Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Konsep menyelesaikan perawatan saluran akar pada gigi berakar satu dalam satu kunjungan sudah bukan merupakan hal yang baru. Telah banyak publikasi mengenai perawatan endodonti sekali kunjungan. Perawatan ini telah menjadi pilihan perawatan untuk kebanyakan kasus endodonti. Perawatan endodonti sekali kunjungan lebih hemat dalam hal waktu dan biaya; pasien merasa nyaman karena mengurangi jadwal kunjungan; tidak mengalami anestesi lokal yang berulang-ulang; mengurangi risiko kontaminasi antar kunjungan; dan klinisi lebih mengenali sudut kanal, kelekungan dan jalur masuk instrumen. Perawatan saluran akar berkali-kali kunjungan meningkatkan waktu kontak CaOH 2 Dalam endodonti modern, pembentukan dan pembersihan memegang kepentingan yang lebih besar daripada medikamen intrakanal untuk desinfeksi saluran akar. Tetapi efektifitasnya masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti dan klinisi karena pada perawatan endodonti sekali kunjungan, medikamen intrakanal tidak dapat dilakukan sebagai perantara untuk medikasi yang lebih jauh ke dalam sistem saluran akar. dengan kanal; waktu kontak irigan. Proses pembentukan dan pembersihan saluran akar saja tidak cukup untuk mengeliminasi seluruh bakteri. Oleh karena itu, pemilihan bahan medikamen yang tepat sebagai dressing antar kunjungan sangat penting untuk dilakukan. Larutan irigasi yang digunakan adalah NaOCl 5 dan EDTA 17. NaOCl merupakan larutan irigasi primer yang paling banyak digunakan dalam endodonti. Salah satu sifat terpenting NaOCl adalah kemampuan melarutkan jaringan dan aksi antimikroba. Efek NaOCl pada dentin dapat dihubungkan dengan kemampuan penetrasinya ke tubulus dentin dan kemampuannya melarutkan komponen organik dentin. NaOCl tidak dapat melarutkan komponen inorganik dentin yang terdapat dalam smear layer sehingga dibutuhkan agen demineralisasi seperti EDTA. EDTA adalah agen khelasi yang dapat melarutkan komponen inorganik dentin seperti ion kalsium pada dentin sehingga menyebabkan demineralisasi. NaOCl dan EDTA tidak boleh digunakan secara bersamaan karena elemen aktif dalam NaOCl dapat diinaktivasi oleh EDTA. Hal ini akan menyebabkan NaOCl tidak efektif terhadap bakteri dan jaringan nekrotik. CaOH 2 Larutan irigasi dan medikasi yang digunakan selama perawatan endodonti dapat menyebabkan perubahan sifat fisik dentin. Melemahnya dentin diakibatkan oleh kerusakan struktur protein yang dikarenakan alkalinitas material yang digunakan. telah banyak digunakan sebagai dressing saluran akar. Bahan ini mempunyai sifat antimikrobial, mampu melarutkan jaringan, menghambat resorpsi gigi dan induksi perbaikan jaringan keras gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan ketahanan kekuatan fraktur antara dentin saluran akar pada perawatan endodonti sekali kunjungan dan berkali-kali kunjungan.

3.2 Hipotesa Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Daya Hambat Sodium Hipoklorit (NaOCI) Dan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Berbagai Pelarut Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans (Penelitian In Vitro)

0 24 84

Perubahan pH Pada Preparat Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Pelarut Gliserin Dan Chlorhexidine 2 % Dalam Rentang Waktu Yang Berbeda (Penelitian In Vitro)

0 49 77

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

DEKALSIFIKASI DENTIN SALURAN AKAR GIGI SETELAH DIIRIGASI DENGAN EKSTRAK ASAM JAWA 5% DAN 2,5%

0 27 9

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 13

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 1 22

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 12