Februari 2017

Kinerja TPST

Ketiga TPST yang saat ini sedang dituntas­ kan pembangunannya, direncanakan sele­ sai konstruksi pada akhir September 2017. Kemudian akan dilaksanakan uji coba (commissioning) hingga akhir Desember 2017, dengan melibatkan peran serta Pemerintah Kabupaten/Kota, selaku calon penerima aset.

Dalam menunjang kinerja TPST, akan dilakukan pendampingan secara menyeluruh, bukan saja yang mencakup aspek teknis­

Unit Fermentasi Aerobik Sampah Organik pada TPST Kota Balikpapan

konsumsi kebutuhan luas lahan (termasuk sarana penunjang) sebesar 4.000 m 2 . Selain itu, sebagai infrastruktur pengolahan sampah yang juga berperan dalam mitigasi emisi gas rumah kaca, maka dengan menggunakan formula matematika yang juga dikembangkan dari Direktorat PPLP, yaitu koefisien Garuda Super (Gas Rumah Kaca Dari Subdirektorat Persampahan), maka dapat dihitung potensi penurunan emisi gas rumah kaca dari TPST sebesar 8,12 ton CO2(eq)/hari. Sedangkan biaya operasi­pelihara­rawat yang dibu tuh­ kan untuk menjalankan TPST sesuai dengan kapasitas dan kinerja optimalnya adalah Rp. 135 ribu/ton atau setara dengan sekitar Rp. 500 juta/tahun.

Gapura dan Papan Nama TPST Kabupaten Lombok Timur

teknologis, namun juga aspek kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola, ke­ sia pan masyarakat sekitar yang harus dapat

Sampah akan dituang secara manual, untuk

menerima kehadiran TPST, ketersediaan ins­

titusi pengelola yang andal, jaminan biaya kemudian dialirkan menuju 2 buah ban berjalan operasi­pelihara­rawat, hingga ketersediaan (belt conveyor), serta dilakukan pemilahan oleh

produk pengaturan di tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota yang akan menjamin ke­

12 orang pemilah sampah, selama 2 jam.

ber langsungan kinerja TPST secara ber ke­ lanjutan, sebelum nantinya dapat berpe luang

pah dengan kapasitas 10 ton sampah ter­

Modul SIKIPAS dan Penghargaan Karya

untuk direplikasikan secara masif di lokasi­

campur/hari atau setara dengan 40 m 3 Konstruksi Indonesia 2014

lokasi lain di seluruh Indonesia.

TPST yang saat ini dikembangkan merupakan TPST dirancang untuk menangani sam­

sampah tercampur/hari atau setara dengan

pelayanan untuk 16.600 jiwa, dengan modifikasi dari modul SIKIPAS (Sistem

24 | Edisi 02  Tahun XV

Tahun XV  Edisi 02 | 25

Dengan diraihnya penghargaan “Karya Konstruksi Indonesia 2014”, maka modul SIKIPAS dikem- bangkan secara tegas dan berani, dalam skala pelayanan yang lebih luas.

Komunal Instalasi Pengolahan Anaerobik Sam pah), yang dirancang dan dikembangkan oleh Direktorat PPLP, sebagai salah satu opsi teknologi dalam infrastruktur pengolahan sampah berbasis masyarakat atau Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R). Hingga saat ini, modul SIKIPAS adalah satu­satunya infrastruktur yang be­ rani untuk diajukan oleh Direktorat PPLP, pada “Karya Konstruksi Indonesia”, sebagai ajang tahunan penghargaan konstruksi yang dianugerahkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada kesempatan Karya Konstruksi Indonesia 2014, modul SIKIPAS berhasil meraih penghargaan sebagai Pemenang II, yang diserahkan dalam bentuk sertifikat dan pin emas, secara langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia saat itu, yaitu Djoko Kirmanto.

Dengan diraihnya penghargaan “Karya

Konstruksi Indonesia 2014”, maka modul SIKIPAS dikembangkan secara tegas dan berani, dalam skala pelayanan yang lebih luas, yaitu semula berwujud infrastruktur berbasis masyarakat, dan kini sedang dikembangkan menjadi infrastruktur berbasis institusi (TPST), untuk melalui serangkaian prosedur comissioning, sebelum dapat direplikasi lebih luas lagi.

