Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pegadungan Kalideres Jakarta Barat

(1)

PEGADUNGAN KALIDERES JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapaih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RIZKA UMAMI NIM : 1110018200072

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H / 2014


(2)

i

PEGADUNGAN KALIDERES JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapaih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RIZKA UMAMI

NIM : 1110018200072

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. MASYHURI, AM. M.Pd. Dra. MANERAH NIP. 19500518 197803 1002 NIP. 1968032 199403 2002

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H / 2014


(3)

ii

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 27 Agustus 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd.) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 03 September 2014

Panitian Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. NIP. 19661009 199303 1 004

Sekertaris (Sekertaris Jurusan)

Dr. Zahrudin, LC, M. Pd. NIP. 19730602 200501 1 002 Penguji I

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd. NIP. 19671020 200112 2 001 Penguji II

Dr. H. Salman Tumanggor, M. Pd. NIP. 19570710 197903 1 002

Mengetahui. Dekan,

Dra. Nurlena Rifa’I, MA, PHd. NIP. 19591020 198603 2 001


(4)

iii

Tempat/Tgl. Lahir : Tangerang, 4 Juni 1992

NIM : 1110018200072

Jurusan/Prodi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.

Dosen Pembimbing : 1. Drs. Masyhuri, AM. MPd. 2. Dra. Manerah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggungjawab secara akdemik atas apa yang saya tulis. Peryataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah

Jakarta, 14 Agustus 2014 Mahasiswa Ybs.

Rizka Umami 1110018200072


(5)

iv

Ananda Islamic School Pegadungan Kalideres Jakarta Barat disusun oleh Rizka Umami,

NIM. 1110018200072, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 14 Agustus 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. MASYHURI, AM. M.Pd. Dra. MANERAH


(6)

v

“STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SDS ANANDA ISLAMIC SCHOOL” yang disusun oleh Rizka Umami NIM 1110018200072 Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, Telah disetujui kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal, 14 Agustus 2014.

Jakarta, 14 Agustus 2014

Mengetahui,

Pembimbing I Pembembing II

Drs. Masyhuri, AM. M. Pd Dra. Manerah


(7)

vi Kalideres Jakarta Barat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan strategi yang dijalankan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pegadungan-Kalideres, Jakarta Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mencari informasi sedalam-dalamnya mengenai strategi yang telah dilakukan oleh kepala sekolah melalui wawancara dan observasi langsung.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah telah melaksanakan kepemimpinannya dengan baik sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic School berdasarkan manajemen mutu terpadu.

Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic School diantaranya adalah (1) membuka usaha Rumah Sunat, hasil dari usaha tersebut didonasikan untuk menunjang sarana prasarana yang dibutuhkan sekolah, (2) mendatangkan guru dari luar negeri dengan maksud peserta didik mampu bersaing pada dunia internasional.


(8)

Jakarta Barat .

The purpose of this study is to investigate and explain the strategy that the principal in improving the quality of education at SDS Ananda Islamic School Pegadungan - Kalideres , Jakarta Barat .

The method used in this study is a qualitative method of descriptive analysis approach . This method is implemented in an attempt to find information about the deepest strategy has been carried out by the principal through interviews and direct observation .

The results showed that the principal leadership has conducted properly in accordance with the role and function as a school principal . The principal strategy in improving the quality of education at SDS Ananda Islamic School is based on integrated quality management .

Conclusion The study shows that the principal has done several strategies to improve the quality of education in SDS Ananda Islamic School which are ( 1 ) open a home business Circumcision , the results of these efforts was donated to support the infrastructure needs of the school , ( 2 ) bring in teachers from abroad with the intention that students are able to compete on the international world .


(9)

vii

serta salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu tercurah kepadanya, sahabat dan keluarganya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Phd., Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Hasyim As’yari, M. Pd., Ketua jurusan Manajemen Pendidikan.

3. Drs. Masyhuri, AM, M. Pd., Dosen pembimbing I, yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing proses pembuatan skripsi penulis. 4. Dra. Manerah, Dosen pembimbing II, yang senantiasa bersedia dikunjungi ke

rumah untuk membimbing penulis dan memberikan arahan untuk kelancaran proses pembuatan skripsi ini.

5. Ayah dan Ummi tercinta Bpk. Yunus dan Ibu Maswati, S.Pd.I. yang telah membiayai penulis sehingga menjadi sarjana, senantiasa memberikan motivasi serta do’a yang mengiringi langkah penulis setiap hari, sehingga penulis diberikan kemudahan menyelesaikan skripsi dalam keadaan ketenangan batin. 6. Yudi Hardiansyah, kakaku tersayang yang seringkali menasehati penulis

dikala malas mengerjakan skripsi dan adik-adikku tercinta Shila Lutfiah Rohma, Ais Yustina Farda, dan Siti Ezza Zahrizah yang telah memberikan semangat dikala penulis lelah dan bosan dalam proses menulis skripsi ini. 7. Kedua Almarhumah Nenekku Hj. Uni dan Hj. Simah Imot, skripsi ini adalah

kado untuk kalian. Sebelum kalian meninggal kalian selalu berpesan agar aku menjadi sarjana muda.

8. Sahabat terawetku Destri, Ade Nurfadillah, Sarah, Isni, Siska, Artika, Mella, Sukma, Zahra, Tika, Anjar, Isan, Santa, Fity, kalian sahabat terbaik yang


(10)

viii

selalu memberikan motivasi dan mengobati kegelisahan penulis dikala gundah gulana.

9. Teman seperjuangan dari awal kuliah Nita, Atin, Ikoh, Lia, Ayu, Jehan, Tiara, yang terkadang sama-sama gundah gulana karena pembuatan skripsi.

10.Keluarga Besar Manajemen Pendidikan Kelas-B angkatan 2010, bersama kalian banyak cerita seru yang kita rangkai bersama.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, karena penulis juga masih dalam proses belajar. Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya, Amiiin….

Jakarta, 14 Agustus 2014 Penulis

RIZKA UMAMI 1110018200072


(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman Sampul (Cover) ... i

Halaman Judul ... ii

Surat Peryataan Keaslian Skripsi... iii

Lembar Persetujuan/pengesahan Pembimbing ... iv

Pengesahan Penguji ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Tinjauan Tentang Strategi Kepala Sekolah Dalam Melaksanakan Kepemimpinan 1. Konsep Dasar Kepemimpinan... 7

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 9

3. Kunci Keberhasilan Kepala Sekolah ... 14


(12)

x

B. Konsep Dasar Peningkatan Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan ... 20

2. Standar Mutu Pendidikan ... 21

3. Total Quality Management (TQM) di lembaga pendidikan ... 22

4. Manajemen peningkatan mutu sekolah ... 23

5. Upaya Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan Mutu Pendidikan ... 24

6. Hambatan Dalam Usaha Peningkatan Mutu ... 25

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Latar Penelitian (Setting)... 29

C. Metode Penelitian... 29

D. Sumber Data ... 30

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengelolaan Data ... 30

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 32

G. Analisa Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 34

B. Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

xi

Tabel 3.2 kisi-kisi instrument wawancara ... 31 Tabel 4.1 Data Siswa SDS Ananda Islamic School ... 37 Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDS

Ananda Islamic School ... 37 Tabel 4.3 Struktur organisasi SDS Ananda Islamic School ... 39


(14)

xii Lampiran 2 Lembar pengesahan pembimbing Lampiran 3 Lembar pengesahan penguji Lampiran 4 Biodata penulis

Lampiran 5 Surat keterangan telah melakukan penelitian Lampiran 6 Lembar uji referensi

Lampiran7 1Berita wawancara dengan kepala sekolah Lampiran 8 Berita wawancara dengan perwakilan guru

Lampiran 9 Action plan tiga tahun ananda Islamic school juli 2013-2016 Lampiran 10 Minutes of the meeting juli 2013

Lampiran 11 Program kerja kepala sekolah Lampiran 12 Jadwal kegiatan kepala sekolah

Lampiran 13 Program kerja jangka panjang kepala sekolah Lampiran 14 Fungsi dan tugas pengelola sekolah

Lampiran 15 Sosok kompetensi kepala sekolah Lampiran 16 Jadwal laporan kerja tahunan Lampiran 17 Program kinerja kepala sekolah Lampiran 18 Agenda kegiatan kepala sekolah Lampiran 19 Fungsi dan tugas pengelola sekolah Lampiran 20 Rekapitulasi inventaris sekolah Lampiran 21 Struktur organisasi sekolah Lampiran 22 Tata tertib ananda islamis school


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.1

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

1

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. Ke-11, h. 21.

