Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan pendidikan waktu itu masih bersifat tradisional dengan menggunakan sistem halaqah. Pada tahun 1916, sistem klasikal baru
diperkenalkan di Sumatera Thawalib Jembatan Besi. Hanya saja, pada saat itu sistem klasikal yang diperkenalkan belum memiliki bangku dan alat belajar
mengajar lainnya. Materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian kitab- kitab klasik, seperti nahwu, sharaf, manthiq, bayan, fiqh, dan sejenisnya.
Pendekatan pendidikan dilakukan dilakukan dengan menekankan pada aspek hafalan. Pada waktu itu, sistem hafalan merupakan cara yang paling efektif
bagi pelaksanaan pendidikan. Meskipun kepadanya diajarkan membaca dan menulis huruf Arab dan Latin, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah
mempelajari kitab-kitab Arab klasik dengan standar buku-buku pelajaran sekolah agama rendah di Mesir. Pendekatan pelaksanaan pendidikan tersebut
tidak diiringi dengan belajar menulis secara maksimal. Akibatnya banyak di antara teman-temannya yang fasih dalam membaca kitab, akan tetapi tidak
bisa menulis dengan baik. Di antara metode-metode yang digunakan guru-gurunya, hanya metode
pendidikan yang digunakan Zainuddin Labay el Yunusiy yang menarik hatinya. Pendekatan yang dilakukan gurunya ini, bukan hanya mengajar
transfer of knowledge, akan tetapi juga melakukan pro ses “mendidik”
transformation of value. Melalui Diniyah School Padangpanjang yang didirikannya, ia telah memperkenalkan bentuk lembaga Islam modern dengan
menyusun kurikulum pendidikan yang lebih sistematis, memperkenalkan sistem pendidikan klasikal dengan menyediakan kursi dan bangku tempat
duduk siswa, menggunakan buku-buku di luar kitab standar, serta memberikan ilmu-ilmu umum seperti : bahasa, matematika, sejarah, dan ilmu
bumi. Secara formal, pendidikan yang ditempuh Hamka tidaklah tinggi. Hanya
sampai kelas 3 di sekolah desa, lalu, sekolah agama yang ia jalani di Padangpanjang dan Parabek juga tak lama, hanya selama tiga tahun.
Selebihnya ia belajar sendiri. Kesukaannya di bidang bahasa membuatnya cepat sekali menguasai Bahasa Arab. Dari sinilah ia mengenal dunia secara
lebih luas, baik hasil pemikiran klasik Arab maupun Barat. Karya para pemikir Barat ia dapatkan dari hasil terjemahan ke Bahasa Arab. Lewat bahas
pula Hamka kecil suka menulis dalam bentuk apa saja. Ada puisi, cerpen, novel, tasawuf, dan artikel-artikel tentang dakwah.
Ketertarikannya terhadap ilmu pengetahuan, tidak hanya seputar ilmu- ilmu Islami, namun juga terhadap ilmu-ilmu umum semakin berkembang saat
ia bekerja di perpustakaan milik gurunya Engku Zainuddin dan Engku Dt. Sinaro yang bernama Zinaro. Selain dipekerjakan untuk membantu melipat
kertas, gurunya juga memperbolehkannya untuk membaca buku-buku di perpustakaan tersebut. Pada saat itulah ia mulai berkenalan dengan buku-
buku karya Plato, Aristoteles, Phytagoras, Plotinus, Ptolemaios, dan ilmuan lainnya dari berbagai bidang ilmu.
Dalam menerima berbagai informasi dan ilmu pengetahuan ia sangat menunjukkan kehati-hatiannya, namun tak menutup kemungkinan juga
baginya untuk terkadang ia mengambil pendapat ilmuan Barat yang pandangannya bersifat positif bagi pembangunan dinamika umat Islam.
Sistem pendidikan
tradisional dilingkungan
tempat tinggalnya
membuatnya merasa kurang puas dan ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya di tanah Jawa, ia lalu mendalami kitab-kitab klasik dan ilmu
lainnya di Yogyakarta. Guru yang amat besar jasanya dalam mengajarinya tentang ilmu agama pada waktu itu adalah A.R. Sutan Mansur. Ia juga sering
melakukan diskusi guna memperluas wawasannya bersama para kawannya, salah satunya ialah Muhammad Natsir. Di tempat ini pula, ia mulai
berkenalan dengan
ide pembaruan
gerakan Serikat
Islam dan
Muhammadiyah. Kemudian, pada tahun 1925, ia melanjutkan pendidikannya di
Pekalongan, di sini, ia tinggal dan bersama iparnya A.R. St. Mansur dan mulai mempelajari ilmu tentang Islam yang dinamis maupun ilmu politik dari
iparnya tersebut. Di sini pula ia berkenalan dengan ide-ide pembaruan Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha yang berupaya
mendobrak kebekuan umat. Ide-ide pembaruan para tokoh ini juga turut