104 Dari koefisien korelasi tersebut dapat dihitung pula koefisien
determinasinya r
2y 2
= 0,5069; yang berarti bahwa 50,69 proporsi varians kinerja guru dapat dijelaskan oleh disiplin kerja.
Untuk menjelaskan pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja guru, bila instrumen gaya kepemimpinan kepala madrasah dikontrol,
dilakukan dengan analisis korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial yang diperoleh dan hasil pengujiannya disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Korelasi Parsial Y dengan X
2
dk Koefisien Korelasi Parsial
t
hitung
t
tabel
α = 0,05 α = 0,01 52
r
y2.1
= 0,597 5,37
2,01 2,67
sangat signifikan t
hitung
= 5,37 t
tabel
= 2,67 Berdasarkan hasil tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi parsial antara disiplin kerja dengan kinerja guru, jika instrumen gaya kepemimpinan kepala madrasah dikontrol sangat
bermakna
sangat signifikan
, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa, jika instrumen gaya kepemimpinan kepala madrasah dikontrol tetap, maka
disiplin kerja
memberikan kontribusi yang bermakna stabil
terhadap kinerja guru.
3. Hipotesis Ketiga
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: “terdapat
pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah dan disiplin kerja secara bersama-
sama terhadap kinerja guru”. Hipotesis tersebut secara statistik dirumuskan sebagai berikut:
105 H
o
: R
y.12
H
1
: R
y.12
Hasil perhitungan sebagaimana pada lampiran pengujian hipotesis, memperhatikan bahwa persamaan regresi ganda yang terjadi antara Y atas
X
1
dan X
2
adalah Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
. Dari hasil analisis statistik diperoleh pula koefisien regresi ganda
b
1
sebesar 1,13 dan b
2
sebesar 1,07 dengan konstanta
intercept
sebesar 43,23. Dengan demikian bentuk pengaruh antara kedua variabel bebas
terhadap kinerja guru ditunjukkan oleh persamaan regresi ganda melalui persamaan Ŷ = 43,23 + 1,13X
1
+ 1,07X
2
yang mengandung makna bahwa: 1.
Bila terjadi kenaikan satu unit pada gaya kepemimpinan kepala madrasah dan dilakukan kontrol terhadap disiplin kerja, maka kenaikan
tersebut akan diikuti oleh kenaikan 1,13 unit pada kinerja guru. 2.
Bila terjadi kenaikan satu unit pada disiplin kerja dan dilakukan kontrol terhadap gaya kepemimpinan kepala madrasah, maka kenaikan
tersebut akan diikuti oleh kenaikan 1,07 unit pada kinerja guru. 3.
Kenaikan pada kinerja guru poin 1 dan 2 diatas terjadi pada arah yang sama dengan konstanta
intercept
sebesar 43,23.
Tabel 4.16 Hasil Analisis ANAVA untuk Persamaan Regresi Ganda Ŷ = 43,23 + 1,13X
1
+ 1,07X
2
Sumber Varians
dk Jumlah
Kuadrat JK Rata-rata Jumlah
Kuadrat RJK F
hitung
F
tabel
α = 0,05 α = 0,01 Total
2 10385,66
5192,83 59,18 3,18
5,04 Residu
52 4563,18
87,75 Regresi ganda sangat signifikan F
hitung
= 59,18 F
tabel
= 5,04
106 Koefisien korelasi ganda kedua variabel bebas dengan kinerja guru
R
y.12
= 0,833. Hasil uji signifikannya diperoleh harga F
hitung
59,18 F
tabel
5,04 pada α = 0,01. Berdasarkan hasil tersebut terdapat pengaruh positif antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dan disiplin kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Koefisien korelasi determinasi R
y.12 2
sebesar 0,6940 dapat diinterpretasikan bahwa 69,40 proporsi varians kinerja guru dapat
dijelaskan secara bersama-sama oleh gaya kepemimpinan kepala madrasah dan disiplin kerja.
Berdasarkan hasil perhitungan lanjutan dapat diketahui sumbangan konstribusi variabel terikat atas gaya kepemimpinan kepala madrasah
sebesar 52,42 dan disiplin kerja sebesar 50,69. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis-hipotesis penelitian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
semua hipotesis-hipotesis penelitian yang dirumuskan pada bab II dapat diterima.
Dengan demikian kinerja guru 69,40 ditentukan oleh kedua variabel bebas dalam
penelitian ini, yaitu 1 gaya kepemimpinan kepala madrasah dan 2 disiplin kerja guru.
D. Pembahasan Hasil Penelitian 1.