menghasilkan respon khas dari material brittle. Telah ditunjukkan bahwa lapisan mono molekul air akan diserap ke permukaan hidroksiapatit oleh ikatan hidrogen.
Dari perpektif mekanik teoritis, stabilitas struktural dentin adalah fungsi dari mineralisasi dan kadar kelembaban. Dentin adalah jaringan termineralisasi yang
berpori, berisi cairan yang memberikan dukungan mekanik kepada enamel yang melapisinya dan integritas gigi. Cairan dentin memberikan integritas biomekanik
pada gigi dan cairan yang mengisi tubulus berfungsi untuk memindahkan dan meringankan secara hidrolik beban yang diberikan pada gigi.
7
Ada kesan klinis bahwa gigi yang dirawat endodonti lebih rapuh. Pengurangan struktur gigi karena karies, intervensi restorasi dan endodonti dengan
jelas melemahkan struktur gigi membuatnya lebih rentan terhadap fraktur. Persepsi kerapuhan ini juga telah dihubungkan dengan penurunan kadar kelembaban.
Penurunan kadar kelembaban pada gigi yang dirawat endodonti tidaklah signifikan secara statistik. Oleh karena itu, kadar kelembaban antara gigi vital dan yang dirawat
endodonti dianggap serupa.
6
6
2.1 Irigasi Saluran Akar
Pembersihan atau debridemen saluran akar meliputi penyingkiran seluruh mikroorganisme dan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
21
Kebanyakan bakteri yang ditemukan di ruang kanal dapat disingkirkan dengan aksi mekanik
instrumen endodonti. Tetapi, pada beberapa situasi, oleh karena anatomi saluran akar yang sangat kompleks, sisa-sisa materi organik dan bakteri tersangkut jauh di dalam
tubulus dentin dan tidak dapat dicapai oleh instrumen meskipun setelah instrumentasi
mekanis yang cermat. Pada keadaan demikian, penggunaan bahan irigasi penting untuk meminimisasi dan eliminsasi sisa jaringan organik.
Bahan irigasi yang digunakan selama preparasi saluran akar harus mempunyai sifat-sifat yaitu antimikroba spektrum luas; tidak mutagenik, karsinogenik ataupun
sitotoksik; membantu lubrikasi dinding kanal; melunakkan dentin; menyingkirkan debris dan smear layer; melarutkan materi organik, sisa jaringan pulpa nekrotik;
membunuh mikroorganisme dan memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga dapat membersihkan area yang tidak tercapai instrumen. Irigan tidak boleh
mencederai jaringan periradikuler, tetap aktif dalam penyimpanan dan relatif tidak mahal.
23
Tujuan akhir perawatan saluran akar adalah untuk mempersiapkan saluran akar yang bersih, bebas bakteri dan debris untuk obturasi. Kakehashi et al. cit.
Farhad et al. menyatakan bahwa mikroorganisme dan produk samping mereka adalah faktor penyebab utama penyakit pulpa dan periradikular, dan perawatan
endodonti yang berhasil bergantung pada penyingkiran bakteri-bakteri ini disertai dengan pencegahan terhadap rekontaminasi yang akan terjadi.
12,22,26,27
Larutan irigasi yang paling sering digunakan dalam perawatan endodonti adalah NaOCl. Bahan ini merupakan basa lemah yang beraksi pada albumin sisa
jaringan pulpa, makanan dan mikroorganisme dan mengubah sifat mereka menjadi larut dalam air.Keberhasilan sifat antimikrobial larutan ini dikarenakan
kemampuannya mengoksidasi dan menghidrolisis protein sel dan, sampai tingkat tertentu, mengeluarkan cairan secara osmotik dari sel untuk hipertonisnya.
14
2,28
NaOCl mempunyai kemampuan membersihkan yang sangat baik, melarutkan dan
detoksifikasi jaringan nekrotik, mempunyai efek antibakteri yang pasti, dan ditolerir dengan baik oleh jaringan vital.
3
Larutan ini digunakan sebagai agen irigasi utama untuk menyingkirkan komponen organik karena mempunyai sifat bakterisidal,
mampu melarutkan materi organik dan jaringan nekrotik, kemampuan antimikrobial spektrum luas yang telah terbukti efektif menghilangkan bakteri, spora, jamur dan
virus. Efek antimikroba NaOCl tergantung pada beberapa faktor, diantaranya pH,
waktu kontak, temperatur dan juga konsentrasi yang digunakan. NaOCl mempunyai aktivitas antibakteri yang tinggi dengan waktu kontak singkat. Makin tinggi
konsentrasi larutan, maka makin kuat daya antimikroba yang dihasilkan, namun juga menyebabkan makin besarnya iritasi terhadap jaringan. Telah banyak kontroversi
mengenai konsentrasi larutan hipoklorit yang digunakan di endodonti.
