ANALISIS KEMAMPUAN GURU SD MEMUNCULKAN ASPEK INKUIRI DALAM RENCANA PEMBELAJARAN IPA DAN KESESUAIANNYA DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN : Studi Kasus Pada Lima Guru SD Di Kota Banda Aceh.

(1)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kemampuan Inkuiri Guru Dalam Pembelajaran IPA Di SD Kelas V ... 10

B. Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam Rencana Pembelajaran IPA ... 18

C. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri ... 23

D. Kemampuan Inkuiri Guru ... 29

a. Kemampuan merumuskan Masalah dan membuat hipotesis ... 30

b. Kemampuan Merencanakan Dan Melaksanakan Penyelidikan ... 32

c. Kemampuan menggunakan peralatan Dan Cara Yang Tepat Dalam mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data ... 32

d. Kemampuan mengembangkan deskripsi, penjelasan dan model dengan menggunakan data yang ada ... 33

e. Kemampuan berpikir kritis dan logis untuk menghubungkan antara fakta dengan penjelasan ... 33


(2)

vii

f. Kemampuan menganalisis dan meninjau kemabali penjelasan yang

akan dibuat ... 34

g. Kemampuan menggunakan matematik pada semua aspek kegiatan ilmiah ... 34

h. Kemampuan mengkomunikasikan langkah dan hasil penyelidikan ... 35

E. Model RPP Yang Memunculkan Aspek Inkuiri Pada Materi Cahaya ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian ... 54

B. Subjek Penelitian ... 55

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 55

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 55

E. Prosedur penelitian ... 71

F. Alur Penelitian ... 74

G. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam RPP IPA ... 76

1. Kemunculan Setiap Aspek Inkuiri Dalam RPP... 76

a. Aspek Merumuskan Masalah ... 77

b. Aspek Merencanakan Dan Melaksanakan Percobaan Sederhana ... 80

c. Aspek Menggunakan Peralatan & Cara yang tepat untuk mengumpulkan, menganalisis & Mengintepretasikan Data ... 82

d. Aspek Mengembangkan Deskripsi, Penjelasan dan Model Dengan Menggunakan Data yang Ada ... 84

e. Aspek Berpikir Kritis Dan Logis Untuk Mencari Hubungan Antara Fakta-Fakta Dengan Penjelasan ... 85

f. Aspek Menganalisis Dan Meninjau Kembali penjelasan-Penjelasan yang akan dibuat ... 87

g. Aspek Mengkomunikasikan Langkah-Langkah Dan Hasil Penyelidikan ... 89


(3)

viii

2. Persentase Kemunculan Rata-rata Setiap Aspek Inkuiri Dalam RPP 92

3. Persentase rata-rata kemunculan aspek inkuiri dalam RPP ... 94

B. Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam pelaksanaan pembelajaran ... 97

1. Kemunculan setiap Aspek Inkuiri dalam Pelaksanaan Pembelajaran . 97 a. Aspek merumuskan Masalah ... 97

b. Aspek Merencanakan Dan Melaksanakan Penyelidikan ... 100

c. Aspek menggunakan peralatan & cara tepat untuk Mengumpulkan, Menganalisis & mengintepretasikan data ... 102

d. Aspek mengembangkan Deskripsi, Penjelasan Dan Model Dengan Menggunakan data yang ada ... 104

e. Aspek Berpikir Kritis Dan Logis Untuk Mencari Hubungan Antara Fakta Dengan Penjelasan ... 107

f. Aspek Kegiatan Menganalisis Dan Meninjau Kembali Penjelasan yang akan dibuat ... 109

g. Aspek Mengkomunikasikan Langkah-Langkah Dan Hasil Penyelidikan ... 110

2. Persentase Kemunculan rata-rata setiap aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA ... 112

3. Persentase Rata-rata kemunculan setiap aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran ... 114

C. Kesesuaian Kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran ... 117

D. Kemampuan Inkuiri Guru ... 124

1. Persentase Penguasaan Kemampuan Inkuiri guru ... 124

2. Persentase pengusaan kemampuan setiap aspek inkuiri guru ... 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 134


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Pada abad informasi ini tingkat kemampuan suatu negara diukur dari tingkat kemajuan dalam bidang sains dan teknologi. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah juga mengatakan dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) bahwa pengembangan kemampuan siswa dalam bidang IPA merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki dunia teknologi.

Untuk mengembangkan kemampuan IPA siswa dengan baik maka pengembangannya harus mulai dilakukan pada jenjang Sekolah Dasar melalui pembelajaran yang tepat. karena pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memegang peranan penting bagi pembelajaran IPA di jenjang-jenjang berikutnya. Pembelajaran IPA yang tepat di Sekolah Dasar akan berperpengaruh pada minat dan kecendrungan siswa untuk belajar IPA. Dengan kata lain jika minat siswa pada saat pembelajaran IPA di SD sudah tinggi maka kemungkinan untuk jenjang selanjutnya hal yang sama akan terjadi.

Badan Standar Nasional Pendidikan atau BSNP (2006), menyebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan diantaranya mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,


(5)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat dan mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka BSNP (2006) menyebutkan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiri) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan mengembangan keterampilan proses dan sikap.

Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak besar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abtrak. Sehubungan dengan itu Sund (dalam Hamalik, 2004) mengatakan, penemuan terjadi apabila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Seorang siswa harus menggunakan segenap kemampuannya dan bertindak sebagai ilmuan (scientist) yang melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri yang digambarkan dengan tahapan-tahapan yang dilalui.


(6)

Selain itu, melalui penerapan model ini siswa dapat terlibat aktif dalam kegiatan yang bersifat ilmiah. Dalam hal ini siswa dapat memperoleh kesempatan untuk mengamati, menanyakan, menjelaskan, merancang, dan menguji hipotesis, menganalisis dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, pembelajaran IPA yang dilakukan dapat melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis dan dapat merumuskan sendiri penemuannya.

Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, diperlukan guru yang profesional karena hanya guru yang profesional yang memiliki kompetensi untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri. Menurut Uno (2008) guru yang profesional harus memiliki tiga kompetensi dasar yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar.

Dalam kompetensi profesional mengajar, guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan ini diperlukan supaya pembelajaran yang dilakukan terarah dan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Ginting (2008) juga menambahkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran salah satu peran utama guru adalah merencanakan pembelajaran, hal ini bertujuan agar kegiatan belajar dan pembelajaran terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Subroto (2002) bahwa pada hakekatnya bila suatu kegiatan direncanakan terlebih dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan lebih terarah dan berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pembelajaran. Perencanaan juga


(7)

merupakan suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang absah dan bernilai.

