Analisis Data Hasil Penelitian

Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu model pembelajaran Contextual Teaching and Learning. Selanjutnya dilakukan bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai RPP yang sudah dibuat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran A.1. Setelah itu, berdasarkan materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, penulis merancang Lembar Kerja Siswa LKS. Pada Lembar Kerja Siswa ini isinya meliputi: tujuan percobaan, pertanyaan awal, alat dan bahan, prosedur percobaan, pertanyaan seputar percobaan, dan pertanyaan kesimpulan dari percobaan. Lembar Kerja Siswa ini disusun dengan banyak pertanyaan, bahkan untuk menyimpulkan hasil percobaan, siswa dibimbing dengan pertanyaan pula. Hal ini dikarenakan pengalaman peneliti sebelumnya yang juga melaksanakan Program Pelatihan Lapangan PPL di sekolah yang sama, dalam kegiatan percobaan jika hanya ada pertanyaan berbentuk uraian bebas bukan isian singkat, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang berada di dalam LKS tersebut. Hal ini menyebabkan LKS hanya digunakan untuk melihat prosedurnya saja dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya tidak diisi oleh siswa. Oleh karena itu, LKS ini disusun dengan pertanyaan isian singkat yang membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil percobaannya dengan tanpa meninggalkan komponen inkuiri di dalamnya dengan harapan siswa dapat menjawab pertanyaan dan menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya, serta mengantisipasi waktu yang habis oleh pengisian LKS saja. Format Lembar Kerja Siswa LKS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A.3.

