Sasaran Strategis 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance

3.2.3 Sasaran Strategis 3: Reformasi Birokrasi dan Good Governance

3.2.3.1 Terwujudnya Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme, indikatornya adalah indeks persepsi korupsi (Program Inisiatif Anti Korupsi dan Survei Integritas) min. 5 besar.

Sasaran Reformasi

Sasaran khusus reformasi birokrasi di lingkungan Perdagangan RI

Birokrasi.

mencakup 8 area perubahan, sebagai berikut:

1. Pola Pikir dan Budaya Kerja (Manajemen Perubahan) : terbangunnya kesamaan persepsi, komitmen, konsistensi serta keterlibatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan reformasi birokrasi pada seluruh tingkatan pegawai.

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan: tercapainya peraturan perundang – undangan yang harmonis dan sinkron dan pelaksanaannya yang efektif dan efisien.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi: Meningkatnya eferktivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi serta terhindarkannya duplikasi tugas dan fungsi yang dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi.

4. Penataan Tatalaksana: terselenggaranya transparansi, akuntabilitas dan standardisasi proses penyelenggaraan pemerintahan.

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur : diperolehnya pegawai baru maupun yang sedang berkarir yang memiliki tingkat kompetensi yang dipersyaratkan jabatannya, terwujudnya profil kompetensi untuk masing – masing jabatan di dalam organisasi dan tersedianya informasi secara komprehensif dan akurat mengenai profil kompetensi individu sesuai dengan uraian tugasnya, sistem pendidikan dan pelatihan pegawai yang mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai dan kompetensi yang dipersyaratkan oleh jabatan dan berjalannya sistem informasi pegawai yang akurat, transparan dan akuntabel.

6. Penguatan Pengawasan : tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada peraturan dan berjalannya pengelolaan keuangan negara yang handal dan terpercaya.

7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja: berjalannya sistem akuntabilitas kinerja organisasi yang efektif.

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik: terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, lebih aman, lebih baik, dan lebih terjangkau.

Pada tahun 2012 Kementerian Perdagangan juga telah menandatangani Komitmen Pimpinan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi dan pelaksanaan verifikasi lapangan reformasi birokrasi oleh Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi, dengan hasil nilai akhir kesiapan pelaksanaan reformasi birokrasi adalah 67 atau berada pada level 3.

Peringkat ke-2 dalam

Dalam rangka optimalisasi pencegahan korupsi, Komisi Pemberantasan

Penilaian Inisiatif Anti

Korupsi (KPK) mendorong setiap Kementerian/Lembaga/Pemda Korupsi (PIAK) dari Komisi membangun sistem antikorupsi yang lebih sistematis melalui penilaian

Pemberantasan Korupsi

terhadap inisiatif yang dilakukan oleh pimpinan instansi dalam

(KPK)

menerapkan program-program antikorupsi dengan melakukan Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) 2012.

Untuk penilaian tahun 2012, Kementerian Perdagangan mendapat Peringkat 2 dengan nilai 7,49 dari 18 Kementerian yang turut dinilai oleh KPK. Pencapaian ini merupakan peningkatan dari tahun lalu dimana Kementerian Perdagangan hanya memperoleh peringkat 7 dengan nilai 5,61. Sedangkan terkait dengan pelaksanaan Survei Integritas, Kemendag tahun 2012 masuk ke dalam 10 besar dengan nilai 5,61. Dengan capaian ini dapat dilihat bahwa Kementerian Perdagangan mendukung program Pemerintah dalam pemberantasan Korupsi dan upaya-upaya untuk mendukung hal tersebut secara kontinyu akan dilaksanakan untuk menciptakan Kemendag yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pencanangan Zona

Sebagai implementasi dari pelaksanaan Instruksi Presiden No. 5 Tahun

Integritas Menuju

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, telah dicanangkan

Wilayah Bebas Korupsi

Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah

(ZI-WBK) dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di lingkungan Kementerian

Birokrasi Bersih dan

Perdagangan.

Melayani (WBBM).