Menurut Sukmadinata (2003) kegiatan pembelajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar dan bagaimana murid belajar. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang disadari oleh karena itu harus direncanakan terlebih dahulu. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu peran utama guru.

Mulyasa (2008) juga menambahkan bahwa hakekat dari perencanaan pembelajaran adalah perkiraan jangka pendek untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. jadi bagaimana gambaran dari kegiatan pembelajaran yang akan diterapkan dikelas sangat tergantung pada apa yang telah dituangkan guru dalam RPP.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran IPA yang berbasis inkuiri guru harus mampu menyusun sebuah rencana pembelajaran IPA yang memunculkan aspek-aspek inkuiri. Dalam NRC (1996) disebutkan bahwa Perencanaan program pembelajaran IPA harus berdasarkan pada inkuiri. Berdasarkan studi pendahuluan pada 5 guru kelas V SD yang akan diteliti ditemukan bahwa RPP dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tersebut belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri yang seharusnya di kembangkan di kelas V.


(8)

Penelitian terdahulu oleh Hedracipta (2008) tentang kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada sepuluh SD di Bandung dengan melihat hubungan antara kemampuan guru berinkuiri dengan kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan inkuiri guru dengan kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA.

Penelitian tentang dampak kemampuan inkuiri guru terhadap ketrampilan proses sains siswa yang dilakukan pada sepuluh SD di Bandung melalui metode eksperimen menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan inkuiri guru SD terhadap kemunculan aspek inkuiri dan penggunaan model pembelajaran inkuiri secara siqnifikan dapat meningkatkan ketrampilan proses sains siswa Alpusari, (2008).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian untuk mendapatkan data tentang kemampuan guru SD di Banda Aceh dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dan kesesuaiannya dengan pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas perlu dilakukan. Dengan demikian, kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA, dan bagaimana kesesuaian kemunculan aspek tersebut dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas dapat terungkap.


(9)

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah kemampuan guru SD yang diteliti dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dan bagaimanakah kesesuaiaanya dengan pelaksanaan pembelajaran IPA?”

C.Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah di atas dioperasionalkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang disusun guru SD yang diteliti?

2. Bagaimanakah kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA guru SD yang diteliti?

3. Bagaimanakah kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dengan pelaksanaan pembelajaran IPA?

4. Bagaimanakah kemampuan inkuiri guru SD yang diteliti? D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang disusun guru SD yang diteliti.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA guru SD yang diteliti.


(10)

3. Mendeskripsikan dan menganalisis kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA guru SD yang diteliti.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan inkuiri guru SD yang diteliti. E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data empirik yang akurat mengenai kemampuan guru SD dalam memunculkan aspek inkuiri dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA, kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas serta kemampuan inkuiri guru.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan berikut ini:

1. Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam Rencana Pembelajaran IPA, Merupakan adanya kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang disusun guru yaitu adanya pernyataan yang mendeskripsikan adanya kegiatan merumuskan masalah, merencanakan dan melaksanakan penyelidikkan, menggunakan peralatan dan cara-cara yang tepat untuk mengumpulkan, menganalisis dan mengintepretasikan data, menggembangkan deskripsi, penjelasan dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada, berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan, menganalisis dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan yang akan dibuat, mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan, menggunakan matematik pada


(11)

semua aspek dari penyelidikan ilmiah (NRC, 2000). Dalam penelitian ini kemunculan aspek tersebut dianalisis dengan menggunakan pedoman analisis pada tiga dokumen RPP yang disusun guru. Kemudian, kemunculan aspek tersebut dalam penelitian ini merupakan indikator yang menentukan kadar kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA Sekolah Dasar

2. Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPA

Kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan di kelas yaitu munculnya kegiatan-kegiatan yang mengindikasikan munculnya aspek inkuiri. Adanya kegiatan merumuskan masalah, merencanakan dan melaksanakan penyelidikkan, menggunakan peralatan dan cara-cara yang tepat untuk mengumpulkan, menganalisis dan mengintepretasikan data, menggembangkan deskripsi, penjelasan dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada, berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan, menganalisis dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan yang akan dibuat, mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan, menggunakan matematik pada semua aspek dari penyelidikan ilmiah (NRC, 2000). Dalam penelitian ini kemunculan aspek tersebut dianalisis dengan instrumen pedoman observasi dengan menggunakan videograph pada tiga kali pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan guru di kelas. Kemudian, kemunculan aspek tersebut dalam penelitian ini merupakan indikator yang


(12)

menentukan kadar kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA yang dilakukan guru.

3.Kesesuaian Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam RPP Dan Pelaksanaan Pembelajaran IPA, merupakan gambaran kesesuaian aspek inkuiri yang muncul dalam rencana pembelajaran IPA dengan kemunculan aspek inkuiri yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran IPA yang disusun dan dilaksanakan oleh guru yang diteliti. Kesesuaian ini diperoleh dengan cara melihat kesesuaian kemunculan aspek inkuiri yang muncul dalam RPP yang disusun guru dari hasil analisis dokumen RPP dengan menggunakan pedoman analisis RPP dengan kemunculan aspek inkuiri yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dari hasil analisis rekaman pembelajaran guru dengan bantuan software videograph.

4.Kemampuan Inkuiri Guru, penguasaan kemampuan inkuiri guru yang meliputi kemampuan merumuskan masalah, kemampuan merencanakan dan melaksanakan penyelidikan sederhana, kemampuan menggunakan peralatan dan cara yang tepat untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data, kemampuan menggembangkan deskripsi, penjelasan dan model dengan menggunakan data yang ada, kemampuan berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan, kemampuan menganalisis dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan yang akan di buat, kemampuan mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan (NRC, 2000). Yang diukur dengan tes multiple choise


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran apa adanya tentang kemampuan guru memunculkan aspek-aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dan kesesuaiannya dengan pembelajaran. Menurut Sukmadinata (2007) penelitian kualitatif yang mengunakan desain studi kasus artinya penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang pilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya.

