Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba skala pada sekelompok subjek yang mempunyai karakteristik serupa dengan subjek penelitian. Setelah itu dilakukan uji coba lagi untuk mengukur kualitas aitem pada kedua skala yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi aitem total (daya beda aitem) dan reliabilitas.

Uji korelasi aitem total merupakan uji konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan. Dengan kata lain, dasar untuk evaluasi kualitas aitem adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh skala sebagai keseluruhan. Selanjutnya prosedur pengujian konsistensi aitem total akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (r ix ) yang umum dikenal sebagai indeks daya beda aitem. Daya beda aitem menunjukkan sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Daya beda aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor aitem dengan skor total tes (Azwar, 2004, h.65). Koefisien korelasi antara aitem dengan skor totalnya haruslah signifikan dan untuk memperolehnya digunakan teknik korelasi product momen (r xy ) dari Karl Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara aitem tersebut dengan skor skala secara keseluruhan berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skor total yang diperoleh, yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik. Bila koefisien korelasi ternyata berharga negatif berarti terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan (Azwar, 2004, h.96). Pengujian selanjutnya adalah pengujian reliabilitas terhadap jawaban respon yang dihasilkan dari uji coba. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2004, h.95). Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam Uji korelasi aitem total merupakan uji konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan. Dengan kata lain, dasar untuk evaluasi kualitas aitem adalah memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh skala sebagai keseluruhan. Selanjutnya prosedur pengujian konsistensi aitem total akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (r ix ) yang umum dikenal sebagai indeks daya beda aitem. Daya beda aitem menunjukkan sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Daya beda aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor aitem dengan skor total tes (Azwar, 2004, h.65). Koefisien korelasi antara aitem dengan skor totalnya haruslah signifikan dan untuk memperolehnya digunakan teknik korelasi product momen (r xy ) dari Karl Pearson. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara aitem tersebut dengan skor skala secara keseluruhan berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skor total yang diperoleh, yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik. Bila koefisien korelasi ternyata berharga negatif berarti terdapat cacat serius pada aitem yang bersangkutan (Azwar, 2004, h.96). Pengujian selanjutnya adalah pengujian reliabilitas terhadap jawaban respon yang dihasilkan dari uji coba. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2004, h.95). Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam