Produktivitas Alat Berat Dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT
DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN
PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT

WIDA NINGRUM

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Produktivitas Alat
Berat dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di
Papua Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Wida Ningrum
NIM E14100134

ABSTRAK
WIDA NINGRUM. Produktivitas Alat Berat dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan
Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat. Dibimbing oleh JUANG RATA
MATANGARAN
Pencapaian target produksi berkaitan erat dengan produktivitas dan waktu
kerja alat yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan
menganalisis produktivitas serta menghitung efisiensi waktu kerja kegiatan
produksi kayu di areal IUPHHK-HA di Papua Barat untuk mengetahui jumlah alat
berat yang dibutuhkan untuk setiap tahapan kegiatan produksi. Pengukuran waktu
kerja dilakukan dengan mengukur langsung waktu kerja untuk setiap tahapan
kegiatan produksi kemudian mengukur hasil kerja (volume) untuk mengetahui
produktivitas setiap kegiatan pemanenan. Produktivitas penebangan adalah sebesar
12.66 m³/jam, penyaradan 8.97 m³/jam, pemuatan 127.82 m³/jam, pengangkutan
17.45 m³/jam, dan pembongkaran 201.75 m³/jam. Jumlah alat yang dibutuhkan
untuk kegiatan produksi adalah sebanyak 14 unit chainsaw untuk penebangan, 14

unit skidder untuk penyaradan, 1 unit wheel loader untuk pemuatan, 4 unit logging
truck untuk pengangkutan, dan 1 unit wheel loader untuk pembongkaran. Terdapat
kelebihan jumlah alat sebanyak 4 unit chainsaw untuk penebangan, 4 unit skidder
untuk penyaradan, 1 unit wheel loader untuk pemuatan, 2 unit logging truck untuk
pengangkutan, dan 2 unit wheel loader untuk pembongkaran.
Kata kunci : alat berat, produktivitas, target produksi, waktu kerja.

ABSTRACT
WIDA NINGRUM. Heavy equipment productivity and work time efficiency of
harvesting activity in a Natural Forest Utilization Company in west Papua.
Supervised by JUANG RATA MATANGARAN
Accomplishment production target was related with productivity and work
time of tools that was used. The objective of the study were to calculating and
analyzing the productivity and also calculating the efficiency of wood production
work time in the area of wood production in West Papua to determine the amount
of heavy equipment needed for each step of production activities. Measurement of
working time performed by measuring work time directly for each step of
production and then measure the results (volume) to determine the productivity of
harvesting activities. Productivity of felling was 12.66 m³/hour, skidding was 8.97
m³/hour, loading was 127.82 m³/hour, hauling was 17.45 m³/hour, and unloading

was 201.75 m³/hour. The number of tools needed for production activities was 14
units chainsaw for felling, 14 units skidder for skidding, 1 unit wheel loader for
loading, 4 units logging truck for hauling, and 1 unit wheel loader for unloading.
There was an excess 4 units chainsaw for felling, 4 units skidder for skidding, 1
unit wheel loader for loading, 2 units logging truck for hauling, and 2 unit wheel
loader for unloading.
Keywords: heavy equipment, productivity, production target, work time.

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT
DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN
PEMANENAN KAYU DI IUPHHK-HA DI PAPUA BARAT

WIDA NINGRUM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajeman Hutan


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul Skripsi : Produktivitas Alat Berat Dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan
Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di Papua Barat
Nama
NIM

: Wida Ningrum
: E14100134

Disetujui Oleh:

Prof Dr Ir Juang Rata Matangaran, MS
Pembimbing

Diketahui Oleh:


Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc FTrop
Ketua Departemen

Tanggal pengesahan :

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis haturkan atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya
ilmiah ini merupakan karya yang penulis tujukan untuk memberikan informasi
ilmiah kepada setiap pembacanya mengenai produktivitas alat berat kegiatan
pemanenan kayu seperti chainsaw untuk penebangan, skidder untuk penyaradan,
loader untuk pemuatan dan pembongkaran, dan logging truck untuk pengangkutan
beserta waktu efektif penggunaan alat-alat tersebut untuk kemudian memberikan
informasi mengenai kecukupan jumlah alat tersebut terhadap target produksi yang
dimiliki suatu perusahaan yang dalam studi ini perusahaan tersebut adalah PT
Wijaya Sentosa pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan alam
(IUPHHK-HA) di Papua Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Juang Rata Matangaran MS
sebagai dosen pembimbing, Bapak Sugijanto Soewadi selaku direktur IUPHHKHA PT Wijaya Sentosa Papua Barat yang telah memberikan izin pelaksanaan
penelitian, seluruh keluarga besar kamp Simei dan tim PKL Penelitian yang telah

membantu pengumpulan data, seluruh keluarga untuk dukungan doa dan semangat,
dan kepada seluruh staf Departemen Manajemen Hutan serta rekan-rekan
mahasiswa Departemen Manajemen Hutan angkatan 47 Fakultas Kehutanan IPB
yang memberi bantuan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Besar harapan penulis agar karya ini dapat bermanfaat untuk setiap
pembacannya.
Bogor, September 2014
Wida Ningrum

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Bahan
Alat
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produktivitas Alat
Kebutuhan Alat
Waktu Kerja
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1

1
1
2
2
2
2
3
3
4
5
5
8
8
13
13
13
14
15
21


DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5

Produktivitas alat
Hasil pengujian hubungan
Kebutuhan alat produksi
Perbandingan jumlah alat yang dibutuhkan dan kebutuhan alat produksi
Waktu kerja kegiatan produksi

5
5
8
8
9

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5

Persentase waktu kerja penebangan
Persentase waktu kerja penyaradan
Persentase waktu kerja pemuatan
Persentase waktu kerja pengangkutan
Persentase waktu kerja pembongkaran