H. Analisis Data Hasil Penelitian

Pengolahan data dilakukan terhadap data skor pre-test dan post-test dari hasil tes hasil belajar ranah kognitif, lembar observasi kemampuan aspek afektif, lembar observasi kemampuan aspek psikomotor, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, dan data skor pre-test dan post-test hasil tes keterampilan berpikir kreatif siswa. Teknik pengolahan data instrumen adalah dengan menggunakan analisis dengan langkah sebagai berikut: Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran CTL Untuk menganalisis keterlaksanaan pembelajaran, maka data yang diperoleh melalui observasi dalam lembar observasi akan diubah ke dalam bentuk angka kemudian disajikan dalam bentuk persentase, sehingga dapat terlihat berapa persen keterlaksanaan model pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa yang diamati meliputi 14 kegiatan pembelajaran yang mewakili model pembelajaran CTL. Analisis hasil observasi untuk aktivitas guru dan siswa dilakukan dengan cara berikut: 1. Memberi skor pada tahapan yang diamati oleh masing-masing observer. Jika tahapan model terlaksana Ya, maka diberi skor 1 dan jika tidak terlaksana Tidak maka diberi skor 0. 2. Menghitung jumlah keterlaksanaan model CTL untuk masing masing observer. 3. Menghitung rata-rata jumlah keterlaksanaan model CTL secara keseluruhan yang teramati oleh semua observer dengan rumus: − = � 4. Menghitung persentase tahapan yang terlaksana, dengan cara membagi rata-rata jumlah keterlaksanaan model secara keseluruhan dengan jumlah tahapan yang seharusnya terlaksana dalam hal ini ada 14 tahap yang harus dilakukan lalu di kali 100. Rumus yang digunakan: = − 100 Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah penghitungan persentase keterlaksanaan model dilakukan, maka keterlaksanaan model diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.17 Tabel 3.17 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kategori KMP Interpretasi Tidak ada yang terlaksana 1 - 25 Sebagian kecil terlaksana 26 - 49 Hampir setengahnya terlaksana 50 Setengahnya terlaksana 51 - 75 Sebagian besar terlaksana 76 - 99 Pada umumnya terlaksana 100 Seluruhnya terlaksana Koentjaraningrat, 1986 dalam Syarifudin, 2013 b. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk tes keterampilan berpikir kreatif dalam pembelajaran, dilakukan pengolahan data sebagai berikut: 1 Menghitung jumlah skor benar setiap butir soal yang diperoleh siswa 2 Skor yang diperoleh dihitung menjadi nilai persentase. Rumus nilai persen yang dicari adalah sebagai berikut: � = 100 Keterangan : Np = Nilai persen yang dicari R = Skor yang diperoleh siswa Sm= skor maksimum dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan genap 3 Setelah diperoleh nilai persentase, kemudian diubah menjadi nilai dalam skala 0-100 dengan menggunakan rumus: Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu � = �晥 x 100 4 Menghitung rata-rata nilai kelas dengan menggunakan rumus: = Keterangan: = rata-rata nilai kelas = jumlah nilai seluruh siswa = banyak siswa 5 Menghitung standar deviasi nilai kelas dengan menggunakan bentuk rumus: = − 2 − 1 Keterangan: s = standar deviasi = rata-rata nilai kelas = perolehan nilai tiap siswa = banyak siswa 6 Kemudian untuk melihat kategori keterampilan berpikir kreatif siswa dikelompokan menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah seperti pada Tabel 3.18: Tabel 3.18 Klasifikasi Kategori Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Ketentuan Kategori Nilai + SD - SD ≤ Nilai ≥ + SD Nilai - SD Tinggi Sedang Rendah Arikunto , 2003 c. Analisis Tes Hasil Belajar 1 Ranah Kognitif Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah semua data terkumpul, untuk mengetahui signifikasi peningkatan hasil belajar siswa pretest dan posttest diolah secara kuantitatif dengan menggunakan rumus Normal-Gain. N-gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Atau dapat dituliskan dengan: G = skor posttest –skor pretest Lalu dilakukan penghitungan skor gain ternormalisasi. Skor gain yang dinormalisasi adalah perbandingan gain rata-rata aktual dengan gain rata-rata maksimum. Gain rata-rata aktual yaitu selisih skor rata-rata posttest terhadap skor rata-rata pretest. Uji N-gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumusan: = − − Keterangan: g = gain yang dinormalisasi T f = skor post-test T i = skor pre-test SI = skor idealskor maksimum Tabel 3.19 Interpretasi Gain Skor Yang Dinormalisasi Nilai Gain Ternormalisasi g Kriteria ≥ 0,70 0,30 ≤ g 0,69 0,30 Tinggi Sedang Rendah Hake, 1998 2 Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor Untuk menganalisis ranah afektif dan psikomotor dari hasil observasi, maka dilakukan dengan cara menghitung nilai Indeks Prestasi Kelompok IPK, yaitu dengan cara: Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh seluruh siswa untuk seluruh aspek b Mencari rata-rata skor yang diperoleh seluruh siswa dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa dengan jumlah siswa, dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: − = c Menghitung persentase Indeks Prestasi Kelompok dengan cara membagi rata-rata skor siswa dengan skor maksimum ideal seluruh aspek, lalu dikalikan 100 atau dapat ditulis dengan rumus berikut: � = − 100 d Persentase IPK yang telah diperoleh lalu dikategorikan berdasarkan tafsiran nilai IPK yang terdapat pada tabel 3.20. Tabel 3.20 Kategori Tafsiran IPK Ranah Afektif dan Psikomotor Kategori IPK Interpretasi 0,00-30,0 Sangat rendah 31,0-54,0 Rendah 55,0-74,0 Sedang 75,0-89,0 Tinggi 90,0-100,0 Sangat tinggi Pangabean, 1989 Desy Nuryanti, 2014 The Application Of Contextual Teaching And Learning Ctl Models To Improve The Learning Outcomes And The Creative Thinking Skills Of Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif dengan kategori peningkatan sedang, ranah afektif dan ranah psikomotor dengan kategori tinggi, serta meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dengan kategori sedang, dengan rincian sebagai berikut: 1. Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dengan rata-rata nilai gain ternormalisasi 0,44 dengan kategori sedang. Rata-rata nilai gain ternormalisasi masing-masing aspek pada ranah kognitif meliputi aspek pengetahuan C1 sebesar 0,32 termasuk kategori peningkatan sedang, aspek pemahaman C2 sebesar 0,71 termasuk kategori peningkatan tinggi, aspek penerapan C3 sebesar 0,45 termasuk kategori peningkatan sedang, dan aspek analisis C4 sebesar 0,32 termasuk kategori peningkatan sedang. 2. Hasil belajar ranah afektif diperoleh nilai rata-rata Indeks Prestasi Kelompok IPK sebesar 79,87 yang termasuk kategori tinggi. Hasil belajar ranah psikomotor diperoleh nilai rata-rata Indeks Prestasi Kelompok IPK sebesar 86,36 yang termasuk kategori tinggi. 3. Penerapan model Contextual Teaching and Learning CTL dapat meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif KBK dengan nilai gain rata-rata secara keseluruhan diperoleh nilai sebesar 0,40 termasuk kategori sedang. Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk aspek fluency berpikir lancar sebesar 0,45, aspek flexibility berpikir luwes sebesar 0,32, aspek originality berpikir asli sebesar 0,53, dan aspek elaboration memerinci sebesar 0,32 dengan seluruh aspek KBK termasuk kategori peningkatan sedang.

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peranan Model Ctl (Contextual Teaching Learning) Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Pkn ( Di Mis Irsyadul Khair)

0 22 179

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGAPLIKASIKAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI SISWA

0 5 207

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

Penerapan Model pembelajaran STAD dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Tingkat Berfikir Kreatif dan hasil Belajar Siswa.

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF SISWA SMP - repository UPI S FIS 0706442 Title

0 0 3