27
G. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum
yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan karakter preskriptif ilmu hukum bersifat memberi petunjuk atau ketentuan berdasarkan peraturan yang berlaku. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan didalam keilmuan yang bersifat deskriptif yang menguji kebenaran ada tidaknya sesuatu fakta disebabkan oleh suatu faktor tertentu,
penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jika pada keilmuan
yang bersifat deskriptif jawaban yang diharapkan adalah true atau false, jawaban yang diharapkan didalam penelitian hukum adalah right, appropriate, inappropriate,
atau wrong. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil yang diperoleh didalam penelitian hukum sudah mengandung nilai.
35
1. Sifat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Deskriptif maksudnya menggambarkan secara sistematis
factual dan akurat tentang permasalahan penegakan hukum atas Undang-Undang Jabatan notaris. Sedangkan analitis maksudnya hasil data penelitian diolah, dianalisa
dan selanjutnya diuraikan secara cermat terhadap aspek-aspek yang berhubungan
35
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Penerbit Kencana, Jakarta, Ed. 1 Cet. 1, Jakarta, 2005, hal. 35
Universitas Sumatera Utara
28
dengan perbuatan pelanggaran hukum yang dilakukan notaris, menurut ketentuan yang terdapat didalam kode etik notaris.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian yang hanya menggunakan dan mengolah data-data sekunder atau disebut
juga dengan metode kepustakaan yang berkaitan dengan Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris atau hal lain berhubungan topik permasalahan dalam
penelitian ini yang berkaitan dengan sinkronisasi hukum.
36
3. Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan studi dokumen yakni dengan melakukan studi kepustakaan berupa bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tertier. Bahan hukum primer, adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas, yang
terdiri dari peraturan perundang-undangan dan catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan suatu peraturan perundang-undangan serta putusan hakim.
37
Adapun bahan hukum primer dalam penelitian ini, meliputi Peraturan Perundang-undangan, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Sementara bahan hukum sekunder adalah data yang diperoleh melalui kepustakaan, dengan menelaah buku-buku
36
Ibid
37
H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta 2009. hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
29
literatur, undang-undang, brosurtulisan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
38
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Notaris Indonesia,
Kode Etik Notaris serta hasil wawancara yang telah diolah dengan Informan seperti beberapa Notaris sebagai anggota PerkumpulanIkatan Notaris Indonesia, Majelis
Pengawas dan Dewan Kehormatan Notaris. Dalam penelitian hukum, data sekunder mencakup bahan primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat; bahan sekunder
yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer; dan bahan hukum tertier yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder.
39
4. Analisis Data