9
10
11
12
12

DAFTAR LAMPIRAN
1

2
3
4
5
6
7
8

Data topografi areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
Data iklim sekitar areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
Hasil uji pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas penebangan
Hasil uji pengaruh volume erhadap produktivitas penyaradan
Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pemuatan
Hasil uji pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan
Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pembongkaran
Dokumentasi penelitian

15
15
16
16
17
17
18
19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini kegiatan produksi kehutanan di hutan alam telah menerapkan sistem
pemanenan secara mekanis. Penerapan sistem mekanis dalam pemanenan
memerlukan biaya yang besar dalam hal pengadaan, pemeliharaan, dan
pengoperasian alat tersebut. Penggunaan alat mekanis untuk kegiatan produksi pada
dasarnya adalah untuk mengefisienkan waktu dan biaya dalam pencapaian target
produksi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari RKU PT Wijaya Sentosa (2013),
areal kerja PT Wijaya Sentosa merupakan areal yang di take over dari PT Wapoga
Mutiara Timber Unit 1 dan dinyatakan berdiri sesuai SK.723/MENHUT-II/2011
Tanggal 20 Desember 2011. PT Wijaya Sentosa memulai penebangan dengan
adanya Ijin Penebangan dari Kepala Dinas Provinsi Papua Barat berupa Bagan
Kerja 2013 KEP-522.1/40/SK.BKT-13/1/2013 tanggal 21 Januari 2013.
Mengingat penggunaan alat mekanis yang pasti digunakan dengan kondisi
hutannya yang sudah merupakan hutan bekas tebangan dan merupakan perusahaan
yang tergolong baru beroperasi serta belum pernah dilakukan penelitian apapun di
areal ini, maka diperlukan penelitian-penelitian dasar untuk membantu pencapaian
target produksi yang efisien dari segi waktu dan biayannya.
Pencapaian target produksi berkaitan erat dengan produktivitas kerja alat
yang digunakan dan waktu kerja alat tersebut, oleh karena itu diperlukan penelitian
mengenai produktivitas alat yang digunakan dan efisiensi waktu kerja yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tersebut sehingga dapat diketahui
dengan pasti jumlah alat yang dibutuhkan oleh IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
untuk mencapai target produksi sesuai dengan waktu perizinan yang dimiliki.

Tujuan Penelitian
Menghitung dan menganalisis produktivitas dan kebutuhan alat sesuai
kondisi lingkungan kerja dan menghitung efisiensi waktu kerja kegiatan produksi
kayu di areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi produktivitas alat dan
jumlah alat yang diperlukan berdasarkan kondisi yang nyata ada dan terjadi di
lapangan untuk mencapai target produksi. Memberikan informasi mengenai
efisiensi waktu kerja kegiatan produksi sehingga dapat menjadi informasi dasar
bagi tindakan manajemen pekerja.

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
Provinsi Papua Barat pada bulan April sampai Mei 2014.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Letak Geografis, Luas dan Jatah Tebangan Per Tahun
Areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa secara geografis terletak pada
3º 35’ - 3º 11’ LS dan 134º 16’ - 134º 11’ BT dan berdasarkan administrasi
pemangkuan hutan termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Teluk
Wondama, Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat. Luas areal IUPHHK-HA PT
Wijaya Sentosa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor SK.33/MenhutII/2013 tanggal 15 Januari 2013 seluas ±130 755 Ha. Etat luas yang diberikan
adalah sebesar 39 360 Ha/10 tahun dan etat volume yang diberikan adalah 1 645
082 m³/10 tahun dengan rata -rata tebangan tahunan adalah sebesar 164 508
m³/tahun.
Iklim
Berdasarkan data iklim stasiun pencatat Wasior, curah hujan rata-rata untuk
wilayah IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa adalah sebesar 3 080 mm per tahun
dengan jumlah hari hujan 181 hari. Distribusi hujan bulanan hampir merata
sepanjang tahun dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar
412 mm dan terendah pada bulan Desember, rata-rata hari hujan bulanan sebesar
15.08 hari dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 256.6 mm.
Topografi
Berdasarkan hasil penggambaran peta joint operation grafik skala 1 : 250.000
tahun 1967 menunjukkan bahwa areal kerja IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
didominasi oleh topografi bergelombang dengan persentase sebesar 34.30% (44
849 Ha).

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder mengenai
jumlah alat produksi yang ada di lapangan berikut tipenya, informasi jatah tebang
tahunan perusahaan, dan data primer berupa informasi waktu kerja kegiatan
produksi dan jumlah hasil produksi yang dihasilkannya.

Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, tally sheet, pita
ukur, meteran jahit, kalkulator dan stopwatch sedangkan alat yang diukur adalah
chainsaw pada penebangan, bulldozer pada penyaradan, wheel loader pada
kegiatan muat bongkar dan logging truck pada pengangkutan.