Menurut Arikunto (2002) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi tujuan penelitian deskripsi adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Menurut Sukmadinata (2007) penelitian deskriptif ini tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis kemunculan aspek inkuiri dalam tiga rencana pembelajaran IPA yang disusun guru untuk mengetahui kemampuan guru SD dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA. Menganalisis dengan videograph rekaman pembelajaran guru untuk mengetahui kemampuan guru memunculkan aspek


(14)

inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selanjutnya, menganalisis kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dengan pelaksanaan pembelajaran IPA dengan membandingkan aspek inkuiri yang muncul dalam RPP IPA dengan pelaksanaan pembelajaran IPA. Kemudian, memberikan tes kepada guru untuk mengetahui kemampuan inkuiri guru dan melakukan wawancara untuk mendukung data-data yang telah terkumpul.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 5 guru kelas V SD yang mengajar IPA di Banda Aceh.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah lima SD di kota Banda Aceh yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan dan Olah raga kota Banda Aceh. Yaitu: SD Negeri I, SD Negeri 29, SD Negeri 24, SD Negeri 20, dan SD Negeri 54 di kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Februari 2009 sampai April 2009 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Pedoman Analisis RPP

Pedoman analisis ini berisi indikator aspek-aspek inkuiri untuk mengetahui kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA, dengan cara menganalisis kemunculan aspek inkuiri pada RPP yang disusun guru, data yang dianalisis adalah 3 dokumen RPP IPA guru tentang cahaya di kelas V yang disusun guru sebagai rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas

Teknik analisis yang dilakukan adalah teknik analisis terstruktur dengan sistem tanda karena dalam penelitian ini menggunakan pedoman analisis sebagai


(15)

instrumen untuk mengamati kemunculan aspek inkuiri dalam dokumen RPP guru, kemudian sistem tanda karena instrumen ini terdiri dari beberapa variabel dan pernyataan yang muncul lebih dari satu kali di cek satu kali. Instrumen pedoman analisis RPP dapat dilihat pada lampiran 1.

a. Kisi-Kisi Pedoman Analisis RPP

Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang disusun guru maka digunakan pedoman analisis sebagai acuan untuk menganalisis RPP yang disusun guru, kisi-kisi pedoman analisis RPP:

Tabel 3.1Kisi-kisi Pedoman Analisis Kemunculan Aspek inkuiri dalam Rencana Pembelajaran IPA.

No (1)

Aspek Inkuiri (2)

Pernyataan yang muncul dalam RPP (3)

1. Kegiatan Merumuskan

Masalah

Adanya pernyataan merumuskan masalah dan mengajukan pertanyaan untuk diteliti, meliputi:

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

mengajukan permasalahan tentang objek dan fenomena yang ada di lingkungan, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam bentuk cerita.

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

mengarahkan siswa untuk mengajukan

pertanyaan produktif

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang fenomena yang diajukan guru

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

meminta dan membimbing siswa untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang muncul untuk diselidiki

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa membuat atau merumuskan hipotesis


(16)

(1) (2) (3)

2. Kegiatan

Merencanakan dan melaksanakan suatu penyelidikan sederhana

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

memberikan bahan-bahan, menyampaikan

tujuan penyelidikan, memberikan definisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa berdiskusi dalam kelompok tentang cara-cara yang akan dilakukan dalam penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

membimbing siswa dalam merencanakan penyelidikan, baik melalui LKS maupun langsung

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

meminta siswa untuk melaksanakan

penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa melaksanakan penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru

membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan penyelidikan

3. Kegiatan Menggunakan

peralatan dan cara-cara yang tepat untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru meminta siswa untuk menggunakan peralatan-peralatan dan cara-cara yang tepat untuk mendapatkan hasil penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa melakukan observasi, mengukur dan mencatat dengan menggunakan alat yang tepat dan sesuai dengan penyelidikan yang dilakukan. Misalnya:

• Menggunakan penggaris untuk mengukur

panjang

•Kalkulator untuk mmenghitung

•Jam untuk mengukur waktu

•Termometer untuk mengukur suhu

•Timbangan untuk mengukur berat

•Gunting untuk memotong dll.

4. Kegiatan

Mengembangkan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan berdasarkan apa yang mereka lihat dan mengembangkannya sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing siswa Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa membuat suatu penjelasan berdasarkan apa yang mereka dapatkan dalam penyelidikan sesuai dengan pengetahuan mereka


(17)

(1) (2) (3) 5. Kegiatan Berfikir kritis

dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru meminta siswa agar berfikir kritis dan logis dalam menemukan hasil penyelidikan Guru mempertanyakan kembali pada siswa tentang hasil penyelidikan siswa

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa berfikir kritis dan logis untuk dapat memutuskan data-data dan fakta-fakta apa yang diperlukan untuk menemukan hasil penyelidikan berdasarkan fakta-fakta yang ada

6. Kegiatan menganalisis

dan meninjau kembali penjelasan-penjelasan yang akan dibuat

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan data untuk menjawab

pertanyaan dalam penyelidikan baik dalam bentuk LKS maupun bimbingan langsung Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa berdiskusi dalam kelompoknya tentang data yang telah dibuat untuk menjawab pertanyaan penyelidikan

7 Kegiatan

mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa mempresentasikan hasil penyelidikan kepada kelompok lain

Pernyataan yang mendeskripsikan Guru meminta siswa untuk saling menilai hasil penyelidikan mereka

Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa melakukan tanya jawab terhadap hasil penyelidikan mereka masing-masing Pernyataan yang mendeskripsikan Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menyimpulkan hasil yang sebenarnya Pernyataan yang mendeskripsikan Siswa menyimpulkan hasil penyelidikan


(18)

b. Kriteria Penilaian

Dalam penelitian ini karena tidak adanya kriteria standar untuk menilai kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang disusun guru. maka penulis membuat sebuah kriteria khusus untuk digunakan dalam penelitian ini. Kriteria ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA. Penilaian tersebut mengacu pada kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA, berupa pernyataan-pernyataan yang mengindikasikan kemunculan aspek inkuiri dalam hal ini ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Guru Memunculkan Aspek Inkuiri Dalam Renacan Pembelajaran IPA

Kriteria Penilaian

Muncul 1 aspek kegiatan inkuiri 1

Muncul 2 aspek kegiatan inkuiri 2

Muncul 3 aspek kegiatan inkuiri 3

Muncul 4 aspek kegiatan inkuiri 4

Muncul 5 aspek kegiatan inkuiri 5

Muncul 6 aspek kegiatan inkuiri 6

Muncul 7 aspek kegiatan inkuiri 7

Muncul 8 aspek kegiatan inkuiri (semua aspek kegiatan inkuiri)

