Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

4 dengan sengaja Ada dua perbuatan yakni memproduksi dan mengedarkan.Bisa saja pembuat yang melakukan perbuatan memproduksi dan sekaligus mengedarkannya.Objek kejahatan yang sekaligus objek kedua perbuatan tersebut ialah sediaan farmasi. Sifat mlawan hukum kedua perbuatan itu terletak pada objek, yakni sediaan farmasi yang diproduksi atau yang diedarkan tidak memenuhi syarat farmakoipe indonesia atau standar buku lainnya. Tindak pidana dilakukan dengan sengaja. Sengaja disini harus diartikan srebagai berikut: 1. pembuat menghendaki mlakukan perbuatan memproduksi dan mengedarkan 2. pembuat mengetahui yang diprodoksi atau diedarkanb ialah sediaan farmasib berupa obat dan bahan obat 3. pembuat mengetahui bahwa sediaan farmasi tersebut tidak memenuhi syarat farmakope dan atau buku standar lainnya.

3. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

Dalam pasal 75 sampai dengan 80 Undang-undang praktik kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 unsur-unsur tindak pidana yang dapat dikenakan sebagai berikut: 118 a Tindak pidana praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi Pasal 75 b Tindak pidana praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik Pasal 76 c Tindak pidana menggunakan identitas atau gelar dalam bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah 118 Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Universitas Sumatera Utara dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi danatau surat izin praktik dalam Pasal 77 d Tindak pidana Menggunakan alat, metode pelayanan kesehatan yang menimbulkan kesan dokter yang memiliki suratv tanda registrasi dan surat izin praktik Pasal 78 e Tindak pidana dokter praktik yang tidak memasang papan nama Tidak membuat rekam medis, dan tidak berasarkan standar profesi pasal 79 f Tindak pidana mempekerjakan dokter tanpa SIP Pasal 80. Di antara enam jenis tindak pidana bidang kesehatan tersebut, ada 4 tindak pidana yang pada dasarny bermula dari pelanggaran hukum administrasi kedoteranpasal 75, 76, 79 dan 80. Pelanggaran hukum administrasi kedokteran yang diberi ancaman pidana. Jadi sifat melawan hukum perbuatan dalam empat tindak pidana tersebut terletak pada pelanggaran hukum administrasi. a Tindak pidana praktik dokter tanpa STR Ada tiga bentuk tindak pidana bidang kesehatan dalam pasal 75 tersebut, masing-masing dirumuskan pada ayat 1, 2 dan 3. Jika dirinci masing-masing terdapat unsur sebagai berikut: a. Ayat 1 Unsur-unsur objektif 1 Pembuatnya: a. dokter b. dokter gigi 2 Perbuatannya: melakukan praktik kedokteran 3 Tanpa memiliki suran tanda registrasi Universitas Sumatera Utara Unsur subjektif 4 Dengan sengaja b. Ayat 2 Unsur-unsur objektif 1 Pembuatnya: a. dokter warga Negara asing b. dokter gigi warga Negara asing 1 perbuatannya: melakukan praktik kedokteran 2 tanpa memiliki surat tanda registrasi sementara Unsur subjektif 4 dengan sengaja c. Ayat 3 Unsur-unsur objektif 1 Pembuatnya: a. dokter warga Negara asing b. dokter gigi warga Negara asing 2 Perbuatannya: melakukan praktik kedokteran 3 Tanpa memiliki surat tanda registrasi bersyarat Unsur subjektif 4 dengan sengaja Dilihat dari sudut subjek hukumnya, tindak pidana ini dapat disebut tindak pidana khusus, artinya subjek hukumnya khusus. Tindak pidana tersebut dapat diberlakukan hanya pada orang-orang yang berkualitas sebagai dokter atau dokter gigi. Siapa yang dimaksud dokter dan dokter gigi diterangkan dalam pasal 1 ayat 2 yang merumuskan bahwa dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, Universitas Sumatera Utara dokter gigi, yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan peraturan perundang-undangan. b Tindak pidana praktik kedokteran tanpa SIP Tindak pidana praktik kedokteran tanpa surat izin praktik dirumuskan dalam pasal 76 berikut ini. Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah. Dari rumusan tersebut, apabila dirinci terdapat unsur-unsur sebagai berikut: Unsur-unsur objektif 1 Pembuatnya: a. dokter b dokter gigi 2 Perbuatannya: melakukan praktik kedokteran 3 Tanpa memiliki surat izin praktik Unsur subjektif 4 Dengan sengaja Perbuatan yang dilarang dalam pasal ini sama dengan perbuatan pasal 75, yakni melakukan praktik kedokteran. Sebagaimana yang telah diterangkan pada bahasan pasal 75 yang lalu bahwa perbuatan praktik kedokteran berupa kegiatan. Suatu kegiatan pasti terdiri atas banyak atau beberapa wujud-wujud konkret perbuatan yang pada pokoknya masuk pada kegiatan mendiagnosis dan terapi pada pasien serta perbuatan-perbuatan lanjutannya. Bentuk-bentuk