Pengumpulan Data
Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah :
1. Menghitung waktu kerja setiap tahapan pekerjaan.
waktu yang diukur untuk setiap tahapan kegiatan diuraikan sebagai berikut :
a. Penebangan
Pengukuran waktu mulai dilakukan saat penebang mulai berjalan
menuju pohon yang akan ditebang dan berakhir saat penebang selesai
melakukan trimming yang menghasilkan log siap sarad. Jumlah ulangan
yang dilakukan sebanyak 111 batang pohon yang ditebang. Alat tebang
yang digunakan adalah chainsaw Stihl MS 72
b. Penyaradan
Pengukuran waktu mulai dilakukan saat bulldozer mulai bergerak
menuju log yang akan disarad dan berakhir saat log selesai disusun di
Tempat Pengumpulan sementara (TPn). Jumlah ulangan yang dilakukan
sebanyak 114 penyaradan kayu. Alat sarad yang digunakan adalah
bulldozer Caterpillar D527
c. Pemuatan
Dilakukan di TPn. Pengukuran dimulai saat loader mulai menurunkan
trailer dan berakhir ketika loader selesai menyusun kayu di atas logging
truck. Jumlah ulangan yang dilakukan sebanyak 136 pemuatan kayu.
Alat pemuatan yang digunakan adalah wheel loader Caterpillar 980F.
d. Pengangkutan
Dilakukan di TPn menuju Tempat Penimbunan Kayu (TPK/logpond).
Pengukuran dimulai saat logging truck mulai berjalan tanpa muatan dari
logpond menuju TPn dan berakhir saat logging truck kembali ke
logpond dan siap untuk menuju TPn kembali. Jumlah ulangan yang
dilakukan sebanyak 31 trip ulangan. Alat pengangkutan yang digunakan
adalah logging truck Mercedesbenz 3836.
e. Pembongkaran
Dilakukan di logpond. Pengukuran dimulai saat loader mulai bergerak
mendekati logging truck dan berakhir saat loader selesai menaikkan
trailer. Jumlah ulangan yang dilakukan adalah 77 pembongkaran kayu.
Alat pembongkaran yang digunakan adalah Caterpillar 980F.
2. Menghitung volume hasil kegiatan dari setiap ulangan dalam setiap tahapan
produksi dengan mengukur diameter dan panjang log.
3. Pengumpulan data sekunder berupa data kondisi umum tempat penelitian,
data curah hujan, dan jumlah hari libur yang mempengaruhi hari kerja
efektif setiap tahapan produksi.

Pengolahan Data
1. Perhitungan volume dihitung dengan menggunakan rumus Brereton metrik:
Du + Dp 2
V = ⁄4 π (
) xL
Keterangan:
V
= volume kayu (m3)
Du
= diameter ujung (cm)
Dp = diameter pangkal (cm)
L
= panjang (m)
π
= konstanta (3,14)
2. Produktivitas alat dihitung dengan menggunakan rumus :
Conway (1976)
V
P=
W
Keterangan :
P
= produktivitas (m3/jam)
V
= volume produksi persiklus (m3)
W
= waktu siklus (menit)
3. Perhitungan jumlah alat yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan
rumus : United tractor (1984)
VP ∶ WP
N=
KP
Keterangan :
N
= jumlah alat
VP
= target volume pekerjaan (m3/tahun)
WP = waktu penyelasaian pekerjaan (jam/tahun)
KP
= kapasitas produksi alat (m3/tahun)
4. Pengujian hubungan faktor yang mempengaruhi produktivitas
a. Analisis regresi linier untuk penyaradan, pemuatan, dan pembongkaran
Persamaan Y = a + bX
b. Analisis regresi linier berganda untuk penebangan
Persamaan Y = a + bX1 + cX2
c. Analisis regresi linier untuk pengangkutan
Persamaan Y = a + bX3
Keterangan :
Y
= produktivitas (m3/jam)
a
= konstanta
b
= koefisien regresi X/X1
c
= koefisien regresi X2
X
= volume (m3)
X1
= lereng (%)
X2
= volume (m3)
X3
= jarak (km)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Produktivitas Alat
Produktivitas menurut ILO (1979) dirumuskan sebagai hasil perbandingan
antara keluaran (output) dan masukan (input). Produktivitas juga dapat dirumuskan
sebagai hubungan antara hasil kerja (jumlah satuan produksi, misalnya m 3 kayu)
dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut (jumlah
satuan waktu, misalnya jam kerja) (Elias 2002).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya
adalah faktor lapangan yaitu letak geografi areal kerja, iklim, cuaca, tegakan hutan
dan kondisi lapangan berupa daya dukung tanah, konfigurasi permukaan tanah dan
kemiringan lapang. Faktor yang umumnya mempengaruhi produktivitas dalam
pemanenan kayu yaitu: objek kerja, metode/sistem kerja, keadaan lingkungan
kerja, organisasi kerja, dan pekerjanya (Elias 1997). Hasil perhitungan
produktivitas alat per hari di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa disajikan pada Tabel
1.
Tabel 1 Produktivitas alat

Kegiatan
Penebangan
Penyaradan
Pemuatan
Pengangkutan
Pembongkaran

Volume
(m³)

59.85
59.31
435.10
401.45
407.14

Total
waktu
kerja
(jam)
4.72
6.61
3.40
23.00
2.02

Waktu
efektif
(jam)
3.54
5.46
2.60
14.23
1.23

Waktu
tidak
efektif
(jam)
1.19
1.15
0.80
8.77
0.79

Produktivitas Produktivitas
aktual
efektif
(m³/jam)
(m³/jam)
12.66
8.97
127.82
17.45
201.75

16.91
10.86
167.35
28.21
331.01

Hasil pengujian pengaruh variabel uji terhadap produktivitas disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Hasil pengujian pengaruh
Kegiatan

Variabel yang diuji

Persamaan

Penebangan
Penyaradan
Pemuatan
Pengangkutan
Pembongkaran

Lereng, volume
Volume
Volume
Jarak
Volume

Y = 12.6 + 0.137 X1 + 0.930 X2
Y = 2.27 + 2.15 X
Y = 57.6 + 30.0 X
Y = 35.9 - 1.15 X
Y = 46.8 + 44.1 X

R² (%)
4.8
41.2
17.5
41.5
37.5

Penebangan
Kegiatan penebangan menurut Suparto (1979) didefinisikan sebagai langkah
awal dari kegiatan pemanenan kayu yang meliputi tindakan yang diperlukan untuk
memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien. Berdasarkan hasil
pengujian pengaruh variabel lereng dan volume terhadap produktivitas
penebangan, diketahui pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas

