Material Collecting Game Engine

Gambar 3.9. Tahapan Final Detail and Clean Up

3.4. Material Collecting

Material collecting sangat dibutuhkan dalam pengenalan objek-objek yang sudah dibuat. Proses material collecting adalah untuk membuat objek terlihat lebih nyata, seperti pemberian warna dan material. 3.4.1. Warna Model objek yang telah selesai dibuat, dilanjutkan dengan proses pemberian warna untuk merepresentasikan objek tersebut agar sesuai dengan kenyataannya. Gambar 3.10. Pemberian Warna Universitas Sumatera Utara 3.4.2. Material Selain pemberian warna, pemberian material berupa translucent, roof, wood, dan stone juga diperlukan. Material translucent digunakan untuk pemodelan kaca, material roof digunakan untuk pemodelan atap, material wood digunakan untuk pemodelan kayu, dan material stone digunakan untuk pemodelan batuan. Berikut ini, contoh pemberian material di dinding pada Gambar 3.12. Gambar 3.11. Pemberian Material

3.5. Game Engine

Dalam penelitian ini, Game engine yang digunakan adalah Unity 3D versi 5. Penggunaan game engine ini bertujuan untuk memvisualisasikam kondisi lingkungan disekitar fasilitas umum yang dibangun. Seperti objek pohon dan rumput, juga objek benda seperti mobil dan orang. Di dalam game engine Unity juga akan diberikan pencahayaan kepada objek-objek bangunan dan lingkungan disekitarnya. Selain itu, audio suara juga diperlukan, baik foreground maupun background. Audio memainkan peranan yang besar. Seperti suara langkah kaki serta musik latar. 3.5.1. Environment Environment lingkungan dalam virtualisai sangatlah penting. Dengan pemberian environment, pengguna akan dibawa ke dalam sebuah lingkungan virtual sehingga Universitas Sumatera Utara mengalami imersi, atau perasaan berada di dalam dunia virtual yang dirancang. Pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan tersebut dalam cara tertentu. Sensasi telepresence kehadiran jarak jauh akan dirasakan jika kombinasi antara imersi dan interaktivitas terjadi. Telepresence akan menimbulkan sensasi dimana pengguna menjadi tidak merasakan lingkungan sekitar dan membuat fokus pada keberadaan di dalam lingkungan virtual. Virtual Reality sering disebut juga Virtual Environment karena simulasi yang dirasakan oleh pengguna adalah lingkungan yang berada didalam virtual reality, yang bisa dijelajahi oleh pengguna seolah-olah benar-benar bisa dirasakan lewat indera. Dalam penelitian ini, Virtual Environment yang digunakan berasal dari asset store Unity. Virtual Environment ini dirasakan pengguna menggunakan HMD dan alat input berupa keyboard dan mouse. Dalan Virtual Reality ini, Virtual Environment yang digunakan berupa objek tumbuhan, objek manusia, dan objek alat transportasi. Contoh dari penggunaan Virtual Environment dapat dilihat pada Gambar 3.14. dibawah ini. Gambar 3.12. Penggunaan Virtual Environment 3.5.2. Lighting Agar grafis dan penglihatan tiga dimensi 3D nyata menurut perspektif penglihatan pengguna, juga diperlukan lighting yang sesuai sehingga memberikan suasana realistis Universitas Sumatera Utara kepada pengguna. Pencahayaan yang diperlukan dalam penelitian ini salah satunya adalah directional light. Directional light adalah pencahayaan yang paling umum digunakan dalam dunia virtual reality, yang berupa visualisasi dari cahaya matahari. Contoh berikut ini adalah penggunaan lighting dari cahaya matahari. Gambar 3.13. Penggunaan Lighting 3.5.3. Sound Sound suara sangat diperlukan dalam pembuatan virtualisasi. Sound memiliki peranan yang besar dalam memainkan emosi pengguna. Selain background music, foreground music juga memiliki dampak bagi pengguna. Seperti suara langkah kaki, kendaraan, daun-daun atau rumput, dan suara pendukung lainnya.

3.6. Perancangan