dengan abnormalitas
pada tes
psikometrik dan
pada gambaran
elektroensefalografi EEG. Selanjutnya istilah EHM semakin banyak dikenal dan semakin banyak tes diagnostik yang berbeda yang dikembangkan dan digunakan
untuk diagnosis EHM, dari tes psikometrik sederhana sampai tes psikometrik dengan bantuan komputer, tes neurofisiologi, bahkan dengan menggunakan
pemeriksaan imaging dan spektroskopi Bajaj et al., 2009; Dhiman Chawla, 2009; Dhiman et al., 2010. Untuk lebih mudahnya alat-diagnostik ini dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok besar.
2.3.1. Tes psikometrik atau tes neuropsikologis
Berdasarkan hipotesis “perubahan mental dapat mendahului timbulnya gejala neurologis EH
yang nyata”, pada tahun 1970 Zeegen menemukan kurang lebih sepertiga dari 39 pasien pasca operasi dekompresi portal yang tampaknya
sehat ternyata memiliki nilai yang abnormal pada Reitan Trail Making Test. Sejak itulah ahli neuropsikologi telah mendisain lebih dari 25 tes psikometrik untuk
mendiagnosis EHM. Tes psikometrik memiliki sensitivitas yang tinggi dan cara pemakaian yang sederhana. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilainya
seperti usia, tingkat pendidikan, latar belakang kultural, dan efek pembelajaran pada paparan yang berulang. Konsensus gastroenterologi sedunia ke 11 di Viena
pada tahun 1998 merekomendasikan suatu tes neuropsikologis untuk mendiagnosis ensepalopati minimal pada pasien sirosis yaitu PHES yang terdiri
dari 5 tes psikometri yaitu Digit Symbol Test tes simbol digit, Number connection test A and B tes koneksi angka A dan B, Serial Dotting Test tes
menggambar titik serial, Line Tracing Test tes menggambar garis Ferenci et al., 2002.
2.3.2. Tes elektrofisiogis atau neurofisiologis
Tes neurofisiolgis memeriksa aktivitas listrik korteks serebral dalam bentuk gelombang otak elektroensefalografi EEG atau pola cetusan-cetusan
listrik dari sel otak teknik evoked potential. Pada beberapa penelitian menunjukkan adanya perubahan pada EEG atau respon dari evoke pada pasien
sirosis tanpa adanya gejala ensefalopati, sehingga alat tersebut adalah tidak spesifik dan tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis ensefalopati. Yang dapat
dijadikan patokan untuk menilai EH adalah derajat perubahan dari gelombang dasar. Untuk penilaian yang lebih akurat dapat menggunakan analisis dengan
bantuan komputer, yaitu dengan mengetahui nilai rata-rata gelombang EEG pada tiap domain dan kekuatan dari masing-masing gelombang Ferenci et al., 2002.
Namun alat ini dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya EHM bila terjadi perubahan EEG atau respon evoke tanpa adanya penyebab lain yang diketahui
karena telah dibuktikan adanya korelasi antara perubahan EEG dengan konsentrasi amonia plasma yang mengindikasikan adanya disfungsi hati Amodio
et al., 2004. Yang termasuk dalam pemeriksaan neurofisiologis diantaranya: elektroensefalografi EEG, P300 evoked potentials, somatosensory-evoked
potentials SSEP, brain stem auditory-evoked potentials BAEP, dan visual- evoked potentials VEP. Pada praktik sehari-hari pemeriksaan-pemeriksaan
tersebut tidak dapat digunakan secara luas karena dibutuhkan peralatan yang canggih dan tenaga yang ahli untuk menginterpretasi hasil tes.
2.3.3. Tes pencitraan otak