Irigasi dan Medikasi Saluran Akar Pemotongan Akar Gigi Proses Uji

4.8.2 Irigasi dan Medikasi Saluran Akar

Semua akar gigi yang telah dipreparasi dengan K File kemudian dibagi secara acak ke dalam 3kelompok dengan masing-masing terdiri dari 9 akar gigi. Kelompok 1 : 9 akar gigi diirigasi dengan NaOCl 5 1 menit, EDTA 17 1 menit dan irigasi final NaOCl 5 1 menit. Kelompok 2 : 9 akar gigi diirigasi denganNaOCl 5 1 menit, EDTA 17 1 menit dan irigasi final NaOCl 5 1 menit kemudian diberi bahan medikamen intrakanal CaOH 2 Kelompok 3 : 9 akar gigi diirigasi dengan NaOCl 51 menit, EDTA 17 1 menit dan irigasi final NaOCl 5 1 menit kemudian diberi bahan medikamen intrakanal CaOH selama 7 hari. 2 Pada saat saluran akar diirigasi, setiap penggantian bahan irigasi, saluran akar dibilas dengan menggunakan aquadest untuk membersihkan saluran akar dari larutan irigasi sebelumnya yang tersisa di dalam saluran akar. Setelah dibilas dengan aquadest, saluran akar dikeringkan dengan paper point. Setelah proses irigasi selesai, akar gigi dikeringkan dengan paper point. selama 30 hari. Pada kelompok 2 dan 3, setelah akar gigi diberikan bahan medikamen intrakanal, pada bagian koronal akar gigi direstorasi dengan bahan restorasi sementara yaitu Zinc Phosphate Cement.Semen ini dicampur dengan PL rasio 1,45g0,5ml sesuai petunjuk pabrik.

4.8.3 Pemotongan Akar Gigi

Akar gigi kemudian dibagi secara melintang, membagi akar gigi menjadi 3 bagian yaitu servikal, tengah dan apikal. Pada 13 tengah akar gigi, akar gigi dibelah secara horizontal menjadi spesimen dengan ketebalan 1mm menggunakan diamond disc sehingga didapatkan 27 keping disk dentin.

4.8.4 Proses Uji

Spesimen dari ketiga grup yang akan diukur ketahanan fraktur diletakkan di mesin testing universal dan beban kekuatanditurunkan ke spesimen pada kecepatan 1,2mmmenit sampai spesimen fraktur.Tekanan diberikan oleh metal baja berukuran 5x5x0,5 cm yang berbentuk pipih dengan ujung membulat. Load yang terjadi segera dicatat segera setelah terjadi fraktur pada sampel. Data yang diperoleh berupa load atau gaya tarik dalam satuan kgf dan kemudian satuan diubah ke Newton N. Gambar 8. A. Pengeringan saluran akar dengan paper point, B. Aplikasi pasta CaOH 2 dengan Paste Filler, C. Pencampuran semen Zinc Phosphate, D. Akar gigi yang telah diberi CaOH 2 dan direstorasi dengan semen Zinc Phosphate. C D B A

4.9 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Perbedaan Daya Hambat Sodium Hipoklorit (NaOCI) Dan Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Berbagai Pelarut Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans (Penelitian In Vitro)

0 24 84

Perubahan pH Pada Preparat Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2) Dengan Pelarut Gliserin Dan Chlorhexidine 2 % Dalam Rentang Waktu Yang Berbeda (Penelitian In Vitro)

0 49 77

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

1 80 80

DEKALSIFIKASI DENTIN SALURAN AKAR GIGI SETELAH DIIRIGASI DENGAN EKSTRAK ASAM JAWA 5% DAN 2,5%

0 27 9

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 0 13

Pengaruh Sistem Pasak Customised Dari Pita Polyethylene Reinforced Fiber Dengan Dan Tanpa Preparasi Ferrule Pada Terhadap Ketahanan Fraktur Dan Pola Fraktur Secara In Vitro

0 1 22

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 8 13

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 2

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 6

Perbedaan Jumlah Ekstrusi Debris Antara Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Dengan Sodium Hipoklorit Pada TindakanIrigasi Saluran Akar (Penelitian In Vitro)

0 0 12