Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction PSI Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
eksperimen lebih meningkat yaitu 20 daripada di kelas kontrol yang hanya mencapai 15 sehingga pembelajaran dengan menggunakan
Metode Personalized System of Instruction
PSI lebih baik terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SMP daripada pembelajaran dengan menggunakan
metode ekspositori.
2. Ketuntasan Belajar
Seperti dijelaskan pada bagian analisis ketuntasan belajar yang menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun siswa yang tuntas belajarnya, hal ini
dikarenakan oleh beberapa hal yang kurang mendukung selama pembelajaran berlangsung. Adapun kendala-kendala tersebut diantaranya sebagai berikut:
- Alokasi waktu yang tersedia sangat minim. Penelitian ini berlangsung pada
saat bulan puasa sehingga ada pengurangan waktu pembelajaran. Pada hari-hari biasa pembelajaran berlangsung selama 40 menit per satu jam pelajaran
sedangkan pada bulan puasa waktu pembelajaran hanya berlangsung 30 menit per satu jam pelajaran. Sehingga waktu yang diperoleh siswa untuk memahami
konsep matematika relatif lebih sedikit. -
Kelas yang digunakan untuk penelitian, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah kelas siang dimana pembelajaran dimulai pada pukul 12.00
– 15.30. Kegiatan proctoring dilakukan pada saat jam sekolah selesai sehingga para siswa yang terlibat dalam kegiatan proctoring tidak begitu antusias
mengingat mereka melihat rekan yang lainnya sudah pulang sekolah tetapi mereka masih harus melakukan kegiatan proctoring. Dengan demikian
kegiatan proctoring kurang berjalan secara kondusif.
Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction PSI Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
3. Respon Siswa pada Pembelajaran dengan Metode Personalized System of
Instruction PSI
Secara umum siswa kelas eksperimen yang menjadi subjek dalam penelitian ini mempunyai sikap positif terhadap matematika dan pembelajarannya.
Hal ini dapat dilihat dari minat dan kesungguhan siswa terhadap matematika dan pembelajarannya sehingga selama melakukan pembelajaran berjalan dengan
lancar, hal ini dapat dilihat dari skor angket siswa dengan rata-rata 4,29. Untuk respon siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis juga sama
menunjukkan kecenderungan yang positif, hal ini bisa dilihat dari rata-rata skor angket siswa pada kemampuan komunikasi matematis yang melebihi skor netral
yaitu 3,64 hal ini menunjukkan bahwa siswa senang kepada komunikasi matematis. Begitu juga dengan sikap siswa terhadap penerapan metode
pembelajaran Personalized System of Instruction PSI, secara umum siswa bersikap positif jika dilihat dari rata-rata skor angket siswa terhadap pembelajaran
ini yaitu 3,72 yang berarti bahwa respon siswa terhadap pembelajaran ini cenderung positif, dalam hal ini siswa merasa senang dan suka belajar dengan
menggunakan metode Personalized System of Instruction PSI. Melihat data dari hasil angket siswa maka peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa orang siswa. Hasil dari wawancara tersebut adalah sebagian besar siswa yang diwawancara baik dari kelompok tinggi, sedang, maupun rendah
merespon positif terhadap penerapan pembelajaran dengan metode Perosnalized System of Instruction
PSI. Mereka beralasan bahwa belajar dengan metode ini
Agi Nugraha , 2013 Pembelajaran Matematika Melalui Metode Personalized System Of Instruction PSI Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
membuat mereka semangat belajar, tidak canggung atau malu bertanya baik kepada guru maupun teman sekelompoknya.
4. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran melalui Metode Personalized System