8 (Nilai Maksimum)

2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi, yang berisi indikator aspek inkuiri yang ditujukan untuk melihat bagaimana kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA. Data ini di kumpulkan dengan melakukan observasi pembelajaran sebanyak tiga kali di kelas untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran


(19)

IPA. Teknik analisis yang dilakukan adalah teknik analisis terstruktur dengan sistem tanda karena dalam penelitian ini menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan untuk mengidentifikasi kemunculan aspek inkuiri dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kemudian sistem tanda karena instrumen ini terdiri dari beberapa variabel dan kejadian yang muncul lebih dari satu kali di cek satu kali. Hal ini mengacu pada pendapat Arikunto (2000) yang menyatakan bahwa observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan dan sistem tanda artinya instrumen tersebut digunakan untuk memotret proses pengajaran, selain daripada itu dalam sistem tanda jika kejadian muncul lebih dari satu kali maka kejadian itu di hitung hanya satu kali saja.

Tiga kali observasi pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan dokumen RPP yang analisis. Jadi masing-masing guru akan di observasi 3 kali sesuai dengan RPP yang akan dianalisis.

a. Kisi-Kisi Lembar Observasi

Kisi-kisi Lembar observasi di kelas untuk mendeskripsikan kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA mengacu pada apa yang tertera (dalam NRC, 2000) tentang kemapuan dasar inkuiri pada tingkat kelas V SD didaftarkan sebagai berikut:


(20)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi di Kelas

No Aspek Inkuiri Indikator yang harus diperhatikan

1. Kegiatan Merumuskan Masalah

Adanya kegiatan merumuskan masalah dan mengajukan pertanyaan untuk diteliti, meliputi:

Guru mengajukan permasalahan tentang objek dan fenomena yang ada di lingkungan, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam bentuk cerita.

Guru mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan produktif

Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang fenomena yang diajukan guru Guru meminta dan membimbing siswa

untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang muncul untuk diselidiki

Siswa membuat atau merumuskan hipotesis 2. Kegiatan

Merencanakan dan melaksanakan suatu penyelidikan

sederhana

Guru memberikan bahan-bahan, menyampaikan tujuan penyelidikan, memberikan definisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelidikan

Siswa berdiskusi dalam kelompok tentang cara-cara yang akan dilakukan dalam penyelidikan

Guru membimbing siswa dalam merencanakan penyelidikan, baik melalui LKS maupun langsung

Guru meminta siswa untuk melaksanakan penyelidikan

Siswa melaksanakan penyelidikan

Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan penyelidikan


(21)

(1) (2) (3) 3. Kegiatan

Menggunakan peralatan dan cara-cara yang tepat untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data

Guru meminta siswa untuk menggunakan peralatan-peralatan dan cara-cara yang tepat untuk mendapatkan hasil penyelidikan Siswa melakukan observasi, mengukur dan

mencatat dengan menggunakan alat yang tepat dan sesuai dengan penyelidikan yang dilakukan. Misalnya:

• Menggunakan penggaris untuk mengukur panjang

•Kalkulator untuk mmenghitung

•Jam untuk mengukur waktu

•Termometer untuk mengukur suhu

•Timbangan untuk mengukur berat

•Gunting untuk memotong dll. 4. Kegiatan

Mengembangkan deskripsi, penjelasan, prediksi dan model-model dengan menggunakan fakta-fakta yang ada

Guru meminta siswa untuk membuat penjelasan berdasarkan apa yang mereka lihat dan mengembangkannya sesuai dengan kemampuan kognitif masing-masing siswa Siswa membuat suatu penjelasan

berdasarkan apa yang mereka dapatkan dalam penyelidikan sesuai dengan pengetahuan mereka

5. Kegiatan Berfikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta-fakta dengan penjelasan

Guru meminta siswa agar berfikir kritis dan logis dalam menemukan hasil penyelidikan Siswa berfikir kritis dan logis untuk dapat

memutuskan data-data dan fakta-fakta apa yang diperlukan untuk menemukan hasil penyelidikan berdasarkan fakta-fakta yang ada

6. Kegiatan

menganalisis dan meninjau kembali

penjelasan-penjelasan yang akan dibuat

Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan data untuk menjawab pertanyaan dalam penyelidikan baik dalam bentuk LKS maupun bimbingan langsung Siswa berdiskusi dalam kelompoknya

tentang data yang telah dibuat untuk menjawab pertanyaan penyelidikan


(22)

(1) (2) (3) 7 Kegiatan

mengkomunikasikan langkah-langkah dan hasil penyelidikan

Guru meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil penyelidikan Siswa mempresentasikan hasil penyelidikan

kepada kelompok lain

Guru meminta siswa untuk saling menilai hasil penyelidikan mereka

Siswa melakukan tanya jawab terhadap hasil penyelidikan mereka masing-masing Guru mengarahkan siswa untuk dapat

menyimpulkan hasil yang sebenarnya Siswa menyimpulkan hasil penyelidikan

b. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA sama dengan kriteria penilaian kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA. Lihat pada Tabel 3.2 di atas.

3. Kesesuaian Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam RPP Dan Pelaksanaan Pembelajaran

Kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA adalah salah satu pertanyaan penelitian untuk menjawab bagaimana kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA. Instrumen yang digunakan untuk menjawab pertanyaan ini sama dengan instrumen pedoman analisis RPP dan pedoman observasi Karena data tentang kesesuaian aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut diperoleh dengan cara melihat kesesuaian antara kemunculan aspek inkuiri yang muncul dalam RPP dengan menggunakan pedoman analisis dengan


(23)

aspek inkuiri yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dari hasil analisis videograph. Analisis kesesuaian ini dilakukan dengan Sistem cek lish dimana aspek yang muncul sesuai antara RPP dan pelaksanaan pembelajaran dinilai satu misalnya suatu aspek muncul dalam RPP dan muncul juga dalam pelaksanaan pembelajaran atau suatu aspek tidak muncul dalam RPP dan tidak muncul juga dalam pelaksanaan. Dan apabila tidak sesuai kemunculannnya maka dinilai nol misalnya muncul dalam RPP tapi tidak muncul dalam pelaksanaan demikian juga sebaliknya.