Menteri Perdagangan, bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mencanangkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih (WBBM) di lingkungan Kemendag

pada tanggal 9 Oktober 2012

3.2.3.2 Terwujudnya laporan keuangan Kemendag sesuai dengan SAP targetnya WTP.

Opini Wajar Tanpa

Sejalan dengan semangat Reformasi Birokrasi dan untuk mewujudkan

Pengecualian (WTP)

tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan Clean untuk Laporan Keuangan. Goverment), Kementerian Perdagangan perlu mengambil langkah

khususnya yang terkait dengan pengelolaan anggaran di lingkungan Kementerian Perdagangan, hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara bahwa setiap Kementerian/Lembaga wajib menyusun dan menyelenggarakan akutansi dan menyusun Laporan Keuangan (LK).

Komitmen Kementerian Perdagangan untuk dapat menyajikan suatu Laporan Keuangan (LK) yang handal, transparan dan akuntabel telah didukung oleh seluruh entitas di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan Kementerian Tahun 2009, 2010 dan yang terakhir adalah untuk Laporan Keuangan Tahun 2011

3.2.3.3 Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Kemendag.

Laporan Akuntabilitas

Pengukuran kinerja instansi pemerintah baik pemerintah pusat maupun

Kinerja (LAK) dengan

daerah mengacu pada Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang

predikat B

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menyatakan bahwa Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu

mempertanggungjawabkan keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.

Berdasarkan hasil penilaian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Kementerian Perdagangan Tahun 2012 memperoleh nilai B, dengan kata lain bahwa kinerja Kementerian Perdagangan terkait perencanaan dan pelaksanaan program dinilai baik dan menunjang pencapaian Visi dan Misi dari Kementerian.

3.2.3.4 Peningkatan kinerja keuangan dan performance organisasi.

Mempertahankan

Dalam rangka mempertahankan Opini WTP tersebut, Kemendag

pencapaian opini “Wajar

melakukan upaya-upaya antara lain proses reviu yang dilakukan dengan

Tanpa Pengecualian”

melakukan penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian

(WTP) dan penilaian

Laporan Keuangan untuk memberikan keyakinan bahwa akuntansi telah

dokumen SAKIP

diselenggarakan berdasarkan Standar Akutansi Instansi dan LK telah

mencapai “B”.

disajikan sesuai dengan Standar Akutansi Pemerintah (SAP) untuk selanjutnya hasil reviu dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan Statement of Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh Menteri.

Selain itu langkah pendampingan terhadap satuan kerja terkait dengan persiapan penyusunan Laporan Keuangan dilakukan simultan sepanjang tahun untuk mencegah terjadinya kesalahan pada saat penyusunan Laporan Keuangan. Hasil dari proses tersebut adalah dengan pencapaian Opini WTP untuk Laporan Keuangan Kemendag T.A 2011.

3.2.3.5 Terwujudnya organisasi yang berbasis kinerja (berorientasi outcome).

Evaluasi Kinerja

Untuk mewujudkan organisasi yang berbasis kinerja telah dilakukan

Organisasi

penilaian terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan sesuai dengan Premenpan Nomor 19/M.PAN/11/2008, yang meliputi 8 aspek penilaian yaitu kepemimpinan, perencanaan, organisasi, manajemen SDM, penganggaran, manajemen informasi kinerja, manajemen proses dan pencapaian hasil.

Berdasarkan hasil survey pada tahun 2012, secara keseluruhan kinerja Kementerian Perdagangan termasuk dalam kategori baik dengan nilai komponen tertinggi terdapat pada aspek organisasi dan perencanaan.

3.2.3.6 Penerapan sistem manajemen SDM yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme, kompetensi, dan remunerasi yang sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab.

Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur,

Program S2/S3 bagi 100

orang pegawai setiap

Kementerian Perdagangan membuka kesempatan yang seluas-luasnya

tahun

bagi para pegawai yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang S2/S3. Pada tahun 2012 sebanyak 112 orang pegawai telah melanjutkan sekolah baik

di dalam negeri maupun di luar negeri. Dari 112 orang pegawai tersebut, sebanyak 50 pegawai mendapat tugas belajar ke luar negeri seperti di

Australia, Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, Korea, dan Brunei Darussalam. Sedangkan 62 pegawai lainnya mendapat tugas belajar linkage (twinning program) di Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor. Kementerian Perdagangan dalam rangka mendukung pengembangan SDM juga melaksanakan program pelatihan / kursus bahasa inggris bagi pegawai Kementerian Perdagangan untuk mencapai skor TOEFL minimal 600.