2


(16)

Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauhmana masyarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah bangsa tersebut. Kualitas pendidikan yang dimiliki, dilihat dari sejauhmana output (lulusan) suatu pendidikan dapat menjadikan manusia yang paripurna, sebagaimana tahapan pendidikan.

Untuk menjawab tantangan Nasional dan Internasional maka perlu diterapkannya “pendidikan bermutu”. Dimana pendidikan bermutu merupakan kunci untuk membangun manusia yang kompeten dan beradab dalam arti menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan masyarakat, baik dalam kualitas pribadi, moral, pengetahuan maupun kompetensi kerja menjadi syarat mutlak dalam kehidupan masyarakat. Dalam merealisasikan pendidikan bermutu, dituntut penerapan program mutu yang terfokus pada upaya-upaya penyempurnaan mutu seluruh komponen dan kegiatan pendidikan di sekolah.

Pendidikan yang bermutu tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana sekolah mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (tenaga kependidikan) serta pelangan eksternal (peserta didik, orang tua, masyarakat dan pemakai lulusan). 3

Dalam rangka perubahan dan transformasi diperlukan seorang pemimpin yang memiliki mental kuat dan prima, mampu mengatasi masalah dan tantangan, memiliki visi, dan berani mencoba inovasi. Kepemimpinan merupakan sumber daya yang paling pokok dalam organisasi sebagai upaya dalam pencapaian tujuan organisasi. Maka dikatakan lancar atau tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan dari jumlah guru dan kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya.

3

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), cet. Ke-7, h. 175-180


(17)

Kepala sekolah diharuskan memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya, agar mampu menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Selain menjalankan fungsinya, kepala sekolah mempunyai tugas untuk menyusun strategi dan misi sehingga tahu kearah mana harus melangkah dan tahu bagaimana sampai ketujuan agar dapat mencapai sasaran operasional suatu lembaga pendidikan.

Keberhasilan strategi sangat bergantung pada kemampuan dalam kepemimpinan untuk membangun komitemen, menghubungkan strategi dan visi yang tepat, mengatur sumber-sumber yang mendukung terlaksananya strategi. 4

Berbicara mengenai strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, maka di Jakarta Barat terdapat sekolah yang memiliki kurikulum Nasional plus yaitu SDS Ananda Islamic School, sekolah ini berdiri sejak tahun 2007 berawal dari tingkat pendidikan TK dan bangunan berbentuk Ruko, tahap demi tahap sekolah tersebut mengalami peningkatan hingga akhirnya memiliki gedung sendiri dengan kelengkapan fasilitas yang bestandar sesuai ketentuan standai isi UU No. 20 th 2003 serta semakin banyaknya siswa yang mendaftar bahkan sekolah tersebut berani mengambil langkah untuk membuka SMP dan SMA.

Sekolah tersebut menggunakan kurikulum nasional yang diperkaya dengan kurikulum dari Singapura. Untuk pelajaran tertentu buku sumber belajarnya di impor langsung dari singapura, seperti pelajaran (Math, English, dan Science). Pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah inkuiri yaitu pengalaman belajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu peserta didik serta melatih keterampilan penelitian sederhana sehingga siswa dapat menemukan dan mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Di samping itu melalui pembelajaran berbasis inkuiri ini peserta didik juga dilatih untuk

4

Sofan Amari, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013), h. 18.


(18)

mengembangkan sikap positif dalam belajar serta karakternya. Dengan demikian, diharapkan siswa tidak hanya menguasai pengetahuan namun memiliki keterampilan dan karakter yang diperlukan untuk keberlangsungan hidupnya kelak.5

Penulis memandang bahwa kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah yang akan menetukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan peningkatan mutu, kepala sekolah senantiasa dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerjanya. Dengan begitu usaha peningkatan mutu pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Sebagai motor penggerak maka kepala sekolah menyusun strategi dan melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Strategi diimplementasikan melalui pembangungan gedung baru, pengadaan fasilitas pendukung seperti membangun asrama guru serta menjalin kerjasama membuka usaha Rumah Sunat dan Indomart sebagian hasilnya didonasikan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan sekolah.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan maka diperlukannya guru yang berkualitas agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas pula, maka kepala sekolah membuat kebijakan dalam penerimaan guru baru dengan beberapa proses seperti micro teaching, tes toefl, tes baca qur;an, wawancara, dan mengajar dengan literature bahasa inggris. Namun pada kenyataannya dalam penerimaan guru baru ada hal yang mengganjal karena kepala sekolah tidak mempermasalahkan latar belakang guru berasal dari dunia pendidikan atau tidak asalkan guru tersebut pasih berbahasa inggirs maka akan diterima menjadi guru di skolah tersebut. Jika terjadi hal seperti ini maka akan menjadi masalah baru dalam dunia pendidikan.

Maka dari itu kepala sekolah harus jeli dalam membaca peluang dan ancaman yang akan datang, apabila kepala sekolah tidak memperhatikan

5

Hasil observasi langsung pada selasa, 13 Mei 2014, Jam 08:00-11:00 WIB. Tempat penelitian SDS Ananda Islamic School


(19)

penerimaan guru baru maka dalam proses mengajar akan memberikan dampak psikologis terhadap siswa. Peningkatan mutu pendidikan tidak semata-mata dilihat bagaimana cara kepemimpinan kepala sekolah, namun perlunya memperhatikan seluruh unsur pendukung untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang dicanangkan oleh sekolah.6

Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pegadungan Kalideres Jakarta Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya kepala sekolah dalam menerapkan manajemen mutu terpadu (TQM).

2. Belum optimalnya kepala sekolah dalam merealisasikan strategi yang telah direncanakan.

3. Belum optimalnya kepala sekolah dalam perekrutan tenaga pendidik. 4. Belum optimalnya kepala sekolah dalam menetukan pembiayaan sekolah. 5. Belum optimalnya kepala sekolah dalam transfaransi pembagian gaji guru.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya bahasan objek yang akan diteliti maka masalah dibatasi pada strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan meliputi : 1. Strategi kepala sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah mampu

membuat cara untuk mencapai tujuan organisasi menjadi unggul sehingga mampu bersaing, dan tidak hanya terbatas pada pembentukan strategi saja, tetapi juga konsep melaksanakan strategi itu agar bisa menjadi kenyataan.

6

Hasil observasi langsung pada selasa, 20 Mei 2014, Jam 08:00-11:00 WIB. Tempat penelitian SDS Ananda Islamic School


(20)

2. Peningkatan mutu pendidikan yang dimaksud adalah lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah: “Bagaimana Strategi Kepala Sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan tersebut?”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan strategi yang dijalankan kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan.

2. Bagi kepala sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan strategi yang digunakan dalam peningkatan mutu pendidikan.

3. Memberikan motivasi kepada kepala sekolah untuk menjalakan fungsinya sebagai pemimpin untuk menciptakan lingkungan sekolah dan suasana pembelajaran yang kondusif.

4. Memberikan arahan kepada kepala sekolah dalam menyusun strategi sesuai dengan misi yang telah dibuat agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan.

5. Bagi peneliti dapat memberikan informasi aktual dalam mengembangkan diri sendiri.


(21)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Strategi Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Kepemimpinan

1. Konsep Dasar Kepemimpinan

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lain. Biasanya orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer, dari kata pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang panjang.1

a. Pengertian Kepemimpinan

Pada dasarnya kepemimpinan sangat diperlukan dalam segala hal, baik memimpin diri sendiri maupun mempimpin suatu lembaga. Hal-hal yang saling berhubungan dengan kepemimpinan, yaitu adanya

1

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 1.