Kriteria Penilaian Tingkat Kesesuaian Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam RPP Dan Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam penelitian ini karena tidak ada kriteria standar untuk menilai kesesuaian antara kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA maka penulis membuat sebuah kriteria khusus untuk mengintepretasikan bagaimana tingkat kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA. Penilaian kriteria mengacu pada tingkat persentase kesesuaian antara aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA. Kriteria intepretasi tingkat kesesuaian ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kesesuaian Kemunculan Aspek Inkuiri Dalam R Dan RPP Pelaksanaan Pembelajaran IPA

Persentase Tingkat Kesesuaian Kriteria Tingkat Kesesuaian

0%-20% Sangat Rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Cukup

61%-80% Baik

81%-100% Sangat Baik


(24)

4. Tes Kemampuan Inkuiri

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan

yang digunakan yang berisi indikator-indikator aspek inkuiri untuk menjaring data kemampuan inkuiri guru, untuk tes kemampuan inkuiri ini digunakan tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.

a. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Inkuiri Guru

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Inkuiri Guru No (1) Kemampuan Inkuiri (NRC, 2000) (2) Karakteristik (3)

1 Merumuskan masalah dan

membuat hipotesis Membuat hipotesis

- Berupa pertanyaan yang mengandung hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

- Berupa pernyataan yang mengandung hubungan antara dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu

2 Merencanakan dan

melaksanakan percobaan

- Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu eksperimen - Menentukan objek yang akan diteliti - Menentukan faktor dan variabel yang perlu

diperhatikan

- Menentukan cara dan langkah kerja

- Menentukan bagaimana mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan

3 Menggunakan matematik - Melakukan pengukuran

- Mampu menerapkan aturan dan rumus matematik untuk menghitung jumlah atau meentukan suatu hubungan berdasarkan pengukuran

4 Menggunakan peralatan

dan cara yang tepat untuk mengumpulkan,

menganalisis dan

menginterpretasikan data

- Menentukan alat-alat dan langkah apa yang akan dilakukan dalam percobaan

Memilih dan Menggunakan alat yang tepat dalam penyelidikan


(25)

(1) (2) (3) 5 Berpikir kritis dan logis

untuk menghubungkan antara data dengan penjelasan

- Berpikir kritis dan logis tentang data yang ada untuk membuat penjelasan

6 Mengembangkan deskripsi,

penjelasan, dan model dengan menggunakan data yang ada

Membuat penjelasan berdasarkan data yang ada

7 Mengkomunikasikan - kemampuan menulis dan mengikuti tatacara

penulisan laporan

- kemampuan menyatakan konsep - kemampuan merangkim informasi - kemampuan mengolah data

- kemampuan menggunakan diagram atau carta - kemampuan membuat kesimpulan hasil

penyelidikan

8 Menganalisis dan meninjau

kembali penjelasan yang akan dibuat

- Kemampuan menganalisis dan melihat kemabali penjelasan yang akan di buat

b. Kriteria penilaian

Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan inkuiri peneliti menggunakan kriteria prosentase penguasaan konsep sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Penguasaan

Persentase Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

Sumber: (Arikunto, 2000) 5. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara yang dilakukan pada para guru dan kepala sekolah untuk mendukung data-data penelelitian yang telah dikumpulkan


(26)

Kisi-kisi pedoman wawancara

Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman wawancara

No Aspek yang di ungkap Sub Aspek

1. Mengungkap pengalaman guru dalam

mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang berbasis inkuiri

a. informasi tentang inkuiri didapat dari pendidikan

formal

b. Informasi tentang inkuiri didapatkan dari pelatihan atau workshop

c. Informasi tentang inkuiri didapat dari belajar sendiri

2. Mengungkap pengalaman guru dalam

menyusun renacana pembelajaran IPA yang berbasis inkuiri

a. Informasi tentang kesadaran guru akan pentingnya penggunaan RPP b. Informasi tentang

pengalaman guru dalam mengikuiti pelatihan tentang penyusunan RPP pembelajaran IPA c. informasi tentang hal-hal

yang diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran IPA yang berbasis inkuiri

d. informasi tentang kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menyusun rencana pembelajaran IPA yang berbasis inkuiri

6. Ujicoba dan Analisis Instrument Tes Kemampuan Guru Berinkuiri

Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik, tes yang baik biasanya tes yang memenuhi kriteria validitas yang tinggi, reliabilitas yang tinggi, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran yang layak. Untuk mengetahui kriteria tes kemampuan inkuiri guru yang telah dibuat, telah dilakukan ujicoba instrumen dan analisisnya hingga didapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal yang dibuat sebagai berikut.


(27)

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukugan suatu butir terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal skor-skor yang pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukugan besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment person ( Arikunto,2005)

Hasil perhitungan validitas soal tes kemampuan inkuiri guru yang berjumlah 33 soal diperoleh 26 butir soal yang valid yaitu : 1, 2 ,3 ,7 ,8 ,9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 32, dan 33. Berdasarkan hasil ujicoba validitas butir soal tes kemampuan inkuiri guru dari 33 item soal didapatkan 7 soal yang tidak valid karena memiliki tingkat validitas yang sangat rendah, yaitu soal no : 4, 5, 6, 14, 24, 26, 31.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan sejauhmana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu artinya reliabitas berkaitan dengan keajegan suatu tes. (Surapranata, 2006). Suatu tes dikatakan ajeg apabila dari waktu ke waktu menghasilkan skor yang sama atau relatif sama. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen tes kemampuan inkuiri guru di gunakan metoda KR-20 yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes.


(28)

Hasil perhitungan reliabilitas tes soal kemampuan guru berinkuiri di peroleh nilai r11sebesar 0,815 yang lebih besar dari r tabel nya sehingga dapat disimpulan

bahwa 22 soal tes yang akan di uji pada guru dalam penelitian adalah sangat reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas butir soal tes kemampuan inkuiri guru dapat dilihat pada lampiran 4.

c. Daya pembeda

Daya pembeda butir soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi tes atau Daya Pembeda (D). Rumus untuk menentukan diskriminasi atau daya pembeda adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2005)

Tabel 3.8 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kriteria

0,00 < DP <_0,20 Jelek 0,21 < DP <_ 0,40 Sedang 0,41 < DP <_0,70 Baik 0,71 < DP <_1,00 Baik Sekali

Hasil perhitungan daya pembeda soal tes kemampuan inkuiri guru yang berjumlah 33 soal, menunjukkan bahwa ada dua butir soal yang mempunyai kategori baik sekali yaitu soal no 21 dan 22, lima butir soal mempunyai kategori baik yaitu soal no 1, 2, 3, 7, 8, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 23, 25, 30, dan 32, delapan soal termasuk dalam kategori sedang yaitu: soal no 5, 14, 15, 20, dan 26. Dan tiga butir soal termasuk dalam kategori jelek sekali yaitu soal no 4, 6 dan 24


(29)

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. (Safari,2005) bermutu tidaknya butir-butir tes soal dapat di ketahui dari tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Butir tes soal dikatakan baik apabila butir-butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.

