempat akan melahirkan kebijakan organisasi yang tepat. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan di KPP Pratama Tegal. Karyawan yang bekerja di KPP Pratama Tegal terdiri dari 70 orang karyawan dan semuanya menggunakan teknologi informasi. Jabatan karyawan tersebut meliputi 1 Kepala Kantor, 8 Kepala Seksi, 2 Supervisor, 10 Fungsional Pemeriksa Pajak, 2 Fungsional Pemeriksa PBB, 20 Account Representative, 3 Operator Console, 1 Juru Sita Pajak, dan 23 Pelaksana.