Dampak Program PNPM Mandiri Perkotaan terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat.

6.2 Dampak Program PNPM Mandiri Perkotaan terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat.

Untuk mengetahui dampak pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di Kecamatan Kuta maka dilakukan pengujian dua sampel berpasangan mengenai dampak program PNPM Mandiri Perkotaan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Kuta sebelum dan sesudah menerima bantuan adalah sebagai berikut :

a. Penentuan hipotesis Ho : d < 0,

artinya tidak ada peningkatan pendapatan rumah tangga miskin, sesudah adanya bantuan PNPM Mandiri Perkotaan dibandingkan sebelumnya.

Ha : d > 0, artinya ada peningkatan pendapatan rumah tangga miskin, sesudah adanya program PNPM Mandiri Perkotaan dibandingkan sebelumnya.

b. Penetapan nilai α Pada penelitian ini digunakan nilai α = 0,05 dan df = 114 maka didapat nilai t sebesar = 1,671

c. Kriteria pengambilan keputusan Kriteria pengambilan keputusan dalam ujit t adalah Ho di tolak jika nilai t hitung > t tabel.

d. Perhitungan nilai t hitung

Berdasarkan uji beda rata-rata dua sampel berpasangan dengan Program SPSS pada lampiran 2, diperoleh rata-rata pendapatan sebelum menerima bantuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebesar Rp. 980.174,- dan pendapatan setelah menerima bantuan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebesar Rp. 1.180.174,- Besarnya nilai t hitung didapat sebesar 9,175 .

e. Kesimpulan Dengan level of significant α = 5% dan degree of freedom sebesar n-1 (df=114), maka kurve normal daerah penerimaan/penolakan Ho terlihat pada Gambar 6.1.

Tolak

Daerah Terima

Ho

Ho

0 t tabel = 1,671 t hitung = 9,175

Gambar 6.1. Kurva Normal distribusi t uji 1 sisi, Peningkatan Pendapatan Keluarga Setelah Meneriman Bantuan PNPM Mandiri Perkotaan

Karena nilai distribusi t (t hitung) sebesar 9,175 > t Tabel, maka keputusannya berada pada daerah penolakan hipotesis nol (Ho) dan menerima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan uji beda dua rata-rata sebelum dan sesudah adanya program PNPM Mandiri Perkotaan bahwa ada peningkatan pendapatan rumah tangga miskin sesudah adanya bantuan PNPM Mandiri Perkotaan jika dibandingkan sebelumnya yaitu sebesar Rp.200.000,-.

Peningkatan pendapatan responden tersebut disebabkan karena pada program kegiatan lingkungan, responden terserap di berbagai kegiatan fisik seperti proyek pavingisasi gang/jalan lingkungan, pembuatan sumur resapan, bedah rumah dan kebersihan persampahan pada program kegiatan lingkungan. Program kegiatan ekonomi berupa bantuan ekonomi bergulir bagi masyarakat miskin dan simpan pinjam. Bantuan tersebut dipergunakan oleh responden sesuai kebutuhannya, diantaranya sebesar 77,39 persen responden menggunakan bantuan tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah sebesar 40,87 persen, cicilan utang sebesar 35,65 persen, untuk lainnya sebesar 27,83 persen dan hanya sedikit responden yang menggunakannya untuk modal usaha. Sedangkan pada bidang sosial, kegiatan yang diikuti responden berupa pelatihan berbagai ketrampilan dan jasa.

Peningkatan pendapatan rumah tangga miskin setelah adanya pelakanaan PNPM Mandiri Perkotaan tampak juga dari persepsi jawaban responden sebesar 97,39 persen yang menyatakan bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan berdampak positif terhadap peningkatan penghasilan masyarakat miskin di Kecamatan Kuta namun sebesar 2,61 persen responden memberikan jawaban negatif.

Respon negatif responden tersebut disebabkan karena : (i) bantuan ekonomi bergulir yang diberikan bagi rumah tangga miskin sangat sedikit yaitu sebesar Rp. 500.000,-, serta simpan pinjam yang diberikan tidak digunakan untuk memperkuat permodalan bagi usahanya serta bantuan modal yang diberikan lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari dan Respon negatif responden tersebut disebabkan karena : (i) bantuan ekonomi bergulir yang diberikan bagi rumah tangga miskin sangat sedikit yaitu sebesar Rp. 500.000,-, serta simpan pinjam yang diberikan tidak digunakan untuk memperkuat permodalan bagi usahanya serta bantuan modal yang diberikan lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari dan

(ii) tidak semua rumah tangga miskin di Kecamatan Kuta terlibat dalam proyek fisik lingkungan di Kecamatan Kuta. (iii) kegiatan PNPM pada bidang sosial di Kecamatan Kuta lebih banyak memberikan pelatihan ketrampilan seperti kegiatan salon, massage/ pijat, serta ketrampilan yang dibutuhkan untuk jasa pariwisata namun tidak semua masyarakat miskin mempunyai minat untuk mengikuti pelatihan dimaksud.

Pendekatan penelitian dengan menggunakan uji beda dua rata-rata ini memiliki kelemahan dalam hal mengetahui jumlah pendapatan mereka sebelum adanya PNPM dan sesudah PNPM, serta pelaksanaan program sudah lama terealisasi yaitu dimulai tahun 2008 sehingga perkiraan mengenai kenaikan pendapatan yang diperoleh tidak bisa ditentukan secara pasti.

Persepsi responden terhadap kebahagiaan mendapat respon positif sebesar 82,61 persen, dimana pola respon jawaban responden terhadap kebahagiaan yang dirasakan menunjukkan bahwa responden di Kecamatan Kuta tidak mengukur kebahagiaan tersebut hanya berdasarkan kepemilikian material semata.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Uchida,Y,N dan Shinobu (2004) bahwa kebahagiaan merupakan sesuatu yang dirasakan seseorang dengan mempertimbangkan unsur psikologis, material dan sosio demografis dimana mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.