penebangan yaitu sebesar 4.8% sedangkan 95.2% yang lainnya dipengaruhi oleh
variabel lain seperti keterampilan operator, kerapatan tegakan, dan cuaca. Menurut
Mujetahid (2008), produktivitas kerja kegiatan penebangan secara umum lebih
dipengaruhi faktor-faktor seperti jenis peralatan, intensitas penebangan dan sistem
pengupahan yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa produktivitas alat
penebangan adalah sebesar 12.66 m³/jam dengan rata-rata volume log 3.77 m³ dan
waktu yang dibutuhkan untuk menebang satu pohon sebesar 17.89 menit dan ratarata waktu kerja per hari sebesar 4.72 jam, maka dapat diketahui jumlah rata-rata
pohon yang ditebang per hari adalah sebanyak 15-16 pohon. Hasil ini tidak jauh
berbeda dengan hasil penelitian produktivitas alat penebangan yang dilakukan oleh
Basari (2004) di Kalimantan Tengah yaitu sebesar 15.93 m3/jam.
Penyaradan
Berdasarkan pengukuran di lapangan diketahui produktivitas bulldozer
Caterpillar D527 adalah sebesar 8.97 m³/jam dengan jarak sarad rata-rata 311.4 m
dan waktu penyaradan per siklus adalah sebesar 29.9 menit/log. Produktivitas alat
ini lebih kecil jika dibandingkan dengan produktivitas bulldozer Komatsu D70
sebesar 19.92 m³/jam pada jarak sarad rata-rata 368.01 m berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Muhdi, Sucipto dan Widyanti (2006). Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan alat yang digunakan dan perbedaan kondisi tempat penelitian.
Hasil pengujian hubungan variabel volume terhadap produktivitas
menunjukkan bahwa pengaruh volume sarad terhadap produktivitas adalah sebesar
41.2 % sedangkan 58.8 % lainya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, variabel lain yang mempengaruhi besarnya produktivitas
penyaradan adalah keterampilan operator dan helper, kerapatan tegakan, dan
kemiringan lapang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhdi, Sucipto dan Widyanti
(2006), besarnya pengaruh variabel volume kayu, jarak sarad, dan kemiringan jalan
adalah sebesar 73.3% terhadap produktivitas penyaradan, sedangkan 26.7% lainnya
dipengaruhi oleh variabel keterampilan operator dan helpernya, waktu kerja
penyaradan, kerapatan tegakan, kondisi tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Lubis
(1994) menyatakan bahwa produktivitas penyaradan biasanya sangat tergantung
pada prestasi kerja regu tebang yang menjadi pasangan kerjanya.
Pemuatan dan Pembongkaran
Produktivitas alat muat bongkar sangat terkait dengan kegiatan
pengangkutan. yakni dalam hal kelancaran pengangkutan dan ketersediaan kayu
pada TPn. Produktivitas alat muat bongkar merupakan produktivitas terbesar dalam
kegiatan pemanenan hutan karena aktivitasnya yang terkonsentrasi di suatu tempat
saja sehingga jarak kerjanya dekat. Produktivitas alat muat bongkar juga
dipengaruhi oleh tipe dan jenis alat yang dipakai, ukuran kayu, dan jenis alat yang
akan dimuati (Lubis 1994).
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diketahui bahwa besar
produktivitas pemuatan dan pembongkaran dengan menggunakan wheel loader
Caterpillar 980F secara berurut adalah sebesar 127.82 m³/jam dan 201.75 m³/jam.

Hasil ini berbeda jauh dengan penelitian produktivitas muat yang dilakukan oleh
Suhartana et al. (2009) di Kalimantan Barat dengan menggunakan excavator
Komatsu PC 200 yaitu sebesar 30 m3/jam untuk pemuatan dan menggunakan wheel
loader yaitu sebesar 56.25 m³/jam untuk pembongkaran. Perbedaan ini disebabkan
oleh perbedaan tenaga alat yang digunakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan
terlihat bahwa produktivitas pemuatan sangat dipengaruhi oleh keterampilan
operator dan kondisi TPn. Terdapat perbedaan waktu yang relatif lebih lama saat
helper loader melakukan pemuatan dibanding dengan operator berpengalaman.
Penggunaan waktu pemuatan kayu ke atas truk berhubungan erat dengan
kemampuan operator alat muat sehingga penggunaan waktu pemuatan yang efisien
sebenarnya dapat dicapai dengan jalan meningkatkan kemampuan dan pengalaman
operator alat (Sukadaryati dan Sukanda 2008).
Hasil pengujian pengaruh variabel volume terhadap pemuatan adalah sebesar
17.5% terhadap pemuatan, sedangkan 82.5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain
seperti kondisi TPn dan keterampilan operator. Pengaruh volume terhadap
pemuatan adalah sebesar 37.5% sedangkan 62.5% lainya dipengaruhi oleh faktor
lain seperti keterampilan operator dan kondisi alat yang digunakan. Menurut
Sukadaryati dan Sukanda (2008), jenis truk yang digunakan dalam kegiatan
pemuatan dan pembongkaran kayu berpengaruh nyata terhadap produktivitas, biaya
dan efisiensi pemuatan dan pembongkaran kayu.
Pengangkutan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produktivitas pengangkutan
dengan menggunakan logging truck Mercedesbenz 3836 adalah sebesar 17.45
m³/jam dengan jarak angkut 15-22 km dan waktu per trip 3.01 jam. Hal ini berbeda
dengan penelitian serupa yang dilakukan Darmawan (2014) di IUPHHK-HA di
Kalimantan Timur dengan menggunakan logging truck Mercedesbenz Actros 4043
yaitu sebesar 26.38 m³/jam. Hal ini terjadi karena kondisi jalan angkut yang berbeda
pada lokasi penelitian, kapasitas berbeda, dan umur alat yang berbeda. Kondisi
permukaan jalan yang padat dan rata serta relatif landai pada penelitian Darmawan
(2014) berbeda dengan kondisi permukaan jalan di tempat penelitian ini yang
kondisi permukaan jalannya tidak terlalu rata dengan lebar jalan yang sempit pada
beberapa ruas jalan sehingga menjadi hambatan dalam kegiatan pengangkutan.
Pengaruh kondisi jalan yang buruk terhadap produktivitas pengangkutan yang
rendah diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Suhartana dan Yuniawati
(2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhartana dan Yuniawati
(2007), rendahnya produktivitas pengangkutan disebabkan oleh kondisi jalan yang
rusak dan tanpa perkerasan yang menyulitkan truk untuk melewatinya.
Menurut United Tractor (1984), produktivitas kegiatan pengangkutan
menggunakan truk dipengaruhi oleh jarak angkut, kelandaian jalan angkutan,
kondisi permukaan jalan, kemampuan alat, dan keterampilan serta motivasi
operator, yaitu operator yang bertugas melakukan pemuatan dan operator truk itu
sendiri.
Hasil pengujian pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan
menunjukkan jarak mempengaruhi produktivitas pengangkutan sebesar 41.5%
sedangkan 58.5% lainnya dipengaruhi oleh kondisi jalan dan keterampilan operator.