15,29
27,28,29,30
NaOCl pada konsentrasi 0,5-5,25 adalah konsentrasi yang dianjurkan untuk pemakaian
pada endodonti dan pada konsentrasi ini, NaOCl mampu melarutkan debris organik pulpa pada area yang tidak terjangkau instrumen endodonti. NaOCl 0,5 dengan
NaOCl 5 terbukti sebagai antimikroba yang efektif pada penelitian klinik tetapi NaOCl 5 lebih efektif dibandingkan NaOCl 0,5 dalam hal pelarut organik.
Walaupun NaOCl tampil sebagai larutan irigasi yang ideal, larutan ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak mampu melarutkan partikel inorganik dentin
sehingga tidak dapat menghilangkan smear layer secara keseluruhan selama instrumentasi, serta mempunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan. Meskipun
banyak penelirian telah menunjukkan bahwa larutan NaOCl dan saline tidak efektif mengurangi smear layer, pada area dimana tidak ada smear layer yang terbentuk,
10,21
NaOCl dapat menyingkirkan predentin dengan efek proteolitik. Penyingkiran smear layer yang tuntas memerlukan penggunaan agen khelasi yang diikuti dengan pelarut
jaringan karena tidak ada irigan tunggal yang mampu melarutkan komponen organik dan inorganik sekaligus Gambar 1. Oleh karena itu, dalam penggunaannya larutan
irigasi NaOCl dikombinasikan dengan EDTA yang berfungsi sebagai agen khelasi dan melarutkan komponen inorganik.
5,10,29
EDTA merupakan agen khelasi yang umum digunakan sebagai larutan irigasi dengan konsentrasi 17.
1
EDTA digunakan dalam meningkatkan pembesaran khemomekanik kanal untuk menyingkirkan smear layer yang terbentuk setelah
preparasi saluran akar.
7,28
EDTA tidak antibakteri, tidak melarutkan jaringan nekrotik ataupun menyingkirkan debris superfisial tetapi sangat efektif dalam melarutkan
materi inorganik. Telah dibuktikan bahwa EDTA mempunyai sifat antibakteri dan Gambar 1. A. Kehadiran smear layer pada permukaan
pertengahan saluran akar yang diirigasi dengan NaOCl 5,25 dan irigasi final
dengan larutan yang sama. B. Penyingkiran smear layer pada apikal saluran akar dengan
NaOCl 5,25 sebagai irigan saluran akar dan 5 menit EDTA 17 sebagai irigan final.
Masih ada debris di dalam tubulus dentin. Magnifikasi x5000
31
A B
antifungal yang lemah bahkan hampir tidak mempunyai aktivitas antibakteri.
22,28,30
Mekanisme kerja EDTA adalah membentuk khelat dengan ion kalsium dari dentin dan debris dentin smear layer sehingga mudah larut dalam air
dan dikeluarkan dari saluran akar. EDTA mampu menyingkirkan ion kalsium dentin, meningkatkan
demineralisasi dan sebagai akibatnya, meningkatkan permeabilitas saluran akar. Efektifitas agen khelasi umumnya bergantung pada banyak faktor, misalnya panjang
saluran akar, kedalaman penetrasi material, kekerasan dentin, waktu aplikasi, pH, dan konsentrasi. Agen khelasi mempersiapkan permukaan dinding kanal sehingga aksi
antibakteri pembersih dan medikasi menjadi efektif.
29
2
EDTA sangat biokompatibel, dapat mengakibatkan demineralisasi dentin intertubular dan mengurangi kekerasan
permukaan dinding dentin saluran akar. Harus diperhatikan bahwa perpanjangan pemaparan terhadap khelator kuat seperti EDTA dapat melemahkan dentin akar.
Torabinejad et al. 2003, tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan air destilasi dan NaOCl untuk menyingkirkan smear layer dari
permukaan saluran akar yang terinstrumentasi karena kedua irigan tersebut tidaklah efektif. Smear layer terdiri dari komponen organik dan inorganik. Untuk
menyingkirkan smear layer, larutan irigasi harus melarutkan kedua komponen tersebut. Ketika EDTA digunakan secara bergantian dengan NaOCl 5,25, smear
layer tersingkirkan semuanya pada sepertiga tengah dan korona kanal, tetapi kombinasi ini kurang efektif pada sepertiga apikal.
27,30
Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 5 dan EDTA 17 secara bergantian terlihat sangat baik. Kombinasi ini kelihatannya meningkatkan
31
kemampuan NaOCl dalam melarutkan jaringan dan lebih efisien dalam mengurangi mikroba intraradikular daripada NaOCl sendiri. Setelah irigasi kanal dengan EDTA,
NaOCl harus digunakan untuk menetralisasi efek keasaman EDTA dan untuk memperkenankan NaOCl penetrasi ke dalam tubulus dentin, yang telah terbuka
setelah penggunaan EDTA.
30
2.2 Desinfeksi Saluran Akar