Modul SIKIPAS, telah memberikan suatu pembelajaran dan pembuktian bahwa insan generasi muda di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, adalah generasi yang mampu untuk terus mengedepankan integritas, etos, komitmen, kompetensi, dan keberpihakan yang tinggi pada kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi/golongan, sehingga ke­ lak akan membawa kita ke jendela cak ra wala baru dalam mengisi pembangunan infra­ struktur di Indonesia. Ditunggu kehadiran infra struktur­infrastruktur “Karya Konstruksi Indonesia” berikutnya dari Direktorat Jenderal Cipta Karya!

*) Staf fungsional di Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis, Direktorat

Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kontak dengan penulis: sandhieb@yahoo.com

Unit Fermentasi Anaerobik Sampah Organik pada TPST Kabupaten Lombok Timur

Penghargaan “Karya Konstruksi Indonesia 2014”untuk Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman terkait Modul SIKIPAS

Kebijakan Pemampuan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

untuk Miliki Rumah Layak Huni

M. Andri Hakim dan Andreas Christiawan *)

S penduduk. Hal ini semakin memperbesar

ementara pembangunan kawasan pe­

Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang

rumahan tidak secepat pertumbuhan paling mendasar disamping makan dan minuman serta pakaian,

gap antara supply dan demand akan rumah.

sehingga tidak mengherankan bila kebutuhan akan rumah semakin

Direktorat Rumah Umum dan Komersial,

Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan tinggi seiring laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya.

menyebutkan bahwa backlog kepemilikan rumah mencapai 13,5 juta unit. Untuk mem­ perkecil backlog tersebut, pemerintah men­ canangkan program Sejuta Rumah.

Selama ini mekanisme pembangunan ru mah diserahkan ke pasar dan pembiayaan untuk membeli rumah menggunakan sistem kredit. Mekasnisme ini satu sisi memu dahkan dalam memenuhi supply rumah karena me­ mungkinkan pihak swasta atau pengem bang menyediakan rumah ber sub sidi. Namun, di sisi lain, mekanisme ini menimbulkan masalah bagi konsumen khu susnya yang tergolong Ma syarakat Ber penghasilan Rendah (MBR).

Siapakah yang tergolong MBR?

Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2011 men­ definisikan MBR sebagai masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapatkan dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. Keterbatasan daya beli ini dilihat dari penghasilan yang dipe­ roleh dan pengeluaran untuk rumah tang­ ganya.

Selama ini fasilitas pembiayaan ru mah bersubsidi diberikan kepada masyarakat yang memiliki bukti penerimaan gaji atau upah yang nilainya di bawah Rp. 4 juta untuk kepe milikan rumah tapak atau di bawah Rp. 7 juta untuk memiliki rumah susun sederhana. Kenyataannya, MBR tidak hanya mereka yang mempunyai slip gaji, namun juga masyarakat yang tidak memiliki penghasilan tetap. Oleh karena itu, konsep MBR yang berhak me­

yang tidak memiliki penghasilan tetap nerima fasilitas pembiayaan rumah harus formal seperti TNI/Polri, PNS, pekerja, buruh,

penghasilan tetap umumnya bekerja di sektor

umumnya bekerja di sektor informal seperti diubah.

dan pekerjaan lain yang setiap bulannya pedagang, petani, dan sebagainya. Mereka yang memiliki slip gaji dan ber­

diberi upah tetap. Sedangkan masyarakat

Untuk menentukan kelompok masyarakat

26 | Edisi 02  Tahun XV

Tahun XV  Edisi 01 | 27

yang tergolong MBR, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 552/KPTS/M/2016 tentang Batasan Penghasilan Kelompok Sasaran KPR Bersubsidi, Batasan Harga Jual Rumah Se­ jahtera Tapak dan Satuan Rumah Sejahtera Susun, serta Bantuan Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan membedakan cara penghitungan penghasilan antara masya­ rakat yang berpenghasilan tetap dan tidak tetap. Untuk MBR berpenghasilan tetap penghasilannya dihitung berdasarkan upah yang diterima tiap bulan. Sedangkan bagi MBR berpenghasilan tidak tetap dihitung berdasarkan penghasilan rata­rata tiap bulan yang diterimanya dalam setahun.

Bagaimana MBR dapat memiliki Rumah?

Fasilitasi penyediaan rumah sederhana la­ yak huni bagi MBR, sebagaimana tercantum dalam Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2011 menjadi tugas pemerintah baik pusat maupun daerah dengan meangalokasikan

Selama ini mekanisme pembangunan rumah diserahkan ke pasar dan pembiayaan untuk membeli rumah menggunakan sistem kredit.

anggaran untuk biaya pembangunan men­ dukung terwujudnya perumahan bagi MBR. Pembangunan perumahan yang dimak sud meliputi pembangunan rumah be ser ta pra­ sarana, sarana, utilitas umum dan pe ning­ katan kualitas perumahan.