Kebutuhan Alat
Hasil perhitungan kebutuhan alat di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
berdasarkan informasi target produksi tahunan, produktivitas dan hari kerja efektif
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Kebutuhan alat produksi
Kegiatan

Penebangan
Penyaradan
Pemuatan
Pengangkutan
Pembongkaran

Target
produksi
(m³/tahun)
164 508
164 508
164 508
164 508
164 508

Produktivitas
alat (m³/jam)
12.66
8.97
127.82
17.45
201.75

Jam kerja Hari kerja Kebutuhan
(jam/hari) (hari/tahun)
alat
(unit)
4.72
206
14
6.61
203
14
17.00
108
1
23.00
108
4
10.10
108
1

Perbedaan jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun untuk setiap tahapan
produksi disebabkan oleh faktor penyusun hari kerja tidak efektif yang berbedabeda untuk setiap tahapan kegiatan produksi. Perbandingan jumlah alat yang
digunakan di lapangan dengan kebutuhan alat produksi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Perbandingan jumlah alat yang digunakan dan kebutuhan alat produksi
Kegiatan

Penebangan
Penyaradan
Pemuatan
Pengangkutan
Pembongkaran

Jumlah alat
yang dimiliki
(unit)
18
18
2
5
3

Kebutuhan alat
(unit)
14
14
1
4
1

Selisih alat
(unit)
+4
+4
+1
+1
+2

Berdasarkan hasil perbandingan jumlah alat yang dimiliki dengan kebutuhan
alat di lapangan terlihat bahwa IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa memiliki jumlah
alat yang berlebih. Kelebihan jumlah alat terbesar ada pada jumlah alat tebang
sebanyak empat unit dengan diikuti oleh alat sarad sebanyak empat unit. Jumlah
alat tebang yang melebihi kebutuhan ini menyebabkan habisnya jatah tebangan
yang diizinkan sebelum jangka waktu perizinan berakhir yang akan berdampak
pada berhentinya kegiatan produksi secara keseluruhan dan menyebabkan alat
menjadi menganggur.

Waktu Kerja
Waktu kerja dibagi menjadi dua, yaitu waktu kerja efektif yang merupakan
waktu yang digunakan untuk suatu kegiatan yang sudah merupakan bagian tertentu
dari pekerjaan tersebut dan waktu kerja tidak efektif yang merupakan waktu yang
digunakan untuk pekerjaan yang tidak efektif. Waktu kerja tidak efektif dapat
disebabkan oleh kekurangan pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan

pemasaran, sistem kerja dan menstandarkan komponen antar produk. Waktu kerja
tidak efektif juga dapat disebabkan oleh batas kemampuan dari pekerja dalam
menyelesaikan suatu produk (ILO 1979). Hasil pengukuran waktu kerja kegiatan
produksi di IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Waktu kerja kegiatan produksi
Kegiatan

Waktu kerja
efektif
(jam)
(%)

Waktu kerja tidak
efektif
(jam)
(%)

Penebangan
Penyaradan
Pemuatan
Pengangkutan
Pembongkaran

3.54
5.46
2.60
14.23
1.23

1.19
1.15
0.80
8.77
0.79

74.92
82.60
76.25
61.89
60.71

Waktu kerja
total (jam)

25.08
17.40
23.75
38.14
39.29

4.72
6.61
17.00
23.00
10.10

Penebangan
Upaya meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengurangi
waktu kerja tidak efektif pada kegiatan penebangan. Berdasarkan penelitian
diketahui waktu kerja tidak efektif yang teramati yaitu sebesar 16.11 % untuk waktu
istirahat (merokok, mengobrol, dan makan), sebesar 7.20 % untuk waktu persiapan
alat (mengambil alat, menghangatkan mesin, mengasah mata rantai, dan mengisi
bahan bakar), sebesar 0.86 % untuk waktu perbaikan alat (memperbaiki rantai
putus), dan sebesar 0.91 % untuk waktu pemeriksaan kayu rebah. Rincian
persentase waktu kerja penebangan disajikan pada gambar 1.
7.20 %