(22)

pemimpin dan karakteristiknya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok, tempat pemimpin dan pengikut berinteraksi.

Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah berupa sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.2

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.3

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.4

Berdasarkan berbagai pendapat tentang definisi kepemimpinan, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang atau kelompok agar bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

b. Tipologi kepemimpinan

Dari sekian banyak pemimpin mayoritas dari mereka memiliki cara berbeda untuk menempuh tujuan pendidikan meskipun pada dasarnya memiliki prinsip-prinsipnya tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena kepala sekolah memiliki ciri khas serta gaya kepemimpinan dengan menyertakan karakter yang ada dalam pribadi mereka sendiri yang selanjutnya disebutkan dalam tipologi kepemimpinan.

Ada lima tipe kepemimpinan, yaitu: 1) Kepemimpinan Otoriter

Tipologi kepemimpinan seperti ini identik dengan seorang diktator, dimana seorang memimpin dalam menggerakan organisasi atau bawahannya dengan cara memaksa kelompok. Namun keuntungan dari kepemimpinan otoriter ini yaitu, pemimpin dapat dikontrol dan pekerjaan dapat berjalan dengan

2

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 17. 3

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002) ,h.107. 4

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-7, h. 88.


(23)

baik hal ini disebabkan karena segala hal yang berkenaan dengan organisasi berada di bawah satu kendali yaitu di tangan pemimpin. 2) Kepemimpinan pseduo-demokratis

Seorang pemimpin yang bersifat pseudo-demokratis sering memakai “topeng”. Ia pura-pura memperlihatkan sifat demokratis di dalam kepemimpinannya. Ia memberi hak dan kuasa kepada bawahannya untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur siasat agar kemauannya terwujud kelak.

3) Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)

Kepemimpinan model ini sifatnya memberikan kebebasan penuh kepada bawahan. Bawahan bebas berbuat apapun dan mengeluarkan ide sesuai dengan keinginannya, pemimpin tidak pernah memberikan kontrol atau koreksi.

4) Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang kooperatif dan tidak dikatator. Dia selalu menstimulasi anggota-anggota kelompoknya untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama pula.5

Setiap pemimpin memiliki cara masing-masing untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang mereka pimpin. Ada yang memimpin secara demokratis, memimpin secara bebas (Laissez Faire), mempin dengan cara berpura-pura demokratis (pseduo-demokratis), dan memimpin secara otoriter.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tipe kepemimpinan dalam penerapannya saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan dapat berperan melindungi organisasi dari berbagai macam tantangan yang mengaruhi perkembangan organisasi. Oleh karena itu peranan sentral kepemimpinan kepala sekolah dalam organisasi sekolah yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi

5

Sondang P. Siagian, Teori & Praktik Kepemimpinan¸(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), cet. Ke-5, h. 27-45.


(24)

mengenai hakikat kepemimpinan dan hakikat kepala sekolah, sehingga peranan kepemimpinan kepala sekolah dapat dilaksanakan secara efektif.

Menurut Jamal Ma’mur Asmani,Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.

Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 6

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, kepemimpinan kepala sekolah yaitu perilaku individu yang mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari suatu sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan.

a. Kewajiban Kepala Sekolah

Kewajiban ini menuntut kepala sekolah untuk aktif belajar menguasai semua bidang, dan selalu mendorong dirinya dan jajaran yang ada di bawahnya kearah profesionalisme kinerja guna mencapai target yang telah ditetapkan lembaga.

Kepala sekolah tidak hanya menjalankan tugas dan fungsinya saja, namun ada beberapa kewajiban yang perlu dipenuhi oleh seorang kepala sekolah. dari beberapa kewajiban kepala sekolah makan akan menghasilkan peningkatan mutu dan perbaikan secara terus menerus.

Kewajiban yang perlu dipenuhi oleh kepala sekolah yaitu, menjabarkan visi ke dalam misi target mutu, merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai, menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah, membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan

6

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h. 16.


(25)

mutu, bertanggungjawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah. 7

Dalam menjalankan kewajiban kepala sekolah tidak hanya sendiri tetapi memerlukan bantuan dengan cara melibatkan guru dan komite sekolah dalam pengambilan keputusan, melakukan komunikasi untuk kepada orang tua/wali siswa dan masyarakat, dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan, dengan menggunkan sistem pemberian penghargaan atau prestasi serta sanksi atas pelanggaran peraturan dan kode etik.

Kepala sekolah Bertanggungjawab atas perencanaan patisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum dan merealisasikan visi misi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dikatakan berhasil atau tidaknya sekolah tergantung kepada kepala sekolah dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya dalam mencapai tujuan pendidikan.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa kepala sekolah dalam menjalankan kewajiban dan tugasnya harus meningkatkan mutu pendidikan, dimana mutu merupakan hasil dari kepemimpinan yang dijalankan, apabila kepemimpinannya bagus maka mutu (output) yang dihasilkanpun bagus.

b. Fungsi Kepala Sekolah

Dalam dunia pendidikan fungsi kepala sekolah sangat menetukan kehidupan organisasi, kepala sekolah tidak hanya menguasai teori-teori pendidikan, namun harus serta merta memahami dan mengimplementasikan kemampuannya secara nyata.

Menurut wajosumidjo,8 ada empat macam fungsi yang penting dimiliki seorang pemimpin yaitu, mendefinisikan misi dan peranan

7 Jamal Ma’mur Asmani,

Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Jogjakarta: Diva Press, 2012),h. 30.

8

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


(26)

organisasi, seorang pemimpin merupakan orang yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan organisasi, mempertahankan keutuhan organisasi, dan mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi.

E. Mulyasa9 menyebutkan bahwa untuk mendorong visinya dalam meningkatkan kualitas tenaga kependidikan maka kepala sekolah harus menjalankan fungsinya dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu:

a) Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)

Kepala sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik.

b) Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

c) Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator sangat diperlukan karena kegiatan di sekolah tidak terlepas dari pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan dan pendokumentasian seluruh program sekolah. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif agar administrasi sekolah dapat tertata dan terlaksana dengan baik. d) Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisien dan efektivitas pembelajaran.

e) Kepala sekolah sebagai leader

Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas.

f) Kepala sekolah sebagai inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

9


(27)

g) Kepala sekolah sebagai motivator

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki starategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.

Kepala sekolah perlu menjalankan fungsi kepemimpinan secara operasional sesuai dengan kelembagaan. Maka kepala sekolah perlu menjalankan fungsinya.

a) Fungsi instruksi

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

b) Fungsi konsultasi

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan. c) Fungsi partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksanaan.

d) Fungsi delegasi

Dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pemimpin. Fungsi delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

e) Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses (efektif) mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga


(28)

memungkinkan tercapaiannya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. 10

Fungsi kepemimpinan membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan kempimpinannnya di sekolah, tanpa adanya tugas dan fungsi yang harus dijalankan oleh kepala sekolah maka kepemimpinan yang dipegang tidak menentu arahnya.

Penulis menarik kesimpulan bahwa, seluruh fungsi kepemimpinan diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinanya secara integral agar mencapai tujuan yang diharapkan oleh sekolah tersebut.

3. Kunci keberhasilan kepala sekolah

Dari sisi tertentu kepala sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedang dari sisi lain seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer, sebagai pemimpin, sebagai pendidik dan yang tidak kalah penting seorang kepala sekolah juga berperan sebagai staf.

a. Kepala sekolah sebagai pejabat formal

Di dalam lingkungan organisasi, kepemimpinan terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal (formal leadership). Kepemimpinan formal terjadi apabila di lingkungan organisasi jabatan otoritas formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau dipilih melalui proses seleksi contohnya adalah Kepala sekolah.

b. Kepala sekolah sebagai manajer

Seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali.

10

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2003), h. 53


(29)

c. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin

kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dituntut selalu:

1) Bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan sekolah.

2) Kepala sekolah bertanggungjawab menyediakan saran dan prasarana sebagai penunjang proses KBM.

3) Memberikan motivasi kepada tenaga pendidik dan kependidikan agar para staff dapat beperilaku baik.