Pemerintah menggandeng pihak swasta atau pengembang perumahan untuk menye­ diakan rumah bagi MBR. Agar rumah tersebut terjangkau oleh MBR, pemerintah pun mem­ berikan batasan harga jual. Melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 425/KPTS/M/2015 tentang Batasan Harga Jual Rumah yang dapat Diperoleh melalui Kredit/Pembiayaan Pe milikan Rumah Sejahtera, pemerintah me­ netapkan harga jual rumah tapak dan rumah sejahtera susun untuk setiap provinsi.

Selain itu, agar MBR dapat membeli rumah, pemerintah telah menyiapkan bebe­ rapa skema bantuan yaitu program Fasilitas Liquiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2014 tentang Pe­

tunjuk Pelaksanaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan Dalam Rangka Pero­ lehan Rumah Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, dan Skema Selisih Angsuran Kredit sebagaimana diatur da­ lam Peraturan Menteri PUPR Nomor 48/ PRT/M/2015 tentang Skema Selisih Angsuran Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Dengan Menggunakan Pendapatan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan. Bantuan yang diberikan kepada MBR diantaranya berupa bantuan uang muka dan subsidi bunga KPR. Fasilitas dan skema tersebut semua diberikan kepada MBR melalui bank pelaksana.

Prinsip 5C

Perbankan dalam mengucurkan kredit

umum nya menggunakan prinsip 5C da lam mem pertimbangkan seseorang layak men­

da patkan fasilitas kredit. Pertama, character adalah data tentang kepribadian dari calon nasabah seperti sifat­sifat pribadi, kebiasaan­ kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga.

Data ini untuk mengetahui apakah nan­ tinya calon nasabah ini jujur berusaha un­ tuk memenuhi kewajibannya, dengan kata lain ini merupakan willingness to pay. Kedua, capacity merupakan ukuran dari ability to pay

atau kemampuan dalam membayar yang dinilai dari kemampuan calon nasabah da­ lam mengelola usahanya atau keuangannya. Ketiga, capital merupakan kondisi kekayaan yang dimiliki seseorang untuk menentukan besar plafon pembiayaan yang layak diberikan.

Pemerintah menggandeng pihak swasta atau

Prinsip keempat, collateral merupakan jami­

nan yang mungkin dapat disita apabila pengembang perumahan untuk menyediakan

ternyata calon pelanggan benar­benar tidak

rumah bagi MBR.

bisa memenuhi kewajibannya, dan kelima, condition merupakan pembiayaan yang dibe­ rikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek Menteri PUPR Nomor 21/PRT/M/2016 ten­

masyarakat pada setiap peningkatan pen­ usaha calon nasabah.

dapatan masyarakat. Hal ini berarti mem­ Berdasarkan prinsip 5C tersebut, masya­

tang Kemudahan dan/atau Ban tuan Pe ro­

perbesar porsi pendapatan masyarakat untuk rakat yang memiliki penghasilan tetap atau

lehan Rumah Bagi Masyarakat Berpeng­

hasilan Rendah menjelaskan bahwa MBR tabungan yang dapat dimanfaatkan untuk menerima upah setiap bulannya akan lebih

pembiayaan perumahan. Berdasarkan data bankable dibandingkan dengan ma syarakat kerja di sektor informal dapat melakukan pe­

yang berpenghasilan tidak tetap yang be­

BPS tahun 2014, rata­rata porsi pengeluaran yang tidak memiliki penghasilan tetap. nyetoran dana untuk pembayaran angsuran

masyarakat untuk konsumsi baik makanan MBR yang tidak memiliki penghasilan tetap

KPR bersubsidi kepada bank pelaksana dan non makanan mencapai 88%. Hal ini akan terbentur dengan kriteria capacity, dan

menunjukkan bahwa masyarakat hanya me­ capital karena perbankan masih menerapkan

secara harian, mingguan, atau sesuai dengan

nyisihkan 12% dari penghasilannya untuk pembayaran kredit secara bulanan.

ke bijakan bank pelaksana. Hal ini berarti MBR

yang berpenghasilan tidak tetap memiliki ditabung. Untuk meningkatkan tabungan, keleluasaan dalam melakukan pembayaran masyarakat sedikit “dipaksa” untuk menabung

Strategi Bankable

angsuran KPR bersubsidi. Sebagai contoh, seperti membayar iuran. Pada jangka waktu Untuk merubah MBR yang non-bankable

seorang petani yang hanya memperoleh tertentu, simpanan tersebut dapat digunakan menjadi bankable, diperlukan kebijakan penghasilan ketika panen setiap 3 bulan, untuk membiayai uang muka (DP). Terkait hal khusus yang dapat memberikan kemudahan

tersebut, pemerintah telah mengeluarkan kredit bagi MBR yang berpenghasilan tidak

maka pembayaran angsuran dapat dilakukan

Undang­Undang Nomor 4 Tahun 2016 ten­ tetap. Alternatif pertama adalah jatuh tempo

setiap 3 bulan sekali.