16.11%

0.86%

Keterangan
Persiapan Alat

0.91 %
74.92%

Istirahat
Perbaikan Alat
Memeriksa Kayu Rebah
Waktu Kerja Efektif

Gambar 1 Persentase Waktu Kerja Penebangan
Waktu tidak efektif ini sebenarnya masih banyak yang dapat diminimalkan
dan bahkan dihilangkan untuk meningkatkan produksi. Waktu yang seharusnya
dapat dihilangkan adalah waktu untuk memeriksa kayu rebah dan waktu masih
dapat diminimalkan adalah waktu istirahat, waktu persiapan alat (mengambil alat,
menghangatkan mesin, mengasah mata rantai, dan mengisi bahan bakar), dan waktu
perbaikan alat. Waktu yang dapat diminimalkan ini terutama adalah waktu
persiapan alat berupa mengambil alat, pengisian bahan bakar, dan mengasah mata
rantai. Waktu ini dapat diminimalkan dengan meletakkan alat tebang yang

ditinggalkan pada hari sebelumnya sedekat mungkin dengan pohon yang akan
ditebang pada hari tersebut, memastikan bahan bakar tidak tertinggal jauh, dan
mempersiapkan rantai yang masih baik untuk digunakan.
Jumlah waktu total kerja yang diamati di lapangan untuk kegiatan
penebangan adalah sebesar 4.72 jam kerja aktual. Jumlah jam kerja yang lebih kecil
dari waktu kerja umum (8 jam/hari) ini disebabkan oleh sistem pengupahan yang
diberlakukan. Sistem pengupahan penebangan yang digunakan adalah sistem
borongan, sehingga pekerja menentukan sendiri waktu kerja mereka sesuai dengan
kesanggupan bekerja dan target pribadi mereka.
Penyaradan
Upaya meningkatkan produktivitas kerja dapat dilakukan dengan mengurangi
waktu kerja tidak efektif pada kegiatan penyaradan. Waktu kerja penyaradan yang
tergolong dalam waktu kerja tidak efektif yaitu waktu persiapan (menghangatkan
mesin, memeriksa alat, dan orientasi kayu) sebesar 1.54 %, waktu pengisian bahan
bakar (1.99 %), waktu perbaikan alat (1.16 %), waktu istirahat (11.70 %), waktu
memutar jalan (0.43 %), dan waktu susun ulang kayu (1.42 %).
Rincian
persentase waktu kerja penyaradan disajikan pada gambar 2.
1.99%
1.54%

1.16%
11.70%

0.43%
1.42%

82.6%

Keterangan
Persiapan Alat
Isi Bahan Bakar
Perbaikan Alat
Istirahat
Memutar Jalan
Susun Ulang Kayu
Waktu Kerja Efektif

Gambar 2 Persentase Waktu Kerja Penyaradan
Waktu persiapan sarad (orientasi kayu), waktu memutar jalan, dan waktu
susun ulang kayu seharusnya dapat dihilangkan dengan membuat rencana sarad
yang baik dan diketahui oleh penebang dan penyarad serta melakukan penyusunan
log dengan baik sehingga tidak perlu disusun ulang kembali. Waktu kerja yang
dapat diminimalkan adalah waktu istirahat dan waktu perbaikan alat. Waktu
istirahat yang dapat diminimalkan dan bahkan dihilangkan adalah waktu untuk
memasak makan siang yang sebaiknya disiapkan sejak awal dan waktu perbaikan
alat yang seharusnya dapat diminimalkan adalah perbaikan choker dan perbaikan
gulungan winch yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
helper.
Sistem pengerjaan penebangan dan penyaradan di lapangan dilakukan secara
berpasangan. Sehingga waktu kerja aktual penyaradan sangat dipengaruhi oleh regu
kerja penebangan yang menjadi pasangan kerjanya. Dengan produktivitas
penyaradan yang lebih rendah dari produktivitas penebangan, maka waktu yang
dibutuhkan untuk mengangkut setiap kayu hasil penebangan menjadi lebih besar.

Pemuatan
Waktu kerja pemuatan dipengaruhi oleh kapasitas angkut truk yang akan
dimuati, dan dimensi log yang akan dimuat. Semakin besar kapasitas alat angkut,
jumlah log yang dimuat akan semakin banyak, dan log yang lebih panjang dengan
diameter yang lebih kecil memerlukan waktu penyusunan yang lebih lama jika
dibandingkan dengan log yang pendek dengan diameter yang lebih besar.
Peningkatan produktivitas pemuatan dapat dilakukan dengan mengurangi waktu
kerja tidak efektif yaitu pada waktu kerja menurunkan trailer (3.12 %) dan
menunggu truk yang akan dimuati (20.63 %). Rincian persentase waktu kerja
pemuatan disajikan pada gambar 3.

3.12%
20.63%

Keterangan
Menurunkan Trailer
76.25%

Menunggu Truk
Waktu Kerja Efektif

Gambar 3 Persentase Waktu Kerja Pemuatan
Pada pemuatan tidak ditemukan waktu istirahat karena istirahat dilakukan
bersamaan dengan waktu menunggu truk yang akan dimuati. Kegiatan yang
dilakukan saat menunggu truk yang akan dimuati adalah mengobrol, merokok, dan
makan. Waktu kerja tidak efektif yang mungkin untuk diminimalkan yaitu
menurunkan trailer dengan meningkatkan keterampilan operator. Jumlah jam kerja
alat pemuatan ini sangat dipengaruhi oleh jumlah trip yang dilakukan oleh alat
pengangkutan.
Pengangkutan
Waktu kerja pengangkutan yang tergolong dalam waktu kerja tidak efektif
adalah persiapan alat (6 %), pengisian bahan bakar (2 %), tunggu bongkar (7 %),
tunggu muat (12 %), macet (1 %), antri muat (7 %), dan istirahat (2 %). Waktu tidak
efektif pengangkutan yang seharusnya dapat diminimalkan untuk meningkatkan
produktivitas kerja adalah waktu tunggu bongkar dan waktu tunggu muat. Rincian
persentase waktu kerja pengangkutan disajikan pada gambar 4.

