Pengolahan Citra Studi Sistem Informasi Geografis (SIG) Bagi Perencanaan Penghijauan Di Kota Tebing Tinggi

2. Pengolahan Citra

- Overlay Setelah dilakukan digitasi pada citra langkah selanjutnya adalah overlay yaitu, penggabungan citra overlay dengan peta digital Kota Tebing Tinggi untuk memperoleh tampilan obyek pada citra yang disertai dengan informasi koordinat lokasi objek. Pada tahap ini akan diperoleh peta geografis yang disertai dengan atribut-atributnya. Kegiatan dari penggabungan overlay ini menggunakan teknologi komputer dengan perangkat lunak Arc Gis 10.1 - Digitasi Peta Dasar Citra yang sudah dikoreksi kemudian dapat diklasifikasikan dengan metode digitasi on screen untuk mengelompokkan dan mengenali kembali segala kenampakan obyek yang berhasil ditangkap oleh alat sensor citra satelit. Langkah selanjutnya setelah citra dikoreksi adalah dengan mendigit daerah-daerah yang dianggap masih berpotensi untuk dihijaukan kembali ataupun daerah yang sudah ada dan tetap untuk dipertahankan. Digitasi ini dilakukan untuk mengubah data spasial analog dari peta dasar yang digunakan ke dalam format peta digital yaitu penerjemah dalam koordinat. Peta Kota Tebing Tinggi kemudian di identifikasi secara visual. Kemudian diamati daerah yang masih kosong atau belum ada tanamannya. Daerah ini dapat diketahui dengan tanda berwarna coklat. Kemudian diamati seluruh wilayah Kota Tebing Tinggi dan di lakukan pendigitasian citra daerah yang berwarna coklat. - Interpretasi citra Interpretasi citra dilakukan dengan metode penafsiran visual yang didasarkan pada kunci interpretasi visual yang menggunakan elemen-elemen interpretasi citra yaitu: warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, lokasi dan asosiasi. Gedung besar dan kecil dapat dibedakan dengan memperhatikan ukuran dan bentuknya. Perumahan dapat ditentukan dengan memperhatikan bentuk, asosiasi dan pola dari penyusunan letaknya yang terdapat dipinggir jalan besar maupun jalan kecil. Jalan besar dan kecil ditentukan dengan memperhatikan bentuk, ukuran dan asosiasinya yang berada di dekat gedung maupun perumahan. Sungai memiliki tekstur permukaan air yang seragam dengan rona yang gelap jika airnya jernih, atau cerah jika keruh. Arah aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuan sungai memiliki sudut lancip sesuai arah aliran. Sungai besar dan kecil dapat dilihat diidentifikasi dengan memperhatikan warnanya yang biasa berwarna biru dengan bentuk yang memanjang dengan ukuran lebar yang berbeda-beda. Sungai dapat melintas di daerah perumahan, jalan besar dan kecil maupun di daerah yang bervegetasi. Setiap obyek yang melintas diatas sungai dapat dipastikan adalah jembatan. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan elemen lokasi atau situs. Pohon dan vegetasi kecil dapat ditentukan dengan memperhatikan warnanya yang berwarna hijau, bentuk tajuknya yang bulat dan polanya yang menyebar atau mengumpul membentuk hutan ataupun mengumpul membentuk suatu perkebunan. Pohon dan vegetasi kecil dapat dibedakan dari teksturnya, dimana tekstur vegetasi kecil lebih halus daripada tekstur pepohonan. Sedangkan lahan kosong diidentifikasi dengan memperhatikan warnanya yang coklat yang membuktikan tidak adanya vegetasi atau tumbuhan hijau yang tumbuh disekitarnya. Kegiatan penafsiran ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi penghijauan yang sesuai dengan syarat penghijauan dilaksanakan. Pada tahap ini ditentukan posisi koordinat dari setiap objek yang diinterpretasi. - Cek lapangan Ground Check Dari hasil interpretasi citra harus disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya sehingga perlu dilakukan pengecekan lapangan. Pengecekan lapangan ini dilakukan dengan menggunakan alat Global Positioning System GPS, dimana fungsinya dapat menetukan keberadaan lokasi contoh tersebut. Kesesuaian lokasi hasil interpretasi dapat diketahui dengan mencocokkan koordinat lokasi hasil interpretasi citra dengan koordinat pada GPS.

3. Metode Pengambilan Titik Koordinat

Dokumen yang terkait

Perencanaan Penghijauan Dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) (Studi Kasus Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

6 84 63

Perencanaan Lokasi Pendidikan Slta Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Di Kota Tanjungbalai

1 40 103

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

3 29 65

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 11

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 4

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 14

Perencanaan Penghijauan Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) (Studi Kasus di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 2

Studi Sistem Informasi Geografis (SIG) Bagi Perencanaan Penghijauan Di Kota Tebing Tinggi

0 0 8

STUDI PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DENGAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KOTA TEBING TINGGI

0 1 12