Alternatif kedua adalah memperbesar tang Tabungan Perumahan Rakyat. pembayaran angsuran yang dapat dise­

Disamping permasalahan kriteria suaikan dengan kondisi MBR. Peraturan rupakan elastisitas peningkatan tabungan bankable, MBR juga menghadapi masalah

Marginal Propensity to Save (MPS). MPS me­

28 | Edisi 02  Tahun XV 28 | Edisi 02  Tahun XV

tentang Kemudahan dan/atau Bantuan Perolehan

syarat­syarat yang harus dipenuhi apabila

seseorang akan membeli rumah tersebut Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

melalui Peraturan Menteri PUPR Nomor 21/

menjelaskan bahwa MBR yang berpenghasilan

PRT/M/2016.

Menurut peraturan tersebut, salah satu tidak tetap yang bekerja di sektor informal dapat persyaratan seseorang berhak memperoleh melakukan penyetoran dana untuk pembayaran

fasilitas pembiayaan rumah untuk MBR

adalah belum memiliki rumah baik secara angsuran KPR bersubsidi kepada bank pelaksana perorangan maupun keluarga (suami dan secara harian, mingguan, atau sesuai dengan istri). Untuk memastikan bahwa seseorang belum memiliki rumah atau mendapatkan kebijakan bank pelaksana. fasilitas pembiayaan dari pemerintah me­ mang diperlukan database yang dapat mem­ berikan informasi kepemilikan rumah, se perti halnya kepemilikan kendaraan.

Perumahan Rakyat. Dengan adanya tabu­ Selama ini MBR yang menjadi kelom­

pukan secara sosial dan ekonomi agar juga

ngan tersebut, prinsip 5C yang menjadi per­ pok sasaran penerima fasilitas pembiayaan

mendapat kesempatan memiliki dan menem­

timbangan perbankan untuk mengucurkan perumahan adalah MBR yang memiliki

pati rumah yang layak huni.

kredit dapat terpenuhi. (Puslitbang Kebijakan penghasilan tetap. Padahal hampir 60% lum nya, bahwa berberapa alternatif dapat dan Penerapan Teknologi (PKPT) Badan masyarakat Indonesia bekerja di sektor in­

Sebagaimana telah dijelaskan sebe­

digunakan untuk menjadikan MBR yang Penelitian dan Pengembangan). formal yang tidak memiliki penghasilan berpenghasilan tidak tetap bankable. Salah tetap. Oleh karena itu, kelompok MBR yang

*) Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi berpenghasilan tidak tetap harus dimam­

satunya adalah dengan memperbesar ta­

bungan keluarga dalam bentuk Tabungan (PKPT) Badan Penelitian dan Pengembangan

Tahun XV  Edisi 02 | 29

FAKTA SAMPAH

DI INDONESIA

Dikutip dari BBC Indonesia, inilah lima hal yang perlu kamu ketahui terkait krisis sampah tersebut.

Lautan Indonesia adalah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak

Sebuah kajian Universitas Georgia yang dirilis tahun lalu menemukan lautan di Indonesia ialah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak.

Lautan yang ada di Indonesia adalah wilayah laut kedua yang menyimpan sampah plastik terbanyak di dunia. Bahkan Indonesia adalah negara terbesar kedua yang menyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok.

Setiap hari tumpukan sampah setinggi Candi Borobudur dibuang di Bantar Gebang

Jumlah penduduk di Indonesia mencapai 250 juta jiwa dan estimasi produksi sampah per hari mencapai 0,7 kg, maka jumlah sampah nasional per hari yang perlu dikelola mencapai 175 ribu ton.