4) Memiliki karakter yang kharismatik agar senantiasa dihargai oleh bawahannya.

5) Memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi kegiatan dan memberikan arahan kepada staff dan guru.

Kepala sekolah bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, tidak hanya sebagai seorang pemimpin terkadang kepala sekolah bisa menjadi staff yang sama-sama mengurusi administrasi sekolah untuk mencapai visi misi yang telah ditetapkan.

Penulis menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu perwujudan kepemimpinan nasional, yaitu kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan sumber daya masyarkat dan lingkungan dalam situasi tertentu untuk mencapai kunci keberhasilan yang ia harapkan.

4. Strategi Kepala Sekolah

Sekolah yang sudah menerapkan suatu strategi dan bekerja secara sistematis berdasarkan strategi yang telah direncanakan untuk membina rasa kepatuhan, komitmen, pemahaman dan kepemilikan terhadap sekolahnya dapat menghasilkan peserta didik yang sukses, dari pada sekolah-sekolah yang tidak mempunyai identitas budaya.


(30)

Strategi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “strategos”. Kata “strategos” ini berasal dari kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang artinya memimpin. 11

Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjuk untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.

Strategi bukan merupakan masalah penentuan tahunan. Strategi membutuhkan waktu dan keamanan untuk berjalan lancar. Keberhasilan akan terjadi karena strategi dijalankan dengan konsistensi dari waktu ke waktu. Sedangkan kegagalan bisa terjadi karena strategi diubah-ubah.

Berdasarkan keseluruhan definisi di atas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk sebuah perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.

a. Tujuan Dasar dan Sasaran Strategi

Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategis yang sangat vital karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategis. 12

Apabila salah menetukan tujuan dasar dan sasaran strategis, maka akan salah pula pemilihan alat ukur keberhasilan pencapaian suatu strategi. Ini merupakan kesalahan fatal dalam merumuskan strategi, karena penyusunan strtegi lanjutannya hanya menjadi pekerjaan sia-sia dan kontra produktif.

11

Triton PB, Manajemen Strategis Terapan Perusahaan dan Bisnis, (Yogyakarta: Tugu Publisher, cet.1, 2007), h. 13.

12

Triton PB, Manajemen Stretegis Terapan Perusahaan dan Bisnis, (Yogjakarta: Tugu Publisher, cet.1, 2007), h. 17.


(31)

b. Implementasi strategi

Perencanaan yang telah dibuat oleh seorang pemimpin perlu diujicobakan keberhasilannya dengan cara diimplementasikan. Dalam penerapan rencana/strategi diperlukan controlling. Maka dari itu kepala sekolah perlu menganalisis, mengawasi dan melakukan evaluasi serta melakukan perbaikan berkala apabila strategi yang diterapkan memiliki kekurangan.

Dalam penerepan strategi/perencanaan maka perlu dilakukannya beberapa hal berikut:

1) Mengidentifikasi misi, sasaran, dan strategi organisasi

Setiap organisasi membutuhkan misi, dimana dalam merumuskan misi organisasi kepala sekolah dituntut untuk mengidentifikasi jangkau produk atau jasa dengan seksama.

2) Mengidentifikasi ancaman dan peluang

Setelah menganalisi lingkungan, kepala sekolah harus mengetahui peluang apa yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi serta ancaman apa yang akan dihadapi oleh organisasi tersebut.

3) Menganalisis sumber daya organisasi

Kepala sekolah tidak hanya melihat aspek dari luar organisasi, namun sangat penting baginya menganalisis aspek internal yang terdapat di dalam organisasi yang dipimpinnya.

4) Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

Dalam merumuskan strategi jangka panjang, maka kepala sekolah perlu melakukan identifikasi kekuatan dan kelemahan apa saja yang dimiliki oleh organisasi yang dipimpinnya.

5) Merumuskan strategi

Perumusan strategi ini mengikuti proses pengambilan keputusan, kepala sekolah perlu menyusun dan mengevaluasi alternatif-alternatif strategi kemudian memilih strategi yang cocok memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang lingkungannya secara baik.

6) Melaksanakan strategi

Organisasi itu tidak dapat dikatakan berhasil seandainya strategi yang sudah disusun tidak dilaksanakan semestinya.

7) Mengevaluasi hasil

Langkah akhir dalam proses strategi adalah mengevaluasi hasil. Seberapa efektif strategi-strategi yang sudah disusun, maka perlu adanya penyesuaian-penyesuaian strategi untuk memperbaiki persaimgan organisasi, serta tindakan-tindakan diadakan perbaikan dan perubahan. 13

13

Stephen P. Mary dan Robbins Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 1999), h. 231-232.


(32)

Penerapan merupakan hasil dari sebuah perencanaan, maka sebelum melakukan perencanaan diperlukannya analisis. Hal-hal yang perlu di analisis meliputi, kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman. untuk sampai pada tahap penerapan startegi maka perlu disertai dengan perencanaa, struktur, aktualisasi, dan pengawasan

Penulis menarik kesimpulan bahwa peran penting seorang kepala sekolah dalam membuat strategi, untuk mengetahui situasi yang harus ditindaklanjuti dengan penggunaan teknik analisis SWOT, meliputi aktivitas evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan internal sistem pendidikan serta peluang dan ancaman yang berasal dari nilai-nilai pendidikan.

B. Konsep Dasar Peningkatan Mutu Pendidikan

Berbagai Negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan dibangun dari unit satuan pendidikan, kelompok pendidik dan tenaga kependidikan profesioanal menunjukan komitmen dan praktik-praktik yang terbaik (akuntabilitas professional).

Paradigma penjaminan mutu telah bergeser dari praktik quality control ke quality assurance and development. Hasil-hasil kajian menunjukan bahwa peningkatan mutu tidak selalu berkaitan dengan peningkatan anggaran pendidikan dan ketersediaan guru dalam jumlah dan kualifikasi. Peningkatan mutu terjadi dalam perwujudan budaya mutu yang menunjukan perubahan cara berpikir dan budaya kerja yang mengutamakan mutu. 14

Pendidikan itu bukanlah goods (barang) atau services (layanan). User (pelanggan) pendidikan ada yang bersifat internal dan eksternal. Guru dan peserta didik adalah pemakai jasa pendidikan yang bersifat internal. Sedangkan orang tua, masyarakat dan dunia kerja adalah pemakai eksternal

14

Sofian Amari, Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar & Menengah, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013,h. 32.


(33)

jasa pendidikan. Pemakai ini perlu mendapat perhatian karena mutu dalam pendidikan harus memenuhi kebutuhan, harapan, dan keinginan semua pemakai (stakeholders). Dalam hal ini pemakai yang menjadi fokus utama pendidikan adalah “learners” (peserta didik). Peserta didik yang menjadi alasan utama diselenggarakan pendidikan, dan peserta didik pula yang menyebabkan keberadaan lembaga maupun sistem pendidikan.15

Manajemen mutu terpadu merupakan konsep manajemen sekolah sebagai inovasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diharapkan dapat memberikan perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan, tuntunan dan dinamika masyarakat dalam menjawab permasalahan-permasalahan pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah. komponen terkait untuk meningkatkan mutu tersebut ialah mutu sekolah, guru, siswa, kurikulum, dukungan dana, sarana dan prasaranan, serta peran orang tua siswa.

Di antara komponen di atas, komponen yang paling berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan ialah meningkatkan peran dan fungsi guru serta peran kepemimpinan kepala sekolah agar semakin professional dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu tranformasi menuju mutu terpadu dalam pendidikan prosesnya dimulai dengan mengembangkan suatu visi mutu sebagai berikut:

1. Difokuskan pada pemenuhan berbagai kebutuhan dari pelanggan.

2. Mempersiapkan secara total keterlibatan masyarakat dalam suatu program. 3. Menyusun beberapa sistem untuk mengukur nilai tambah dari pendidikan. 4. Sistem penunjang tempat staf dan peserta didik perlu mengelola

perubahan.

5. Melakukan upaya peningkatan dan perbaikan terus-menerus kemudian senantiasa berusaha menghasilakan produk pendidikan kea rah yang lebih baik. 16

15

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep Dan Implikasi, (PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 25.

