Aspek Memberikan Deskripsi, Penjelasan, Prediksi dan Model Berdasarkan

Gambar 4.6 Diagram Predik Gambar 4.6 memberikan deskrips walaupun dari segi pertemuan I, hanya g aspek ini 6 menit sedangkan guru D me Pada pertemuan berkisar 13,5 menit. D prediksi dan model b yang menggunakan menggunakan waktu yang panjang 15 me 5 10 15 20 25 30 Guru 1568 S a tu a n W a k tu M e n it ram Kemunculan Aspek Memberikan Des diksi dan Model Berdasarkan Bukti yang ada menunjukkan semua guru mampu me ipsi, penjelasan, prediksi dan model berdasark i penyajiannya membutuhkan waktu yang b guru B yang sedikit menggunakan waktu da . Guru A dan C rata-rata menggunakan w menggunakan waktu lebih panjang 27,7 menit uan II, penggunaan waktu oleh masing-mas t. Dalam memunculkan aspek memberikan de l berdasarkan bukti yang ada pada pertemuan n sedikit waktu 6,3 menit. Guru C dan tu ± 20 menit, sedangkan guru B mengalami menit. Pada diagram juga terlihat guru A ti uru A Guru B Guru C 6 1468 1165 1368 1263 563 2868 2062 Pert I Pert II Pert III 95 eskripsi, Penjelasan, memunculkan aspek arkan bukti yang ada, berbeda-beda. Pada dalam memunculkan n waktu 15,2 menit, . asing guru rata-rata deskripsi, penjelasan, an III, hanya guru A an D masing-masing i penambahan waktu tidak membutuhkan Guru D 2767 1562 062 1963 96 waktu yang lama dalam memberikan penjelasan di bandingkan dengan guru B, C dan D. Ini dikarenakan siswa di sekolah A mempunyai kemampuan yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa di sekolah B, C dan D. Guru pada aspek memberikan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model berdasarkan bukti yang ada seharusnya membimbing siswa untuk membuat penjelasan pada apa yang mereka amati. Pada saat guru mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif siswa, siswa seharusnya dapat membedakan penjelasan dan deskripsi, menetapkan sebab-sebab untuk pengaruh-pengaruh dan menyusun hubungan-hubungan berdasarkan pada bukti dan argumen logis. Standar ini secara efektif dapat melakukan penyelidikan, karena mengembangkan penjelasan berarti menyusun hubungan antara konten sains dan konteks, dan di dalam konteks tersebut siswa mengembangkan pengetahuan baru. Berdasarkan hasil analisis, kegiatan yang dilakukan guru di 4 sekolah pada aspek ini adalah membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuat penjelasan yang mereka dapatkan berdasarkan bukti yang ada. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat penjelasan atau prediksi berdasarkan bukti yang sudah ada dalam percobaan. Berkenaan dengan pernyataan tersebut Carin 1997, mengatakan bahwa kemampuan membuat penjelasan atau prediksi merupakan kemampuan untuk mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada. Hasil analisis juga terlihat guru D pada tiga kali pertemuan, setiap point dari langkah kerja setelah melaksanakan percobaan siswa dibimbing untuk memberikan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model berdasarkan melaksanakan hal ya percobaan yang dilaku

5. Aspek Berpikir K

Bukti yang ada A Berpikir kritis reflektif dan terfokus diyakini. Kemampuan pembelajaran berbasi kritis siswa. Berikut ini me melaksanakan proses mengaitkan antara pen Gambar 4.7 Diagra Menga 065 1 165 2 265 3 365 4 465 263 S a tu a n W a k tu M e n it n bukti yang ada. Guru B hanya pada pe yang demikian, ini dikarenakan pada pertem akukan. r Kritis dan Logis untuk Mengaitkan antar A5 tis menurut Ennis 1985 mampu memberi us untuk memutuskan apa yang akan dilaku uan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam asis inkuiri diyakini dapat memfasilitasi peng merupakan hasil analisis video terhadap 4 es pembelajaran ditinjau dari aspek berpikir kr penjelasan dan bukti yang ada. gram Kemunculan Aspek Berpikir Kritis gaitkan antara Penjelasan dan Bukti yang ada Guru A Guru B Guru C 263 067 063 267 065 068 067 362 Pert I Pert II Pert III 97 pertemuan III yang muan tersebut ada 4 tara Penjelasan dan erikan alasan secara kukan atau apa yang am pembelajaran dan ngembangan berpikir 4 orang guru yang kritis dan logis untuk is dan Logis untuk Guru D 262 163 463 98 Berdasarkan Gambar 4.7, tidak semua guru mampu memunculkan aspek berpikir kritis dan logis untuk mengaitkan antara penjelasan dan bukti yang ada. Dari 4 orang guru yang diteliti hanya guru C yang tidak memunculkan aspek ini pada pertemuan III, sedangkan guru A, B dan D selalu memunculkan aspek ini walaupun waktu yang digunakan sangat singkat. Penggunaan waktu pada aspek berpikir kritis dan logis untuk mengaitkan antara penjelasan dan bukti yang ada sangat sedikit digunakan guru dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya. Ini menunjukkan bahwa aspek ini tidaklah mudah, karena kegiatan yang dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis. Kegiatan berfikir kritis ini sangat perlu dilakukan guru dalam memobilisasi aktivitas siswa yaitu dengan melakukan aktivitas siswa menjawab pertanyaan dari guru dan mengajukan pertanyaan serta menanggapi jawaban siswa yang lain dalam diskusi kelompok. Berkenaan dengan pernyataan di atas, Johnson 2007 mengemukakan bahwa berfikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berfikir kritis juga merupakan kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Pembelajaran IPA berbasis inkuiri dapat menciptakan kondisi supaya siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, selanjutnya melakukan kegiatan mencari jawaban, memproses data secara logis hingga siswa melakukan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi. Kegiatan berpikir kritis dikembangkan oleh guru melalui