Sampah yang dibuang setiap harinya ke Sungai Ciliwung

Sedangkan sampah DKI Jakarta

bisa mencapai seluas tujuh lapangan sepak bola

yang dibuang ke Tempat Sungai Ciliwung adalah satu sungai tua di Jakarta yang dipenuhi oleh sampah. Pengolahan Sampah Terpadu

Diperkirakan sampah seluas tujuh lapangan sepak bola (TPST) Bantargebang, Bekasi

dibuang ke sungai ini setiap hari. melonjak hingga 7 ribu ton perhari yang diperkirakan

setara dengan tinggi Candi Borobudur. Jumlah ini diluar kontrak kerja pengelolaan yang hanya 2 ribu ton setiap harinya.

Indonesia bertekad mengakhiri krisis sampah pada 2020 dengan mengubah limbah menjadi energi

Tanggal 21 Februari ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional dan ada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 21 Februari 2016 dicanangkanlah sebuah gerakan Indonesia bebas sampah 2020 untuk menyebarkan dan meningkatkan kepedulian masyarakat terkait masalah sampah di negeri ini. Harapannya adalah terwujudnya Indonesia yang bebas dari sampah di tahun 2020.

Peraturan Pemerintah Untuk membayar kantong plastik

Hasil riset bahwa warga Indonesia ini menyumbang 700 lembar kantong plastik per orang per tahun membuat pemerintah di beberapa kota besar di Indonesia telah membuat kebijakan untuk mengenakan biaya tambahan untuk membeli plastik ketika berbelanja di toko retail maupun super market. Tujuannya untuk menekan jumlah penggunaan kantong plastik oleh masyarakat, bahkan sampai dikampanyekan untuk membawa kantong belanjaan sendiri dari rumah.

Sumber : Berbagai sumber

30 | Edisi 02  Tahun XV

MASA WAKTU

PENGURAIAN SAMPAH

Kain Katun

Kulit Jeruk

6 Bulan

Benda Berbahan Kulit

25 – 43 Tahun

Kardus/Karton

5 Bulan

Filter Rokok

10 – 12 Tahun

Kantung Plastik

10 – 20 Tahun

Plastik Keras (Botol Plastik, Tupperware, dll)

50 – 80 Tahun

Baju/Kaos Kaki yang berbahan Nilon

30 – 40 Tahun

Jaring Ikan

30 – 40 Tahun

Botol kaca / Benda berbahan kaca

1 Juta Tahun

Aluminium

80 – 100 Tahun

Semoga dengan mengetahui masa waktu penguraian sampah, kita menjadi lebih bijak untuk

Batu Baterai bekas

menentukan kemana sampah­sampah

Kaleng Timah

100 Tahun

tersebut harus kita buang. (text :IR)

200 – 400 Tahun

Sumber : Berbagai sumber

Tahun XV  Edisi 02 | 31

Aksi Jumat Bersih Peringati

HPSN 2017

32 | Edisi 02  Tahun XV

Kunjungan Dirjen Cipta Karya

KE KAWASAN BULAK, KOTA SURABAYA

Tahun XV  Edisi 02 | 33

Fasilitator Sanimas Sumbar Sebagai Ujung Tombak Perubahan Perilaku Bebas BABS

Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Sumatera Barat melaksanakan perekrutan tenaga fasilitator program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dibiayai dari dana bantuan pinjaman Islamic Development Bank untuk kegiatan tahun 2017, Kamis (2/2/2017) di Padang.

(Teks: rjp/randalsumbar/ari)

Pemerintah Kota Kotamobagu Tandatangani Dokumen Serah Terima Pengelolaan Aset TPA

Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Sulawesi Utara melakukan Serah Terima Pengelolaan Aset Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) kepada Pemerintah Kota Kotamobagu, Kamis (02/02/2017). Dalam proses serah terima ini Satker PSPLP Provinsi Sulut disambut langsung oleh Wali kota yang didampingi oleh Kadis PU dan Kadis BLH Kota Kotamobagu. (Teks: Melky Kaunang/ Randal Sulut/ari)

Sanimas Nagari Cubadak Berfungsi Sebagai Ruang Terbuka Publik

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Nagari Cubadak Kabupaten Tanah Datar berfungsi sebagai pengolahan air limbah yang juga digunakan sebagai ruang terbuka publik, dibangun pada tahun 2016 dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 500 juta.

Hal tersebut dituturkan Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Sumatera Barat, Irman, di sela­sela peresmian Sanimas Reguler Kenagarian Cubadak, di Kabupaten Tanah Datar, beberapa waktu lalu.

(Teks: rjp/randalsumbar/ari)

34 | Edisi 02  Tahun XV

Hari Peduli Sampah Nasional 2017 MEWUJUDKAN INDONESIA

BERSIH SAMPAH 2020

Tahun XV  Edisi 02 | 35