16

Sri minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. Ke-2, h. 320-321.


(34)

Kepala sekolah dan guru diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya, dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Usaha meningkatkan mutu pendidikan tersebut melalui pendekatan konsep manajemen mutu terpadu. Dengan pendekatan konsep manajemen mutu terpadu, diharapkan kepala sekolah dan guru mampu meningkatkan kemampuannya secara maksimal dalam pengelolaan layanan pembelajaran peserta didik yang muaranya pada pengingkatan mutu pendidikan.

1) Pengertian Mutu Pendidikan

Mutu memiliki arti yaitu kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services) yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan (satisfaction) pelanggan (customer). 17

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.18

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu pendidikan adalah suatu usaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pelanggan dalam mewujudkan suasana belajar melalui tahap input (sekolah, guru, siswa, visi, misi dan sasaran yang ingin dicapai sekolah), proces (proses belajar-mengajar) dan output pendidikan (prestasi sekolah, prestasi akademik, dan lulusan yang berkualitas) sesuai dengan yang diahrapakan oleh pelanggan eksternal dan internal.

17

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasi Sekolah, (Jakarta: PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009), ,h. 27.

18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1).


(35)

2) Standar Mutu Pendidikan

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), sebagai substansi dari Undang-Undang SISDIKNAS tersebut nampak jelas dari visinya, yakni terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manuasia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman.

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB IX menjelaskan bahwa Standar Nasional Pendidikan, yaitu: Standar isi, Standar proses, Standar kompetensi lulusan,Standar Standar tenaga kependidikan, Standar sarana dan prasarana, Standar pengelolaan, Standar pembiayaan, dan Standar penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.19

Penulis menarik kesimpulan bahwa standar mutu pendidikam merupakan tolak ukur atau batasan-batasan yang perlu dipenuhi agar apa yang ingin dicapai bisa bekualitas dan pelanggan merasa puas.

3) Total Quality Management (TQM) di lembaga pendidikan

Manajemen mutu terpadu atau dikenal dengan Total Quality Management (TQM) adalah suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara keberlanjutan kepuasan customers pada biaya sesungguhnya yang secara berkelanjutan terus menerus.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Hadari Nawawi yang dikutip oleh Sri Minarti mengemukakan tentang karakteristik TQM sebagai berikut:

a) Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. b) Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

19

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, BAB IX Standar Pendidikan Nasional, Pasal 35 ayat 1.


(36)

c) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

d) Memiliki komitmen jangka panjang. e) Membutuhkan kerjasama tim.20

Penulis menarik kesimpulan bahwa manajemen mutu terpadu Total Quality Management (TQM) merupakan unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajran. Sebagai unit layanan jasa yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah pelanggan internal : guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi, pelanggan eksternal terdiri atas: pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah, dan masyarakat), dan pelanggan tersier (pemakai/penerima lulusan baik di perguruan tinggi maupun dunia bisnis).

4) Manajemen peningkatan mutu sekolah

Ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan: kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input analisis tidak konsisten, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, dan peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.

Manajemen peningkatan mutu sekolah adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada sekolah, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada kesediaan data kuantitatif-kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memnuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

Berdasrkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen peningkatan mutu memiliki prinsip-prinsip berikut:

a) Peningkatan mutu harus dilaksankan di sekolah.

b) Penigkatan mutu hanya dapat dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan yang baik.

20


(37)

c) Peningkatan mutu harus didasarkan pada data dan fakta, baik bersifat kualitatif maupun kuantitaif.

d) Peningkatan mutu harus memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di sekolah.

e) Peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa sekolah dapat memberikan keupasan kepada siswa, orang tua dan masyarakat.21

Tujuan utama lembaga pendidikan adalah memiliki mutu yang berkualitas. Maka diperlukannya manajemen yang baik agar pengelolaan implementasi dari visi misi bisa tercapai sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Penulis menarik kesimpulan bahwa begitu pentingnya manajemen peningkatan mutu sekolah, karena dapat dijadikan dasar atau prinsip untuk pencapain mutu pendidikan yang lebih baik lagi dan berfokus pada pelanggan.

5) Upaya Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Strategi dalam peningkatkan mutu pendidikan pada prinsipnya harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya mulai dari aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olahraga, dan perilaku. Untuk mewujudkan perbaikan mutu pendidikan berkelanjutan, maka yang diperlukan adalah pemimpin yang tidak hanya berhasil (success), tetapi juga efektif (effective). Pemimpin yang efektif dalam organisasi pendidikan adalah mereka yang memberikan pengaruhnya dan orang lain bergerak ke arah tujuan secara sukarela dan senang tanpa merasa terpaksa. Pengaruh ini berkelanjutan untuk mewujudkan mutu pendidikan sehingga kinerja sekolah dapat dirasakan para pelanggan pendidikan dari lulusan yang bermutu.

21


(38)

Peranan kepala sekolah sangat penting sebagai upaya dalam meningkatkan mutu produk (lulusan) dari sebuah organisasi, maka upaya yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu adalah sebagai berikut:

a. Menunjukan kejelasan manajemen mutu jangka panjang. b. Membentuk tim-tim mutu antar divisi.

c. Mengidentifikasi masalah yang sekarang ataupun yang potensial akan timbul.

d. Meninjau biaya yang diperlukan untuk mutu dan menjelaskan bagaimana hal itu digunakan sebagai alat manajemen.

e. Meningkatkan kesadaran dan komitmen pribadi semua pekerjaan tentang mutu.

f. Mengambil tindakan secara cepat untuk memperbaiki masalah yang telah teridentifikasi.

g. Melaksanakan program secara efektif dan efesien.

h. Melatih pengawas (kepala sekolah) untuk melaksanakan tanggungjawabnya dalam program mutu.

i. Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunda.

j. Menyamakan visi, misi untukmencapai tujuan dalam peningkatan mutu.

k. Menjalin komunikasi yang baik pada tim manajemen agar tak sungkan menyampaikan hambatan yang dihadapi mereka dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan mutu.22

Manajemen mutu terpadu merupakan wadah untuk sekolah mengidentifikas, menyusun, meingplementasikan dan mengevaluasi hasil dari apa yang telah disusun untuk merealisasikan visi, misi. Maka dalam hal ini fungsi kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam menyusun strategi atau master plan dalam mencapaian peningkatan mutu pendidikan.

Penulis menarik kesimpulan bahwa, sudah sangat jelas kewajiban kepala sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, sekolah bermutu tergantung dengan cara kepemimpinan kepala sekolah menjalankan fungsinya.

22

Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep Dan Implikasi, (PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009),, h. 190.


(39)

6) Hambatan dalam Usaha Peningkatan Mutu

Seandainya organisasi menganggap bahwa konsep Manajemen Mutu Terpadu hanya merupakan salah satu inovasi manajemen saja, atau lebih buruk lagi, sebagai sebuah alat perbaikan, maka usaha perbaikan organisasi telah gagal sejak awal.

Hambatan pada perbaikan mutu yang harus dihindari oleh organisasi yang bervisi untuk meningkatkan mutu adalah:

a. Tidak adanya tujuan yang tepat untuk perencanaan produk dan jasa yang mempunyai pasar yang cukup untuk menjaga agar perusahaan tetap berjalan dan pekerjaan tetap tersedia.

b. Hanya menggunakan data dan informasi yang kelihatan saja untuk pengambilan keputusan.

c. Mengabaikan hal-hal yang tidak diketahui dan yang tidak dapat diketahui, seperti biaya tunjangan pengobatan dan honor pegawai.23 Dalam setiap upaya peningkatan pasti mengalami hambatan, penulis berasumsi bahwa hambatan pada perbaikan mutu dapat diminimalisir dengan menggunakan manajemen mutu, dimana kepala sekolah memegang peranan penting dalam memanajnya, adapun manajemen mutu yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam meminimalisir hamtan perbaikan mutu, yaitu: melaksanakan school review, menurumuskan (visi, misi, strategi dan program kerja), menentukan Benchmarking (kriteria), memperluas kepemimpinan partisipatif, melakukan intervensi pada berbagai level, mengembangkan kultur sekolah, meningkatkan kemampuan guru, memobilisasi sumber dana, dan hal yang paling penting adalah melakukan monitoring dan evaluasi.