7.29%
12.22%

6.09%

Keterangan

1.64%

Persiapan Alat
Pengisian Bahan Bakar
Waktu Kerja Efektif
Istirahat
Antri
Macet
Tunggu Muat
Tunggu Bongkar

0.99%
8.45%
1.45%
61.86%

Gambar 4 Persentase Waktu Kerja Pengangkutan
Waktu tunggu muat dan bongkar ini dapat diminimalkan dengan
meningkatkan keterampilan operator muat bongkar. Waktu kerja tidak efektif yang
dapat dihilangkan untuk meningkatkan produktivitas alat angkut adalah waktu
macet dan antri muat. Waktu macet dapat dihilangkan dengan mengantisipasi
mogok/kerusakan mesin dengan memastikan alat angkut yag beroperasi dalam
kondisi baik sehingga mencegah terjadinya kemacetan akibat kemogokan alat
angkut. Peminimalan waktu antri muat dapat dilakukan dengan melakukan
pengaturan jadwal pemberangkatan logging yang akan dimuati sehingga dapat
mencegah terjadinya penumpukan alat angkutan saat dilakukan pemuatan.
Pembongkaran
Waktu kerja kegiatan pembongkaran memiliki kaitan yang erat dengan
kegiatan pemuatan dan pengangkutan, yaitu dalam hal jumlah log yang termuat dan
jumlah alat angkut yang beroperasi. Berdasarkan pengamatan penulis, jumlah log
yang termuat dan dimensinya akan mempengaruhi waktu kerja pembongkaran. Log
yang berukuran lebih panjang memerlukan waktu pembongkaran yang lebih lama
jika dibandingkan dengan log yang berukuran lebih pendek. Hal ini berkaitan
dengan kemudahan dan keleluasaan bergerak operator. Rincian persentase waktu
kerja pembongkaran disajikan pada gambar 5.

Keterangan

6.45%
21.70%

Waktu Efektif

Menaikkan Trailer
11.14%

60.71%

Rapikan tumpukan kayu
Istirahat

Gambar 5 Persentase Waktu Kerja Pembongkaran

Waktu kerja pembongkaran yang dapat diminimalkan untuk meningkatkan
produktivitas pembongkaran adalah dengan mengurangi waktu kerja tidak efektif
berupa waktu menaikkan trailer (11 %), waktu merapikan tumpukan (22 %), dan
istirahat (6 %). Waktu menaikkan trailer dapat diminimalkan dengan meningkatkan
keterampilan operator bongkar dan waktu merapikan tumpukan dapat
diminimalkan dengan melakukan peletakkan kayu secara tepat diawal penyusunan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Jumlah alat yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi di IUPHHK-HA PT
Wijaya Sentosa adalah sebanyak 14 unit untuk penebangan, 14 unit untuk
penyaradan, 1 unit untuk pemuatan, 1 unit untuk pengangkutan, dan 1 unit untuk
pembongkaran. Produktivitas alat berdasarkan pengukuran di lapangan untuk
penebangan adalah 12.66 m³/jam dengan waktu kerja 4.72 jam/hari, penyaradan
8.97 m³/jam dengan waktu kerja 6.61 jam/hari, pemuatan 127.82 m³/jam 17
jam/hari, pengangkutan 17.45 m³/jam dengan waktu kerja 23.00 jam/hari, dan
pembongkaran 201.75 m³/jam dengan waktu kerja 10.10 jam/hari.

Saran
Perlu dilakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi
produktivitas alat agar diketahui secara pasti besarnya pengaruh setiap variabel
seperti pengaruh lereng, jarak angkut, sistem kerja, dan kondisi tegakan terhadap
produktivitas kegiatan pemanenan. Penelitian ini juga perlu dilanjutkan dengan
penelitian mengenai analisis biaya akibat kelebihan jumlah alat yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Basari Z. 2004. Analisis biaya pemanenan kayu bulat sistem kemitraan HPH koperasi desa di Kalimantan Tengah. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22(2):
113–122.
Conway S. 1976. Logging Practices (Principle of Timber Harvesting System).
Newyork (US): Miller Freeman Publication
Darmawan C. 2014. Ketersediaan dan kebutuhan alat berat pemanenan kayu pada
salah satu izin usaha pemanfaatan hutan alam di Kalimantan Timur [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Elias. 1997. Cara Menentukan Tarif Upah Pokok dan Tarif Premi Pemanenan Kayu
di Hutan Alam Tropika Indonesia. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB.
Elias. 2002. Book 2 Reduced Impact Logging. Bogor (ID): IPB Press.
International Labor Organization (ILO). 1979. Penelitian Kerja dan Produktivitas.
Jakarta (ID): Erlangga.
Lubis S. 1994. Studi kesesuaian antara kombinasi alat-alat pemanenan dengan
target produksi dalam pengusahaan hutan [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
PT Wijaya Sentosa. 2013. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Berbasis Inventarisasi Hutan
Menyeluruh Berkala (IHMB) Periode Tahun 2013-2022. Papua Barat (ID):
PT Wijaya Sentosa
Muhdi, Sucipto TM, Widyanti M. 2006. Studi produktivitas penyaradan kayu
dengan menggunakan traktor komatsu D70 LE di hutan alam. Jurnal
Komunikasi Penelitian. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 15]. Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19748.
Suparto RS. 1979. Eksploitasi Hutan Modern. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
Mujetahid A. 2008. Produktivitas penebangan pada hutan jati (Tectona grandis)
rakyat di Kabupaten Bone. Jurnal Perennial. 5(1):53–58.
Suhartana S, Yuniawati. 2007. Penggunaan alat pemanenan kayu yang efisien pada
perusahaan hutan tanaman di Kalimantan Selatan. Jurnal Wahana Foresta.
1(2):1–12.
Suhartana S, Yuniawati, Rahmat. 2009. Efisiensi kebutuhan peralatan pemanenan
di hutan tanaman industri di Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Tropis Borneo.
(26):119–127.
Sukadaryati, Sukanda. 2008. Produktivitas, biaya dan efisiensi muat bongkar kayu
di dua perusahaan HTI pulp. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 26(3):228–242
United Tractor. 1984. Teknik Dasar Manajemen Alat-Alat Besar. Jakarta (ID): PT
United Tractor.

