BEBAN MATI TAMBAHAN MA TEKANAN TANAH TA

16 4,40 0,300 0,5 -1 16,50 1,417 -23,381 17 0,40 0,500 0,5 -1 2,50 0,717 -1,793 TANAH 18 1,65 0,500 1 -1 20,63 1,375 -28,359 19 1,35 3,230 1 -1 109,01 1,525 -166,244 20 0,40 0,765 1 -1 7,65 0,650 -4,973 21 1,75 0,300 0,5 -1 6,56 1,617 -10,609 22 0,40 0,500 0,5 -1 2,50 0,717 -1,792 P MS = 2523,889 M MS = -1126,479 1.3. BEBAN TOTAL AKIBAT BERAT SENDIRI MS NO BERAT SENDIRI P MS M MS 1 Struktur atas Slab, Trotoar, Girder, dll 4112,451 497,61 2 Struktur bawah abutment, wingwall, tanah 2523,889 -1126,479 6636,340 -628,873

2. BEBAN MATI TAMBAHAN MA

Beban mati tambahan superimposed dead load , adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non- struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan, Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti : 1 Penambahan lapisan aspal overlay di kemudian hari; 2 Genangan air hujan jika system drainase tidak bekerja dengan baik ; 3 Pemasangan tiang listrik dan instalasi ME, No, Jenis beban mati tambahan Tebal Lebar Panjang Jumlah W Berat m m m kNm3 kN 1 Lap, Aspal + overlay 0,05 7,5 51,30 1 22,00 423,225 2 Railing, lights, dll w = 0,5 51,30 2 51,3 3 Instalasi ME w = 0,1 51,30 1 5,13 4 Air hujan 0,05 8,5 51,30 1 9,80 213,665 W MA = 693,320 Beban pada abutment akibat beban mati tambahan, PMA = ½ WMA = 346,660kN Eksentrisitas beban terhadap pondasi, e = b5+b2+b8-b3-Bx2 = 0,121 m Momen pada pondasi akibat berat sendiri struktur atas, MMA = PMA e = 41,946 kNm Universitas Sumatera Utara

3. TEKANAN TANAH TA

Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu lintas, harus diperhitungkan adanya beban tambahan yang setara dengan tanah setebal 0,6 m yang berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada bagian tersebut, Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat t anah Ws, sudut gesek dalam Φ, dan kohesi c dengan : Ws‟ = Ws Φ‟ = tan-1K Φ R tan Φ dengan factor reduksi Φ‟, KФ R = 0,7 C‟ = KcR C dengan factor reduksi untuk c‟= 1,0 Koefisien tekanan tanah aktif, Ka = tan2 45o – Ф‟β Berat tanah, Ws = 17,2 kNm 3 Sudut gesek dalam, Ф = 35 o Kohesi, C = kPa Tinggi total abutment, H = 5,030 M Lebar abutment, Ba = 9,516 M Beban merata akibat berat timbunan tanah setinggi 0,6 m yang merupakan ekivalen beban kendaraan : 0,6 Ws = 10,3 kPa Ф‟ = tan -1 KФ R tan Ф = 0,γβ0βηγ rad = 18,γ49 o Ka = tan 2 45 o – Ф‟β = 0,521136 Universitas Sumatera Utara NO, Gaya akibat tekanan tanah TTA Lengan Y MTA kN thdp O m kNm 1 T TA = 0,60 Ws H Ka Ba 257,426 y = H2 2,515 647,428 2 T TA = 12 H 2 Ws Ka Ba 431,618 y = H3 1,677 723,680 T TA = 689,045 M TA = 1371,108 4. BEBAN LAJUR “ D “ TD Beban kendaraan yang merupakan beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi merata Uniformly Distributed Load, UDL dan beban garis Knife Edge Load, KEL seperti pada Gambar 1, UDL mempunyai intensitas q kPa yang besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : q = 8,0 kPa untuk L ≤ γ0 m q = 8,00,5 + 15L kPa untuk L 30 m Untuk panjang bentang, L = 51,30 m q = 8,0 0,5 + 15L = 6,34 kPa KEL mempunyai intensitas, p = 44,00 kNm Factor beban dinamis Dinamic Load Allowance unruk KEL diambil sebagai berikut : DLA = 0,4 untuk L ≤ η0 m DLA = 0,4 – 0,0025L-50 untuk 50 L 90 m DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m Untuk harga L = 51,30 m, b1 = 7,50 m DLA = 0,397 Besar beban lajur “D” : W TD = q L 5,5 + b2 + p DLA 5,5 + b2 = 2227,615 kN Beban pada abutment akibat beban lajur “D” : P TD = ½ W TD = 1113,808kN Eksentrisitas beban terhadap pondasi : e = b5+b2+b8-b3-Bx2 = 0,121 m momen pada pondasi akibat beban lajur “D” : M TD = P TD e = 134,771 kNm Universitas Sumatera Utara

5. BEBAN PEDESTRIAN PEJALAN KAKI TP