Angka indeks kesukaran butir soal dapat di peroleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Sudijono, 2007)

Tabel 3.9 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK <_ 0,30 Soal sukar 0,30 < TK <_ 0,70 Soal sedang 0,70 < TK <_ 1,00 Soal mudah

1,00 Sangat mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir tes soal kemampuan inkuiri guru yang berjumlah 33 butir soal, menunjukkan bahwa 16 butir soal yang termasuk dalam kategori sedang yaitu soal no 1,3,6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18,19, 22, 24, 25, dan 32, sebelas butir soal yang mempunyai kategori mudah yaitu soal no 2, 9, 12, 17, 20, 21, 23, 27, 30, 31, 33, dua butir soal yang mempunyai kategori sangat mudah yaitu soal no 5, 29 dan hanya 1 soal yang termasuk dalam kategori sangat sukar yaitu soal no 36

Dengan memperhatikan perhitungan validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir tes soal tentang tes kemampuan inkuiri guru maka diperoleh 22 butir tes soal yang layak dan baik digunakan yaitu soal no


(30)

1, 2, 3, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18 19, 21, 22, 23, 25, 27, 29, 30, 32 dan 33, dan soal yang yang tidak layak digunakan dan harus dibuang yaitu soal no 4, 5, 6, 10, 14, 15, 20, 24, 26, 28, dan 31. Rekapitulasi ujicoba soal tes kemampuan inkuiri guru dapat dilihat pada lampiran 4.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam proses penelitian ini ada tiga tahap adalah: 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai sebagai berikut: a. Studi kepustakaan untuk mempelajari landasan teoritis tentang obyek yang

akan diteliti dan studi lapangan

b. Menyusun intrumen penelitian yaitu: pedoman analiasis RPP, pedoman observasi pembelajaran guru, soal tes kemampuan inkuiri guru, dan pedoman wawancara.

c. Judgement, ujicoba dan validitas intrumen

d. Mempersiapkan intrumen dan mengurus surat izin penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan utama untuk memperoleh data hasil penelitian dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengurus surat izin melakukan penelitian dan meminta rekomendasi dari Dinas pendidikan kota Banda Aceh untuk menentukan sekolah yang tepat untuk diteliti agar mendapatkan data yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian

b. Observasi awal untuk mengetahui keadaan sekolah dan untuk mendapatkan informasi tentang data guru yang akan dijadikan subyek penelitian


(31)

c. Mengumpulkan tiga dokumen RPP yang disusun guru tentang cahaya kemudian menganalisis kemunculan aspek inkuiri dalam RPP tersebut dengan menggunakan pedoman analisis.

d. Melakukan observasi dan merekam tiga kali pembelajaran guru di kelas tentang cahaya sesuai dengan RPP yang diambil kemudian menganalisis kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA guru dengan bantuan videograph.

e. Melakukan tes untuk mengukur kemampuan inkuiri guru

f. Melakukan wawancara pada guru dan kepala sekolah sebagi data pendukung hasil penelitian.

3. Tahap Pengolahan data

Pada tahap ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah mengolah data-data hasil penelitian yaitu data hasil analisis RPP, observasi, tes kemampuan dan wawancara.

a. Menganalisis tiga RPP guru dengan menggunakan pedoman analisis RPP. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA yang merupakan indikator kemampuan guru dalam memunculkan aspek inkuiri dalam RPP.

b. Menganalisis tiga rekaman pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan software khusus untuk menganalisis video yang disebut “videograph” (Rimmele dalam Ariwidodo, 2005). Untuk memperoleh data tentang kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran guru yang


(32)

merupakan inkator guru kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

c. Melihat kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran untuk menjawab kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA. Kesesuaian ini ditentukan dengan melihat kesesuaian antara kemunculan dalam RPP dengan pelaksanaan pembelajaran. Apabila muncul dalam RPP dan mucul juga dalam pelaksanaan pembelajaran atau tidak muncul dalam RPP dan tidak muncul juga dalam pelaksanaan maka dinilai satu dan apabila tidak sesuai kemunculannya misalnya muncul dalam RPP tetapi tidak muncul dalam pelaksanaan atau sebaliknya maka di nilai nol.

d. Menganalisis hasil tes kemampuan inkuiri guru untuk mengetahui kemampuan inkuiri guru yang diteliti.

e. Menganalisis data hasil wawancara guru dengan kepala sekolah untuk mendikung data-data yang telah dikumpulkan.


(33)

F. Alur Penelitian

Studi5literatur5

Penyusunan5instrumen5

Validitas5intrumen5

Dokumentasi5 RPP5

Observasi5 pembelajaran5

Tes5guru5 wawancara5

Analisis5data5

Temuan5dan5 pembahasan5

Kesimpulan5 Pengumpulan5


(34)

G. Teknik Analisis Data Penelitian

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hhi Data kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dianalisis dengan menggunakan pedomanan, kemudian hasilnya dianalisis sederhana dalam bentuk persentase

1. Data kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA dianalisis sederhana dalam bentuk pesentase

2. Data kemunculan aspek inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dianalisis sederhana dalam bentuk persentase

3. Data kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran IPA yang diperoleh dengan melihat kesesuian kemunculan yang muncul dalam RPP dan pelaksanaan pembelajaran dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.

4. Data hasil tes penguasaan kemampuan inkuiri guru dianalisis sederhana dalam bentuk persentase.


(35)

132 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA guru sangat bervariasi. Hal ini ditandai dengan adanya perbedaan persentase kemunculan aspek inkuiri pada RPP masing-masing guru.

Kemunculan aspek inkuiri dalam pembelajaran IPA sudah sangat baik, karena semua aspek inkuiri sudah mampu dimunculkan secara lengkap oleh setiap guru yang diteliti.

Kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan dalam pembelajaran IPA mempunyai tingkat kesesuaian rata-rata yang berada pada kategori cukup.

