A. PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi awal, kesulitan siswa dalam membaca huruf Jawa sebagian besar terletak pada ketidakpahaman terhadap kodesymbolbentuk hurufnya, yang
menyebabkan ketrampialn siswa dalam membaca huruf Jawa masih rendah. Aksara Jawa merupakan salah satu pelajaran yang kurang diminati terutama bagi generasi muda yang
mempelajari pelajaran Bahasa Jawa. Bayangan sulitnya menghafal bentuk-bentuk huruf yang rumit juga banyaknya huruf-huruf yang harus dihafal semakin membuat pelajar
enggan untuk mempelajari apalagi memperdalam penguasaan baca tulis aksara Jawa. . Secara umum, kemampuan siswa dalam membaca wacana Bahasa Jawa , terutama
wacana berhuruf Jawa sangatlah kurang. Sesulit apapun pembelajaran bahasa Jawa, namun harus tetap diajarkan karena bahasa Jawa sebagai mata pelajaran Muatan Lokal
Propinsi Jawa Tengah. Pembelajaran membaca huruf Jawa saat ini masih rendah karena ketidakpahaman siswa terhadap kodesymbolbentuk hurufnya, sehingga sangatlah
penting bagi guru untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan menerapkan strategi pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Akasara Jawa huruf Jawa
sekarang tidak digunakan untuk melayani kehidupan sehari-hari, tetapi sabagai bekal siswa dalam membaca sastra Jawa yang ditulis dengan huruf Jawa, baik yang tegak
maupun yang miring.
Aksara Jawa atau huruf Jawa juga tidak pernah terpisah dari budaya Jawa itu sendiri yang perlu dilestarikan. Banyak bukti yang mendukung pernyataan ini, antara lain: kitab
Babad Jawa, kitab tembang-tembang Jawa, buku ramuan jamu tradisional Jawa, dan prasati-prasasti tanda kebesaran suatu jaman kerajaan. Aksara Jawa atau huruf Jawa
dalam penelitian ini adalah suatu bacaan berbahasa Jawa yang disajikan dalam bentuk tulisan aksara Jawa.
Aksara Jawa yang digunakan dalam ejaan bahasa Jawa terdiri dari 20 aksara pokok yang besifat silabik kesukukataan. Masing-masing huruf mempunyai aksara-aksara
pasangan yakni aksara yang berfungsi untuk menghubungkan suku kata terhadap konsonan dengan suku kata berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup wigyan, cecak,
layar.
Aksara Jawa yang tanpa sandhangan disebut aksara legena. Untuk membaca aksara legena tersebut harus dilengkapi dengan sandhangan dan pasangan. Aksara Jawa
merupakan huruf yang bersifat silabik, artinya setiap suku kata akan dilukiskan dengan satu gambar sebagai lambangnya, sehingga aksara yang satu dengan yang lain jika
digabungkan dapat mewujudkan kata-kata.
Oleh karena itu penulis mencoba menggunakan metode Iqro’ dalam pembelajaran membaca huruf Jawa.
Metode Iqro’ adalah “metode pengajaran membaca al-Qur’an dengan bunyi huruf- huruf hijaiyyah yang sudah berharakat tanda baca. Dalam pelajaran ini, anak tidak boleh
mengeja tapi langsung membaca bunyi huruf yang berharakat tersebut. Sejak awal anak dituntut membaca dengan lancar, yaitu: cepat, tepat, dan benar”Marjito, t.th:4.
Menurut Sri Wijayanti 2006 : 1 pengertian metode iqro adalah : Suatu metode atau cara cepat belajar membaca Al Quran yang disusun secara sistematis dimulai dari bacaan
yan sederhana kemudian meningkat setahap demi setahap sehingga terasa ringan bagi yang mempelajarinya. Metode iqro diapdosi dalam pembelajaran keaksaraan karena
keefektifan dan keberhasilanya. Konsep metode iqro dalam pembelajaran keaksaraan adalah belajar membaca dimulai dari hal yang paling sederhana dari suku kata menjadi
kata kemudian menjadi kalimat. Metode iqro adalah tidak dimulai dari pengenalan huruf A sampai Z satu persatu, tapi gabungan vocal dan konsonan atau sebaliknya dari
konsonan dan vocal suku kata. Metode iqro’ disusun dengan sistem modul atau paket belajar, dengan tingkat kesulitan yang semakin miningkat. Dengan begitu belajar
membaca huruf Jawa dengan metode iqro’ disusun mulai dari bacaan yang sederhana kemudian meningkat setahap demi setahap, sehingga siswa akan merasa ringan dalam
mempelajari bacaan huruf Jawa.
KH. As’ad Humam 2000:8 menyatakan bahwa metode Iqro’ memiliki kelebihan- kelebihan sebagai berikut: 1 Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, 2 Terjadi
hubungan yang akrab antar siswa, 3 Menggunakan system moduljilid, di mana dalam setiap jilid ada tingkatan kesukarannya, 4 Siswa dapat bantuan guru sesuai
kebutuhannya, dan 5 Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri, karena siswa dituntut untuk membaca dengan teliti dan lancar.
Metode Iqro’ digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca huruf Jawa. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
berjudul “ Peningkatan Keterampilan Membaca Huruf Jawa melalui Metode Iqro’ pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Krisak Kecamatan Selogiri Tahun Ajaran 20122013”.
B. METODE PENELITIAN