Lampiran 1 Data topografi areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
Kelas lereng
Datar
Landai
Bergelombang
Curam
Sangat Curam

Skala
0–8
9 – 15
16 – 25
26 – 40
>40

Luas
25889 ha
21967 ha
44849 ha
38051 ha
-

Persentase (%)
19.80
16.80
34.30
29.10
-

Sumber : RKUPHHK PT Wijaya Sentosa berdasarkan peta joint operation grafik skala 1 :
250.000 tahun 1967

Lampiran 2 Data iklim sekitar areal IUPHHK-HA PT Wijaya Sentosa
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Rata-rata
Sumber :

Curah Hujan
(mm)
301
412
160
245
404
220
195
260
202
305
196
180
3080
256.6

Jumlah Hari
Hujan (hari)
14
16
12
14
26
17
12
11
15
18
14
12
181
15.08

RKUPHHK PT Wijaya Sentosa berdasarkan data dari Stasiun Pengamat Wasior.
Kab.Teluk Wondama

Lampiran 3 Hasil uji pengaruh lereng dan volume terhadap produktivitas
penebangan
The regression equation is
produktivitas /jam = 12.6 + 0.137 lereng (%) + 0.930 volume (m3)
110 cases used. 2 cases contain missing values
Predictor
Constant
lereng (°)
volume (m3)

Coef
12.642
0.13731
0.9301

S = 10.0262

SE Coef
2.401
0.06782
0.5069

R-Sq = 6.6%

T
5.27
2.02
1.83

P
0.000
0.045
0.069

R-Sq(adj) = 4.8%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Source
lereng (°)
volume (m3)

DF
2
107
109

DF
1
1

SS
754.7
10756.2
11510.9

MS
377.4
100.5

F
3.75

P
0.027

Seq SS
416.3
338.5

Lampiran 4 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas penyaradan
The regression equation is
Produktivitas / jam = 2.27 + 2.15 volume (m3)
114 cases used. 1 cases contain missing values
Predictor
Constant
volume (m3)

Coef
2.273
2.1461

S = 5.64307

SE Coef
1.138
0.2422

R-Sq = 41.2%

T
2.00
8.86

P
0.048
0.000

R-Sq(adj) = 40.7%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total

DF
1
112
113

SS
2500.4
3566.6
6067.0

MS
2500.4
31.8

F
78.52

P
0.000

Lampiran 5 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pemuatan
The regression equation is
produktifitas /jam = 57.6 + 30.0 volume (m3)
136 cases used. 1 cases contain missing values
Predictor
Constant
volume (m3)

Coef
57.62
29.987

S = 113.621

SE Coef
27.49
5.625

R-Sq = 17.5%

T
2.10
5.33

P
0.038
0.000

R-Sq(adj) = 16.9%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total

DF
1
134
135

SS
366942
1729919
2096861

MS
366942
12910

F
28.42

P
0.000

Lampiran 6 Hasil uji pengaruh jarak terhadap produktivitas pengangkutan
The regression equation is
Produktivitas/jam = 35.9 - 1.15 jarak (km)
31 cases used. 1 cases contain missing values
Predictor
Constant
jarak (km)
S = 2.94234

Coef SE Coef
35.896
3.968
-1.1538
0.2545
R-Sq = 41.5%

T
9.05
-4.53

P
0.000
0.000

R-Sq(adj) = 39.5%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total

DF
1
29
30

SS
177.97
251.06
429.04

MS
177.97
8.66

F
20.56

P
0.000

Lampiran 7 Hasil uji pengaruh volume terhadap produktivitas pembongkaran
The regression equation is
Produktivitas / jam = 46.8 + 44.1 volume (m3)
77 cases used. 1 cases contain missing values
Predictor
Constant
volume (m3)

Coef
46.84
44.112

S = 148.502

SE Coef
42.65
6.581

R-Sq = 37.5%

T
1.10
6.70

P
0.276
0.000

R-Sq(adj) = 36.6%

Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total

DF
1
75
76

SS
990862
1653958
2644820

MS
990862
22053

F
44.93

P
0.000

Lampiran 8 Dokumentasi penelitian

Kegiatan penebangan menggunakan Chainsaw Stihl MS 72

(a)

(b)

Kegiatan pengukuran panjang (a) dan diameter (b)

Kegiatan pengangkutan menggunakan Mercedesbens 3638

(a)
(b)
Kegiatan pemuatan (a) dan pembongkaran (b) menggunakan Caterpillar 980 F

Kegiatan penyaradan menggunakan Caterpillar D527

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Bukit Langkap Daik Provinsi Kepulauan Riau
pada tanggal 26 Oktober 1992 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Dadi Rosadi dan Ibu Cacu Ningrum. Pendidikan dasar ditempuh
penulis pada tahun 1998-2003 di SDN 039 Kerandin dan lulus pada tahun 2004 di
SDN 002 Gesek Toapaya. Penulis menempuh pendidikan menengah pertama di
SMP N 1 Gunung Kijang dan lulus pada 2007. Tahun 2010 penulis lulus dari
SMAN 1 Banjar dan kemudian melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Institut
Pertanian Bogor di Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama mengikuti perkuliahan. penulis merupakan anggota FMSC (Forest
Management Student Club) kelompok studi pemanfaatan hutan pada tahun 2012
dan menjadi asisten praktikum Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah pada tahun
ajaran 2012/2013. Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan
(PPEH) di daerah Gunung Ciremai Jawa Barat tahun 2012. Praktek Pengelolaan
Hutan (PPH) tahun 2013 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi
dan KPH Perhutani Cianjur, dan pada tahun 2014 penulis melakukan Praktek Kerja
Lapang (PKL) dan penelitian di PT Wijaya Sentosa Papua Barat.
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan di Institut
Pertanian Bogor penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Produktivitas Alat
Berat Dan Efisiensi Waktu Kerja Kegiatan Pemanenan Kayu di IUPHHK-HA di
Papua Barat di bawah bimbingan Prof Dr Ir Juang Rata Matagaran MS.