Kemampuan inkuiri dari lima orang guru yang diteliti termasuk dalam kategori sangat baik dan baik, persentase rata-rata kemampuan inkuiri guru berada pada kategori baik.

B.SARAN

Kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri khususnya pada aspek berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta dengan penjelasan, maka masih perlu diupayakan peningkatan kemampuan guru melalui


(36)

133

pelatihan tentang bagaimana merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri pada kelas V.

Kemunculan aspek inkuiri dalam RPP yang rinci dan sistematis dengan mengintegrasikan semua kegiatan pembelajaran lebih banyak dapat dimunculkan. Untuk itu perlu diupayakan pelatihan tentang cara menyusun RPP IPA yang baik.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan ini dengan pengambilan sampel yang lebih besar dan mengungkap hubungan antara kemampuan inkuiri guru dengan kemampuan inkuiri siswa.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Metodologi Peneitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto,S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan ( Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Anggraeni, S. (2007). Pengembangan program Perkuliahan Biologi Umum

Berbasis Inkuiri Bagi Calon Guru Biologi. Bandung: Pendidikan Biologi

UPI. Proceeding of The First Internaional Seminar on Science Ecucation in Bandung

Akdon. (2008). Aplikasi statistik dan metode peneltian untuk administrasi dan

manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alpusari, M. (2008) Dampak Kemampuan Inkuiri Guru Terhadap Peningkatan

Ketrampilan Proses Sains Siswa, Tesis pada pasca sarjana UPI Bandung:

tidak di terbitkan

Alberta. (2004). Focus On Inqiry: A Teacher’s For Guide To Implementing

Inquiry-Base Learning. Edmison, AB: Alberta Learning [online]

Tersedia:http:www.Learning.gov.ab.ca/k_12/curriculum/bysubject/focusi iquiry.pdf.[27 juni 2008]

BSNP. (2006) Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar: Jakarta BSNP

Budnizt, N. (2003). What Do We Mean by Inquiry. [online]. Tersedia: http://www. Biology.duke.edu/cibl/inquiry/what is inquiry.htm

Cheung, D. (2007). Facilitating Chemestry Teachers To Implemet Inquiry-Base

Laboratory Work. Taiwan: National Science Council.

Depdiknas, (2003). Kumpulan Pedoman Kurikulum. Jakarta: Depdiknas Ginting, A. (2008) Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora Gulo, W. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo


(38)

George R, John S. (1987). Encouraging Primary Science. London: Cassel Publishers Limited

Gunawan W, S.(2009) Analisis Kesesuaian RPP yang dibuat Guru SD Dengan

Pelaksanaan Pembelajaran Sains, Tesis pada pasca sarjana UPI

Bandung: tidak di terbitkan

Hamalik,O.(2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Harlen, W.(1993). The Teaching Of Science. London: David Fulton Publisher Ltd Harlen, W, Macro, C, Shcilling, M, Malvern, D, Reed, K. (1990). Workshop

Material for Teacher Education. London: Library Of Congress

Cataloging in Publication Data

Haury,D.L. (1993) Teaching Science Through Inkuiry.

Tersedia:http:www.Ericfacility.net/database/ERIC CSMEE Diges (march.ed) 359-480.[15 April 2008]

Hsin-kai wu. (2007) Developing Sixth Grader’s Inquiry Skill To Construct Explanations In Inquiry-Base Learning Environments. Taiwan: wu,H-k & Hsieh,C-E (in press)

Hendracipta (2008) Analisis Aspek Inkuiri Pada Pelaksanaan Pembelajaran Ipa

Berbasis Inkuiri Di SD, Tesis pada pasca sarjana UPI Bandung: tidak di

terbitkan

Harjanto (2008) Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Reneka Cipta

Hebrank, M. (2000). Why Inquiry-Base Teaching and Learning in The Middle School Science Classroom [online]. Tersedia:

http//www.Biology.duke.edu/cibl/inquiry/what is inquiry.htm

Joyce,B.&Weill, M. with Calhoun, E. (1996). Model Of Teaching. 6 edition. Boston: Allyn and Bacon

Joseph, B. et. Al (1976) Enquiry in Science A Guide for Teachers. Adelaide Australia: The Griffin Press

Iskandar (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas Mulyasa. (2008) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Rosdakarya Mulyasa. (2008) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


(39)

Muslich, M. (2008) KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

National Research Council. (2000). National Science Educations Standards. Washington DC: National Academy Press

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/notice.html

National Research Council. (1996). National Science Educations Standards. Washington DC: National Academy Press.

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/notice.html

NSTA & AETS, (1998) Standards For Teacher Preparation

Rustaman, N. (1996) Penilaian Ketrampilan Proses IPA di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikdasmen

Semiawan,C.et.al (1992). Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: Gramedia Syah. (2008) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sudjana. (2008) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, N. S. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sukmadinata, N. S. (2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosda

Karya.

Sulistyorini. (2007) Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: UNNES Subroto, S (2002) Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Sudijono, A (2007) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo


(40)

Susanto. (2008) Penyusunan Silabus dan Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Matapena

Sutrisno. (2007) Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: DEPDIKNAS Sutrisno. (2002) Ketrampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme.

Malang: Universitas Negeri Malang

Slamento. (1988). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara

Safari. (2005) Teknik Analisis Butir Soal instrumen Tes dan non tes. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia DEPDIKNAS

Scanlon & Hodgson. (1987). Approaching Primary Science. London: Harper & Row, Publisher

Uno, H. (2008). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, H. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifisme, Jakarta: Prestasi Pusataka

The National Science Teachers Association. (2002). Elementry School Science. Tersedia:http:www.nsta.org/about/positions/elementary.aspx

The Vermont Elementry Science Project (1995) Inquiry Base Science What Does It Look Like.

Tersedia:http:www.exploratorium.edu/ifi/resources/classroom/inquiry_ba se.html [March- April 1995]

Wulan, A. (2007). Pembekalan Kemampuan Performence Assasment kepada

Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi

Doktor. PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Wiranataputra, Hs. (1993) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud


(1)

132 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kemunculan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA guru sangat bervariasi. Hal ini ditandai dengan adanya perbedaan persentase kemunculan aspek inkuiri pada RPP masing-masing guru.

Kemunculan aspek inkuiri dalam pembelajaran IPA sudah sangat baik, karena semua aspek inkuiri sudah mampu dimunculkan secara lengkap oleh setiap guru yang diteliti.

