Aspek Memberikan Deskripsi, Penjelasan, Prediksi Dan Model Berdasarkan Bukti Yang Ada A4
67
aspek memberikan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model berdasarkan bukti yang ada menunjukkan semua guru sudah memiliki kemampuan yang sangat baik 100.
Ini menunjukkan guru mampu membuat penjelasan berdasarkan apa yang mereka lihat dalam penyelidikan sesuai dengan pengetahuan mereka. Menurut Hasibuan
2006 dengan guru memberikan penjelasan sesuai dengan materi yang akan dipelajari dapat memberikan gambaran yang jelas kepada siswa mengenai hal-hal
yang akan dipelajari. Dalam inkuiri, kegiatan mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
pemahaman tentang memberikan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model berdasarkan bukti yang ada juga merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan.
Guru yang mempunyai kemampuan pada aspek ini adalah guru yang dapat mendekripsikan
bagaimana mereka
akan merancang
suatu penyelidikan,
mengembangkan penjelasan-penjelasan berdasarkan informasi ilmiah dan bukti yang diperoleh melalui suatu aktivitas di kelas, atau mengenali dan menganalisis beberapa
penjelasan alternatif untuk suatu gejala alam yang disajikan dalam suatu demonstrasi atau eksperimen.
5.
Aspek Berfikir Kritis Dan Logis Untuk Mengaitkan Antara Penjelasan Dan Bukti Yang Ada A5
Berfikir kritis juga merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran berbasis inkuiri. Dalam berfikir kritis terdapat investigasi pertanyaan yang
mengarahkan agar seseorang dapat berfikir kritis Hodgson, 1987. Kemampuan guru pada aspek ini dapat dikembangkan dengan baik walaupun belum mencapai hasil
68
yang maksimal. Pada Tabel 4.2 terlihat guru B dan D sudah mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya dengan sangat baik 100, diikuti
oleh guru A yang memiliki kemampuan berfikir kritis yang baik 67. Guru C masih perlu meningkatkan lagi kemampuan berfikir kritisnya, karena guru tersebut
hanya mampu mengembangkan aspek ini sebanyak 33. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapatkan berkaitan dengan aspek ini, kesulitan yang dialami
guru terjadi karena guru tidak telaten dalam mengarahkan pertanyaan yang menuntut siswa dalam berfikir kritis. Pengalaman dan pemahaman yang kurang tentang berfikir
kritis juga menyebabkan guru tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya.
Hal ini selaras dengan salah satu cara yang disarankan dalam mengajar IPA yaitu harus melatih guru agar dapat berfikir kritis. Bila guru mempunyai keterampilan
berfikir kritis maka ia akan mengajarkan siswanya untuk berfikir kritis pula. Seperti yang diutarakan oleh Beyer dalam Costa,1985 yaitu dalam melatih keterampilan
berfikir kritis perlu dilakukan secara berulang-ulang sambil memberikan saran dan perbaikan pada hasil berfikir kritis siswa.
Dengan demikian, maka peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator, bukan memberikan informasi atau ceramah kepada siswa. Guru juga harus
memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa. Setiap pertanyaan yang diajukan
siswa sebaiknya tidak langsung dijawab oleh guru, namun siswa diarahkan untuk berpikir tentang jawaban dari pertanyaan tersebut.
69