23


(40)

C. Hasil penelitian yang relevan

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:

1. Abdul Mu’min Mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011, Penelitian ini merupakan hasil Skripsi, yang berjudul “Peran kepala sekolah dalam meningkatkan professionalisme guru di Sekolah Dasar Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang”, kesimpulan dari penelitian ini adalah peran kepala sekolah dalam hal ini sudah berjalan dengan baik dalam rangka meningkatkan professionalisme guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar, karyawan, sarana belajar kesemuanya sudah berjalan baik, ditentukan melalui peran kepala sekolah yang meliputi keenam dimensi tersebut diatas.

a. Azimatul Ulya Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada tahun 2010, penelitian ini merupakkan hasil Skripsi, dengan judul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Di SDI Hidayatullah Semarang”, Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan tentang manajemen peningkatan mutu tenaga pendidik di SDI Hidayatullah Semarang, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi kepala sekolah SDI Hidayatullah Semarang dalam meningkatkan mutu atau kompetensi tenaga pendidik, yaitu melalui: 1) Kompetensi pedagogic, 2) Kompetensi professional, 3) Kompetensi kepribadian, 4) Kompetensi sosial.

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu “Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Akan tetapi dari penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan diteliti.


(41)

Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.


(42)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDS Ananda Islamic School yang beralamatkan di Jl. Tanjung Pura No. 34 Pegadungan, Kalideres-Jakarta Barat 11830, peneliti memilih sekolah ini dijadikan objek penelitian berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar, siswa dan orang tua siswa yang menyatakan mutu pendidikan di sekolah tersebut sangat cepat dalam mengalami perkembangan dan peningkatan mutu.

Tabel 3.1

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada 6 Mei-19 Juni 2014.

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4

Observasi

1. Pengenalan lingkungan 2. Melihat guru mengajar

3. Bertemu dengan kepala Yayasan 4. Mengikuti pengajian bersama


(43)

komite

Wawancara

1. Wawancara kepala sekolah 5. Wawancara guru

6. Wawancara siswa 7. Wawancara komite

Studi dokumentasi

1. Rapat dengan dewan guru 2. Rapat bersama yayasan

beserta dewan guru

3. Mengikuti acara Graduation 2th siswa kelas VI

B. Latar Penelitian (Setting)

SDS Ananda Islamic School merupakan sekolah yang berdiri sejak tahun 2006, sejak berdiri sekolah ini terus menerus mengalami peningkatan setiap tahunnya baik dari segi sarana prasarana maupun kualitas lulusannya.

Kepala sekolah berperan penting dalam proses peningkatan mutu di sekolah ini, kepala sekolah membuat plan master dan membuat strategi untuk mencapai peningkatan mutu yang lebih baik lagi serta melakukan perbaikan terus menerus.

C. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang sebagai objek penelitian dan prilaku yang dapat diamati sehingga merupakan rinci dari suatu fenomena yang diteliti. 1

Penelitian ini digunakan untuk mengungkap berbagai informasi dan gambaran mengenai strategi kepala sekolah dalam peningkatkan mutu

1

Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: alfabeta, 2006), h.137.


(44)

pendidikan di SDS Ananda Islamic School Pegadungan Kalideres Jakarta Barat.

D. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah sedangkan sumber data sekundernya adalah wakil kepala sekolah bidang Kurikulum, perwakilan guru, dan komite sekolah.

E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.2

Dalam observasi disini peneliti hanya sebagai pengamat yang tidak mengikuti secara penuh kegiatan kepala sekolah dalam menyusun strategi namun hanya sebagai pengamat dalam penerapan strategi yang sudah dibuat oleh kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SD Ananda Islamic School Pegadungan-Kalideres, Jakarta Barat.

Penulis melakukan observasi untuk mengamati kepala sekolah dalam mengimplementasikan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic mulai dari 6 mei-12 juni 2014, penulis juga ikut serta dalam proses KBM mulai dari jam 07:30-14:00 WIB, dan mengikuti proses dimana kepala sekolah mengevaluasi guru-guru dan seluruh unsur sekolah setiap pekan pada hari jumat jam 14:00-16:00 WIB. 2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit /kecil.3

2

Sugiyono, Metodepenelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 203 3


(45)

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai kepala sekolah sebagai sumber data primer dan mewawancarai guru, komite dan karyawan sekolah sebagagai sumber data tambahan untuk memperkuat jawaban dan menguji kebenaran realitas dari penerapan strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic School Jakarta Barat.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Intrument Wawancara

Strategi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

Indikator

Nomor butir

Jumlah soal

1. Menunjukan kejelasan manajemen mutu jangka

panjang. 1, 2 2

2. Membentuk tim-tim mutu antar divisi. 3, 4, 5 3 3. Mengidentifikasi di mana masalah yang sekarang

ataupun yang potensial akan timbul. 6, 7, 8 3 4. Meninjau biaya yang diperlukan untuk mutu dan

menjelaskan bagaimana hal itu digunakan sebagai alat manajemen.

9, 10, 11,

12, 13 5 5. Meningkatkan kesadaran dan komitmen pribadi

semua pekerjaan tentang mutu. 14, 15

2 6. Mengambil tindakan secara cepat untuk

memperbaiki masalah yang telah teridentifikasi. 16, 17

2 7. Melaksanakan program secara efektif dan efisien. 18 1 8. Mengikuti pelatihan untuk melaksanakan

tanggungjawabnya dalam program mutu. 19, 20 2 9. Memanfaatkan waktu semaksimal mungkin

dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunda. 21 1 10.Menyamakan visi, misi untuk mencapai tujuan

dalam peningkatan mutu. 22, 23 2

11.Menjalin komunikasi yang baik pada tim manajemen agar tak sungkan menyampaikan hambatan yang dihadapi mereka dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan mutu.


(46)

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yang akan dijadikan teknik pengumpulan data berupa action plan tiga tahun, minutes of the meeting, program kerja kepala sekolah, program kerja jangka panjang kepala sekolah, fungsi dan tugas pengelola sekolah, sosok kompetensi kepala sekolah, jadwal kegiatan kepala sekolah, jadwal program kerja tahunan, program kinerja kepala sekolah, agenda kegiatan kepala sekolah, dan fungsi dan tugas kepala sekolah. (terlampir)

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut :

1. Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan, peningkatan ketekunan dalam penelitian. Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

Dalam uji peserkredibilitas peneliti senantiasa melakukan pendekatan dengan kepala sekolah, guru-guru, pegawai sekolah, dan para peserta didik, dengan melakukan berbagai pendekatan agar menunmbuhkan rasa kepercayaan pihak sekolah kepada peneiliti. Apabila pihak sekolah sudah merasa nyaman maka mempermudah peneliti untuk mendapatkan data yang diharapkan.

2. Pengujian transferability

Pengujian transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil


(47)

penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. 4 3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif, Dependability disebut realibilitas. Suatu penelitian yang relieb apabila orang lain dapat mengulangi.merepleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif , uji Dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.5

G. Analisis Data

Teknik pengelolaan dan analisis data dalam penelitian ini melalui proses sebagai berikut:

1. Klasifikasi atau Deskripsi

Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Peneliti biasanya baru mengenal sepintas informasi yang diperolehnya.

2. Reduksi atau fokus

Peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Memilih data mana yang menarik, penting dan berguna, serta baru. Kemudian data tersebut dikelompokan dikategori yang ditetapkan dalam fokus penelitian.

3. Selection atau Interpretasi

Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.

4

Sugiyono, op.cit, h 270-277. 5


(48)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

1. Sejarah SDS Ananda Islamic School

Ananda Islamic School adalah sekolah yang ada dibawah naungan yayasan Ananda Dionita, suatu badan hukum yang didirikan oleh keluarga besar ayah Murdioyono Abdul Latief. Tujuan utamanya yaitu untuk menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan pada globalisasi dengan berlandaskan nilai islam yang cocok perkembangan ilmu dan pengetahuan serta teknologi.