Kesesuaian kemunculan aspek inkuiri dalam RPP dan dalam pembelajaran IPA mempunyai tingkat kesesuaian rata-rata yang berada pada kategori cukup.

Kemampuan inkuiri dari lima orang guru yang diteliti termasuk dalam kategori sangat baik dan baik, persentase rata-rata kemampuan inkuiri guru berada pada kategori baik.

B. SARAN

Kemampuan guru memunculkan aspek inkuiri dalam rencana pembelajaran IPA belum mengintegrasikan semua aspek inkuiri khususnya pada aspek berpikir kritis dan logis untuk mencari hubungan antara fakta dengan penjelasan, maka masih perlu diupayakan peningkatan kemampuan guru melalui


(2)

133

pelatihan tentang bagaimana merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri pada kelas V.

Kemunculan aspek inkuiri dalam RPP yang rinci dan sistematis dengan mengintegrasikan semua kegiatan pembelajaran lebih banyak dapat dimunculkan. Untuk itu perlu diupayakan pelatihan tentang cara menyusun RPP IPA yang baik.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan ini dengan pengambilan sampel yang lebih besar dan mengungkap hubungan antara kemampuan inkuiri guru dengan kemampuan inkuiri siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2000). Metodologi Peneitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto,S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi pendidikan ( Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Anggraeni, S. (2007). Pengembangan program Perkuliahan Biologi Umum Berbasis Inkuiri Bagi Calon Guru Biologi. Bandung: Pendidikan Biologi UPI. Proceeding of The First Internaional Seminar on Science Ecucation in Bandung

Akdon. (2008). Aplikasi statistik dan metode peneltian untuk administrasi dan manajemen. Bandung: Dewa Ruchi

Alpusari, M. (2008) Dampak Kemampuan Inkuiri Guru Terhadap Peningkatan Ketrampilan Proses Sains Siswa, Tesis pada pasca sarjana UPI Bandung: tidak di terbitkan

Alberta. (2004). Focus On Inqiry: A Teacher’s For Guide To Implementing Inquiry-Base Learning. Edmison, AB: Alberta Learning [online]

Tersedia:http:www.Learning.gov.ab.ca/k_12/curriculum/bysubject/focusi iquiry.pdf.[27 juni 2008]

BSNP. (2006) Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar: Jakarta BSNP

Budnizt, N. (2003). What Do We Mean by Inquiry. [online]. Tersedia: http://www. Biology.duke.edu/cibl/inquiry/what is inquiry.htm

Cheung, D. (2007). Facilitating Chemestry Teachers To Implemet Inquiry-Base Laboratory Work. Taiwan: National Science Council.

Depdiknas, (2003). Kumpulan Pedoman Kurikulum. Jakarta: Depdiknas

Ginting, A. (2008) Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora


(4)

George R, John S. (1987). Encouraging Primary Science. London: Cassel Publishers Limited

Gunawan W, S.(2009) Analisis Kesesuaian RPP yang dibuat Guru SD Dengan Pelaksanaan Pembelajaran Sains, Tesis pada pasca sarjana UPI Bandung: tidak di terbitkan

Hamalik,O.(2007). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Harlen, W.(1993). The Teaching Of Science. London: David Fulton Publisher Ltd

Harlen, W, Macro, C, Shcilling, M, Malvern, D, Reed, K. (1990). Workshop Material for Teacher Education. London: Library Of Congress Cataloging in Publication Data

Haury,D.L. (1993) Teaching Science Through Inkuiry.

Tersedia:http:www.Ericfacility.net/database/ERIC CSMEE Diges (march.ed) 359-480.[15 April 2008]

Hsin-kai wu. (2007) Developing Sixth Grader’s Inquiry Skill To Construct Explanations In Inquiry-Base Learning Environments. Taiwan: wu,H-k & Hsieh,C-E (in press)

Hendracipta (2008) Analisis Aspek Inkuiri Pada Pelaksanaan Pembelajaran Ipa Berbasis Inkuiri Di SD, Tesis pada pasca sarjana UPI Bandung: tidak di terbitkan

Harjanto (2008) Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Reneka Cipta

Hebrank, M. (2000). Why Inquiry-Base Teaching and Learning in The Middle School Science Classroom [online]. Tersedia:

http//www.Biology.duke.edu/cibl/inquiry/what is inquiry.htm

Joyce,B.&Weill, M. with Calhoun, E. (1996). Model Of Teaching. 6 edition. Boston: Allyn and Bacon

Joseph, B. et. Al (1976) Enquiry in Science A Guide for Teachers. Adelaide Australia: The Griffin Press

Iskandar (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas

Mulyasa. (2008) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Rosdakarya


(5)

Muslich, M. (2008) KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

National Research Council. (2000). National Science Educations Standards. Washington DC: National Academy Press

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/notice.html

National Research Council. (1996). National Science Educations Standards. Washington DC: National Academy Press.

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/notice.html NSTA & AETS, (1998) Standards For Teacher Preparation

Rustaman, N. (1996) Penilaian Ketrampilan Proses IPA di SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Dikdasmen

Semiawan,C.et.al (1992). Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: Gramedia

Syah. (2008) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana. (2008) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo

Sagala, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sukmadinata, N. S. (2003). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sukmadinata, N. S. (2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Sulistyorini. (2007) Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: UNNES

Subroto, S (2002) Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sudijono, A (2007) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


(6)

Susanto. (2008) Penyusunan Silabus dan Berbasis Visi KTSP. Surabaya: Matapena

Sutrisno. (2007) Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: DEPDIKNAS

Sutrisno. (2002) Ketrampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Malang: Universitas Negeri Malang

Slamento. (1988). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara

Safari. (2005) Teknik Analisis Butir Soal instrumen Tes dan non tes. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia DEPDIKNAS

Scanlon & Hodgson. (1987). Approaching Primary Science. London: Harper & Row, Publisher

Uno, H. (2008). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, H. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifisme, Jakarta: Prestasi Pusataka

The National Science Teachers Association. (2002). Elementry School Science. Tersedia:http:www.nsta.org/about/positions/elementary.aspx

The Vermont Elementry Science Project (1995) Inquiry Base Science What Does It Look Like.

Tersedia:http:www.exploratorium.edu/ifi/resources/classroom/inquiry_ba se.html [March- April 1995]

Wulan, A. (2007). Pembekalan Kemampuan Performence Assasment kepada Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inkuiri. Disertasi Doktor. PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Wiranataputra, Hs. (1993) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud