Jenis penelitian Tempat dan waktu Sampel Besar sampel Definisi Operasional

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Eksperimental laboratorium komparatif

4.2 Tempat dan waktu

Tempat : 1. Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU 2. Laboratorium Pusat PenelitianFMIPA USU Waktu : 3 bulan

4.3 Sampel

Sampel : gigi premolar mandibula bersaluran akar tunggal yang telah dicabut untuk keperluan ortodonti dengan kriteria sebagai berikut : a. akar utuh dan relatif lurus b. hanya memiliki satu saluran akar c. tidak ada karies pada akar d. gigi dengan foramen apikal yang telah tertutup sempurna Gigi yang diperoleh tersebut direndam dalam larutan saline fisiologis NaCl 0.9 sampai diberi perlakuan.

4.4 Besar sampel

Jumlah sampel dari tiap perlakuan akan dihitung dengan menggunakan rumus Federer 1955. Rumus Federer : n-1 t-1 ≥ 15 ; dengan t = jumlah kelompok = 3 n = jumlah sampel n-1 3-1 ≥ 15 n-1 2 ≥ 15 n-1 ≥ 7,5 n ≥ 8,5 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 8,5. Sampel yang digunakan untuk setiap perlakuan ini adalah sebanyak9. Dalam penelitian ini digunakan 27 buah gigi yang dibagi kedalam tiga kelompok masing-masing 9 buah gigi dengan perincian perlakuan sebagai berikut : Kelompok 1 : diirigasi dengan NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5 sebagai irigan final Kelompok 2 : diirigasi dengan NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5 sebagai irigan final, kemudiandiberi bahan medikamen intrakanal CaOH 2 selama 7 hari. Kelompok 3 : diirigasi dengan NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5 sebagai irigan final, kemudiandiberi bahan medikamen intrakanal CaOH 2 selama 30 hari.

4.5 Identifikasi variabel penelitian

4.5.1 Variabel bebas

• Larutan irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 • Kombinasi irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 dengan medikasi intrakanal CaOH 2 selama 7 hari. • Kombinasi irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 dengan medikasi intrakanal CaOH 2 selama 30 hari.

4.5.2 Variabel tergantung

• Ketahanan fraktur antara dentin saluran akar yang diirigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 dengan dan tanpa medikasi CaOH 2 .

4.5.3 Variabel terkendali

• Gigi yang bersaluran akar tunggal • Kecepatan putar dari turbin bur sama untuk tiap perlakuan • Jumlah larutan irigasi sama banyak untuk tiap akar gigi • Teknik irigasi: manual • Tekanan spuit sewaktu irigasi • Lamanya waktu irigasi 1 menit untuk masing-masing larutan irigasi dan medikasi selama 7 dan 30 hari • Konsentrasi larutan irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17

4.5.4 Variabel tidak terkendali

• Variasi struktur anatomi akar gigi • Jangka waktu antara pencabutan gigi dengan perlakuan • Jenis kelamin dan umur dari gigi yang dicabut • Lama perendaman gigi dalam larutan saline Variabel bebas • Larutan irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 • Medikasi intrakanal CaOH 2 selama 7 dan 30 hari Variabel tergantung • Ketahanan fraktur antara dentin saluran akar yang diirigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 dengan dan tanpa medikasi CaOH 2 Variabel terkendali • Gigi yang bersaluran akar tunggal • Kecepatan putar dari turbin bur yang sama untuk tiap perlakuan • Jumlah larutan irigasi sama banyak untuk tiap akar gigi • Teknik irigasi : manual • Lamanya waktu irigasi 1 menit untuk masing-masing larutan irigasi dan medikasi selama 7 dan 30 hari • Konsentrasi larutan irigasi NaOCl 5 dan EDTA 17 Variabel tidak terkendali • Variasi struktur anatomi akar gigi • Jangka waktu pencabutan dengan perlakuan • Jenis kelamin dan umur dari gigi yang dicabut • Ketebalan dentin saluran akar • Lama perendaman gigi dalam larutan saline

4.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur Alat Ukur Variabel Bebas 1 Irigasi NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5 Irigasi saluran akar gigi dengan NaOCl 5, kemudian dengan EDTA 17 dan NaOCl 5 sebagai irigan final. Untuk konsentrasi larutan NaOCl 5 berdasarkan rumus pengencer larutan C 1 .V 1 =C 2 .V sedangkan EDTA 17 sesuai petunjuk pabrik 2 Ratio Beaker Glass, Syringe 2 Irigasi NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5, medikasi intrakanal dengan CaOH 2 Irigasi saluran akar gigi, kemudian desinfeksi dengan pasta CaOH selama 7 hari 2 Sesuai petunjuk pabrik selama 7 hari pada saluran akar . Ratio Beaker Glass, Syringe 3 Irigasi NaOCl 5, EDTA 17 dan NaOCl 5, medikasi intrakanal dengan CaOH 2 Irigasi saluran akar gigi, desinfeksi dengan pasta CaOH selama 30 hari 2 Sesuai petunjuk pabrik selama 30 hari pada saluran akar. Ratio Beaker Glass, Syringe No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur Alat Ukur Variabel Tergantung 1 Ketahanan fraktur dentin saluran akar Ketahanan dentin sampai terjadi fraktur saat diberi tekanan dengan kecepatan 1,2 mmmenit dengan menggunakan mesin testing universal Dalam satuan kgf yang diubah ke Newton N. Ratio Torsee’s Universal Testing Machine 4.7 Alat dan bahan penelitian 4.7.1 Alat penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Daya Hambat Sodium Hipoklorit (NaOCI) Dan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Berbagai Pelarut Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans (Penelitian In Vitro)

0 24 84

Perubahan pH Pada Preparat Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Pelarut Gliserin Dan Chlorhexidine 2 % Dalam Rentang Waktu Yang Berbeda (Penelitian In Vitro)

0 49 77

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

DEKALSIFIKASI DENTIN SALURAN AKAR GIGI SETELAH DIIRIGASI DENGAN EKSTRAK ASAM JAWA 5% DAN 2,5%

0 27 9

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 13

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 1 22

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 12