Kurikulum sebagai sekolah nasional plus, kurikulum sekolah Ananda Islamic School didasarkan pada kurikulum pendidikan di Indonesia serta Singapura.1

2. Visi misi SDS Ananda Islamic School Visi :

“Berwawasan Internasional Berbasis Karakter”

Misi :

a. Menerapkan ajaran islam dan memelihara nilai-nilai islam.

b. Menumbuhkan kepercayaan diri dan melatih kemandirian sejak dini.

c. Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

1


(49)

Tujuan :

1) Menguasai IMTAQ dan IPTEK berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. 2) Mengembangkan kemampuan nilai-nilai agama dan moral, sosial

emosional, kognitif serta berakhlak.

3) Membentuk generasi yang berprestasi dan berkopetensi.

4) Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas berbasis pendidikan, budaya dan karakter bangsa.

5) Menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial yang menjadi bagian dari pendidikan.

3. Identitas SDS Ananda Islamic School

Nama Sekolah : SDS Ananda Islamic School Nomor Induk : 101130

Provinsi : DKI Jakarta Daerah : Jakarta Barat Kecamatan : Kalideres Desa/Kelurahan : Pegadungan

Alamat : Jl. Tanjung Pura No. 34

Kode Pos : 11830

Telepon : 021-54391187

Fax : 021-54368517

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Swasta Tahun Berdiri : 2007 Tahun Perubahan : 2009 Luas Bangunan : 2. 500 M2

Organisasi Penyelenggara : Organisasi yayasan

4. Sarana dan prsarana SDS Ananda Islamic School

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDS Ananda Islamic untuk menunjang proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:


(50)

a. Gedung milik sendiri b. Ruang kelas ber AC c. Arena bemain lengkap d. Perpustakaan

e. Lab. Komputer f. Lab. Bahasa g. Lab. Sains

h. Ruang audio visual i. Ruang kesenian j. Ruang keterampilan k. Auditorium

l. Ruang UKS m. Area parker n. Musolah

o. Lapangan basket p. Lapangan futsal q. Lapangan badminton r. Kantin

5. Keadaan siswa SDS Ananda Islamic School

SDS Ananda Islamic School merupakan sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 maka dari itu siswa perkelas hanya berisi belasan orang, dikarenakan sekolah tersebut membatasi siswa perkelas minimal 10 orang. SDS Ananda Islamic School sudah 2 kali menyelenggarkan Ujian Nasional dimana ujian yang pertama masih menumpang di sekolah lain karena belum mendapatkan akreditasi sedangkan Ujian Nasional yang kedua sudah bisa melaksanakan UN secara mandiri. Meski jumlah siswa hanya 127 orang mereka merupakan siswa-siswa pilihan yang telah lolos seleksi penerimaan siswa baru, para siswa pasih berbahasa inggris dan bahasa arab serta pandai menghafal surat-surat pendek.


(51)

Tabel 4.1

Data Siswa SDS Ananda Islamic School

No. Kelas Jumlah

1. I 32 Orang

2. II 41 Orang

3. III 22 Orang

4. IV 11 Orang

5. V 10 Orang

6. VI 11 Orang

Jumlah 127 Orang

6. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan SDS Ananda Islamic School

SDS Ananda Islamic School merupakan sekolah yang baru berjalan selama 8 tahun jadi sangat wajar ketika jumlah seluruh unsur sekolah hanya 28 orang.

Tabel 4.2

Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDS Ananda Islamic School

NO NAMA JABATAN

1 Toni Amrizal, S.PdI Kepala Sekolah 2 Apriyanti, S.PdI Sekretaris 3 Mutika Kurniati, S.Pd Pengajaran

4 Winda, S.IP Kesiswaan


(52)

6 Achmat Hilmi, Lc Keagamaan

7 Iik Iklimah, S.Pd Guru

8 Della Febrianti,S.Pd Guru

9 N. Ainunnajib, S.Pd Guru

10 Sufyan Suri,S.Pd Guru

11 Agustine, S.Pd Guru

12 Mustatiroh, S.Pd Guru

13 Ali Abdurahman, S.Pd.I Guru

14 Ade Marwoto, Amd Guru

15 Puspa Vitriani, S.Pd Guru

16 Efarianti, S.Pd Guru BK

17 A. Drani Titi Hayati, S.E Operator / Humas

18 Fauziah, S.E Bendahara

19 Arsi Puspita Sari, S.Si Tata Usaha

20 Siti Paojah Administrasi

21 Ali Nurodin Penjaga

Sekolah

22 Santoso Cleaning

Service

23 Ipah Cleaning

Service

24 T. Faisal Koordinator

Satpam

25 Fedrik Satpam

26 Abdul Taufik Satpam

27 Muhamad Mustofa Petugas

Perpustakaan

28 Nana Pengemudi

Jumlah 28 orang

7. Struktur organisasi SDS Ananda Islamic School

Struktur organisasi di SDS Ananda Islamic School berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya dikarenakan mengadopsi stuktur organisasi pendidikan di singapura, namun dari perbedaan tersebut tidak


(53)

terlalu jauh berbeda dengan sekolah pada umumnya hanya perbedaan nama dan tugas, fungsi dan tanggungjwabannya saja yang berbeda.

Tabel 4.3

Struktur organisasi SDS Ananda Islamic School

Hal-hal di bawah ini merupakan penjelasan dari struktur organisasi di atas, yaitu:

1. Board of directors, merupakan kepala yayasan atau pemimpin pusat yang memegang penuh kekuasaan.

2. Head of school, pimpinan kepala sekolah bertugas mengepalai kepal sekolah TK, SD, SMP dan SMA.

3. School board/PTA, merupakan komite sekolah yang dibentuk secara terstruktur.

4. Business manager, merupakan pihak administrasi yang mengatur manajemen sekolah yang terdiri dari security, finance, IT/library, general affair, marketing, dan publishin.

5. School administration manager (SAM), merupakan pihak administrasi yang mengelola manajemen pendidikan untuk pengaplikasian peningkatan mutu yang terdiri dari early childhood, lower primary, upper primary,


(54)

head of year. Dalam pengaplikasian peningkatan mutu dilaksanakan oleh teacher (pendidik).

B. pembahasan

1. Kepemimpinan kepala sekolah SDS Ananda Islamic School

Kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah di SDS Ananda Islamic School yaitu tergolong ke dalam tipe kepemimpinan demokraris. Kepala sekolah memimpin dengan sikap yang kooperatif dan tidak diktator. Dia selalu menstimulasi anggota-anggota kelompoknya untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan.2

Kepala sekolah telah menjalankan fungsinya secara baik itu tercermin dari terciptanya iklim kerja yang menyenangkan dan tidak membosankan, kepala sekolah tak memberikan batasan antara kepala sekolah dengan guru-guru mereka semua membaur menjadi satu kesatuan. Namun tetap adanya profesionalitas dimana ketika KBM berlangsung semua serius mengerjakan masing-masing pekerjaannya, namu ketika berkumpul di ruang guru disitulah terjadi suasana keakraban, banyak candaan antara kepala sekolah dengan guru-guru.3

Pemimpin belum tegas mengambil sikap ketika perekrutan tenaga pengajar, dalam proses rekrutmen kepala sekolah tak mempermasalahkan latar belakang pendidikan tenaga pengajar, meski dalam proses rekrutmen ada proses seleksi berkas surat lamaran, micro teaching, tes toefl, namun yang menjadi penentu keputusan guru tersebut diterima mengajar adalah guru paham dan fasih berbahasa inggris.4

Kepala sekolah mengadakan evaluasi setiap hari jumat jam 13:30 WIB. Pada saat rapat evaluasi mingguan biasanya membahasa kinerja guru

2

Hasil wawancara dengan Mr. Ade guru Komputer pada selasa, 13 Mei 2014 3

Hasil observasi peneliti sendiri setiap hari.

4

Hasil wawancara dengan guru yang sedang mengikuti proses seleksi tenaga pengajar, selasa, 3 Juni 2014.


(55)

dan perkembangan belajar siswa, serta permasalahn apa saja yang terjadi di sekolah kemudian mencari jalan keluarnya bersama guru. 5

Dalam menjalankan kepemimpinannya kepala sekolah melaksanakan kewajiban dan perannya semaksimal mungkin agar peningkatan mutu pendidikan di SDS Ananda Islamic School tercapai sesuai tujuan yang diharapkan yaitu:

a. Kepala sekolah menjabarkan visi ke dalam misi untuk mencapai target mutu. Ada tiga poin realisasi visi ke dalam misi yaitu, Asembly (pemberian nominasi untuk siswa dan guru terbaik, kenaikan level gaji bagi setiap pegawai yang kinerjanya bagus), Internasioanl (coneting internet dan mendatangi guru langsung dari Belanda), Berbasis karakter (melaksanakan sholat dhuha bejamaah setiap jam 08:30 WIB, setiap peserta didik diwajibkan hafal surat pendek, pada hari jumat merupakan jadalnya “Arabic day”, setiap orang tua siswa apabila menjemput anaknya ke sekolah diwajibkan mengenakan pakaian muslimah, adanya pengajian komite setiap awal bulan bersama ustadz).6

b. Kepala sekolah merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai dengan membuat perencanaan jangka panjang dimulai dari juli 2013-juli 2016.

c. Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah. Ketika terjadi suatu masalah yang mengancam sekolah, maka hal yang pertama kali dilakukan kepala sekolah adalah menganalisi dan mengidentifikasi permasalah yang terjadi, namun kepala sekolah tidak langsung mengambil keputusan, ada beberapa langkah penyelesaian masalah yang dijalankan di SDS AIS yang pertama, yaitu wali kelas berkonsultasi dengan pihak orang tua, jika langkah pertama tidak bisa menyelesaikan masalah selanjutnya kelangkah kedua, yaitu pihak konselor (BK) turun tanagan, jika

5

Hasil wawancara dengan kepa sekolah, senin 26 Mei 2014.

6


(56)

langkah ketiga tidak mendatangkan penyelesaian, maka kepala sekolah mengambil tindakan mediasi dengan orang tua siswa lalu jalan terakhir membuat surat keputusan.

d. Kepala sekolah membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu. Salah satu usahanya adalah membeli saham Rumah Sunat dan Indomart, cara tersebut dilakukan untuk menunjang keuangan sekolah.

e. Dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah kepala sekolah hanya mengikuti kebijakan yang dibuat oleh ketua yayasan.

f. Melibatkan guru dan komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah. Dalam hal sekolah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggaraan sekolah.

g. Berkomunkasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua/wali siswa dan masyarakat melalui communication book, seluruh informasi dari sekolah disampaikan kepada orang tua melalui buku tersebut secara tertulis.

h. Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan, dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atau prestasi serta sanksi atas pelanggaran peraturan dan kode etik. i. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan

kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. j. Menjalin kerjasama dengan orang tua/wali siswa serta masyarakat, dan

komite sekolah menaggapi kepentingan serta kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat. Untuk menjalin keakraban dengan orang tua kepala sekolah membentuk komite yang terbagi dalam tiga bagian yaitu bidang akademik, bidang fasilitas, dan bidang keagamaan, komite berperan dan ikut serta dalam ketiga aspek tersebut.

k. Menjalankan fungsinya sebagai motivator dengan cara evaluasi rutin setiap hari jumat, penanaman kerjasama tim yang baik, dan memberikan support kepada guru agar menjalankan kinerjanya dengan


(57)

baik, memberikan penghargaan kepada guru, mengadakan seminar dan pelatihan kepada para tenaga pengajar.7

Penulis menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah di SDS Ananda Islamic School sudah berjalan dengan baik, walaupun kepala sekolahnya masih terbilang muda namun tetap memiliki sikap kepemimpinan yang karismatik bisa menenmpatkan diri secara professional dan mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif dan menyenangkan.

2. Strategi Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Kepemimpinan

Cara kepala sekolah dalam mengimplementasikan strategi di SDS Ananda Islamic School yaitu, sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi misi, sasaran, dan strategi organisasi

Dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah membuat beberapa perencanaan/strategi sebagai cara untuk mewujudkan misi dan sasaran yang ingin dicapai untuk kemajuan sekolah. beberapa stategi kepala sekolah SDS Ananda Islamic School yaitu, sebagai berikut:

1) Menyusun delapan standar program kerja kepala sekolah, jadwal kerja, program kerja tahunan, menjalankan fungsi dan tugas sebagai pengelola sekolah, menjalankan kompetensi kepala sekolah sebaik mungkin, dan menyusun program kinerja kepala sekolah sesuai dengan komponen, aspek dan indicator yang ingin dicapai. (terlampir)

2) Membuat minutes of the meeting bersama kepala sekolah, wakil kepala sekolah, sekertaris dan kordinator akademik yang dilaksanakan pada 16 juli 2013. Agenda yang dibicarakan terdiri dari beberapa poin seperti display kelas dan papan display, ATK, penjemputan, kebijakan, duty, special event, teacher handbook, parent handbook, mesin foto copy, administrasi guru kelas,

7


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

BIODATA PENULIS

Nama : Rizka Umami, NIM 110018200072, Jurusan Manajemen Pendidikan, angkatan 2010 lahir di Tangerang pada 04 Juni 1992 berasal dari keluarga sederhaa ayah benama Yunus seorang wiraswasta, dan ibu bernama Maswati seorang guru SD. Saya tinggal bersama orang ua di rumah sendiri JL. Husein sastra Negara no. 84 RT. 05 RW. 08 kel. Jurumudi kec. Benda kota tangerang provinsi Banten Kode pos 15124. Saya anak kedua dari lima bersaudara, satu kakak laki-laki yang paling ganteng dan tiga adik perempuan yang sekarang sedang duduk dibangku sekolah menengah pertama dan dua adik kecil saya di sekolah dasar.

Saya pernah mengenyam pendidikan di MI Nurul Hikmah Tangerang Lulus Tahun 2004, MTS Fajrul Islam Jakarta Lulus Tahun 2007, SMA Negeri 84 Jakarta Lulus Tahun 2010, sampai akhirnya saya kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2010. Tidak hanya pendidikan formal nampun pendidikan Non Formalpun saya ikuti untuk menambah keterampilan saya, saya mengikuti kursus di Aya Sofiah English Course Tahun 2004-2006 dan LPK Fajrul Islam Tahun 2004-2006.

Prestasi yang pernah saya raih selama hidup saya diantanranya ialah:

1. Juara II Lomba PASKIBRA Tingkat Jakarta Barat Tahun 2005

2. Harapan I Lomba P3K Tingkat Jakarta Barat Tahun 2007

3. Harapan I Lomba Pendidikan Remaja Sebaya Tingkat Jakarta Barat Tahun 2008

4. Juara I cerdas cermat tingkat propinsi DKI Jakarta dan Bandung di IT TELKOM Bandung Tahun 2009

5. Ketua BTS (Buku Tahunan Sekolah) terbaik Tingkat SMA Negeri 84 Jakarta


(6)

Tidak hanya sekolah diam duduk pulang namun saya juga pernah mengikuti berbagai organisasi diantaranya ialah :

1. Pengurus OSIS MTS FAJRUL ISLAM Tahun 2005-2006

2. Pengurus OSIS SMA NEGERI 84 JAKARTA Tahun 2008-2009

3. Ketua BTS SMA NEGERI 84 JAKARTA Tahun 2008-2009

4. Wakil ketua PMR SMA NEGERI 84 JAKARTA Tahun 2008-2009

5. Pengurus IRMA SMA NEGERI 84 JAKARTA Tahun 008-2009

6. Pengurus FORPIS (Ikatan PMR se-Jakarta Barat) Tahun 008-2009

7. Ketua Bakti Sosial Peduli Bencana Situ Gintung Tahun 2009

8. Manajer Operasional Bimbel Ami Ar Rassyid Tahun 2013

Jakarta, 14 Agustus 2014 Penulis