konkret wujud perbuatan tersebut diserahkan kepada praktik kedokteran itu sendiri. Dengan Universitas Sumatera Utara berkembnagnya teknologi kedokteran, bentuk-bentuk konkret wujud perbuatan juga mengikuti perkembangan teknologi kedokteran. Pasal 36 mewajibkan setiap dokter atau dokter gigi untuk terlebih dahulu memiliki surat izin praktik sebelum melakukan praktik kedokteran di indinesia. Kewajiban dokter ini semula adalah kewajiban hukum administrasi yang dianggkat menjadi kewajiban hukum pidana karena pelanggaran terhadap kewajiban itu diancam pidana. Ketentuan mengenai SIP adalah sebagai berikut: a. SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupatenkota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi akan dilaksanakan pasal 37 ayat 1 b. SIP diberikan paling banyak untuk tiga tempat pasal 37 ayat 1 c. Satu SIP hanya berlaku untuk satu tempat praktik pasal 37 ayat 3 d. Untuk memiliki SIP harus memenuhi tiga syarat, yakni 1 memiliki STR yang masih berlaku; 2 memiliki tempat praktik; 3 memiliki rekomendasi dari organisasi profesi pasal 38 ayat 1 e. SIP berlaku sepanjang 1 STR masih berlaku dan 2 tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP pasal 38 ayat 2 c Tindak pidana menggunakan identitas seperti gelar yang menimbulkan kesan dokter yang memiliki STR dan SIP Tindak pidana ini dirumuskan dalam pasal 77 sebagai berikut. Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi vdanatau Universitas Sumatera Utara surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah. Apabila dirinci rumusan tindak pidana pasal 77 tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut. Unsur-unsur objektif 1. Perbuatannya: menggunakan a. Berupa gelar atau b. Bentuk lain 2. Yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atua dokter gigi: a. Yang memiliki STR dokter atau b. Yang memiliki STR dokter gigi danatau c. Yang memiliki SIP Unsur subjektif 3. Dengan sengaja Tindak pidana ini adalah tindak pidana materil yang dirumuskan secara formil. Seperti penipuan pasal 378 KUHP atau pemerasan pasal 368 KUHP. Perbuatan yang dilarang ialah menggunakan gelar atau bentuk lain dengan memberi petunjuk perumusannya dengan cara formil. Akan tetapi, dengan dicantumkannya unsur akibat in casu “menimbulkan kesan” seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter…, menunjukkan tindak pidana materil. Mengenai unsur “perbuatan menggunakan gelar” harus memenuhi dua syarat, 1 gelar yang digunakan harus berupa gelar yang ada hubungannya denga ilmu kedokteran. Universitas Sumatera Utara Suatu gelar yang diketahui umum dapat menunjukkan bahwa pemilik gelar menguasai bidang kedokteran dan 2 sipembuat sesungguhnya tidak memiliki gelar tersebut. Hal ini dapat diketahui secara pasti dari frasa “seolah-olah” dalam rumusan kejahatan pasal 77 tersebut. Dibentuknya tindak pidana pasal 77 ini ditujukan pada tiga tujuan. Pertama, sebagai upaya preventif agar tidak terjadi penyalah gunaan cara-cara praktik kedokteran oleh orang-orang yang bukan ahli kedokteran. Kedua, melindungi kepentingan hukum umum agar tidak menjadi korban dari perbuatan- perbuatan yang meniru praktik kedokteran oleh orang yang tidak berwenang. Ketiga, melindungi martabat dan kehormatan profesi kedokteran yang tidak berwenang. d Tindak pidana menggunakan alat, metode pelayanan kesehatan yang menimbulkan kesan dokter yang memiliki STR dan SIP Tindak pidana ini dirumuskan dalam pasal 78 berikut ini. Setiap orangyang dengan sengaja menggunakan alat, metode, atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersabgkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dkter gigi atau surat izin prktik sebagimana dimakksud dalam pasal 73 ayat 2 dipidana dengan pidana prnjara paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 seratus lima puluh juta rupiah. Apabila rumusan pasal 78 tersebut dirinci terdapat unsur-unsur sebagai berikut: Unsur-unsur objektif 1 Perbuatannya: menggunakan alat, metode, cara lain 2 Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara 3 Yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki STR doker atau dokter gigi atau SIP Unsur subjektif 4 Dengan sengaja Jika dibandingkan dengan tindak pidana pasal 77, tindak pidana pasal 78 memiliki unsur yang hamper sama. Perbedaan hanya pada unsur materilnya saja. Perbuatan materil pasal 78 adalah menggunakan alat, metode, atau cara lain dalam memberikan pelayanan masyarakat. Perbuatan materil pasal 77 adalah menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain sedangkan unsur lain selebihnya sama. Maksud dibentuknya tindak pidana pasal 78 adalah untuk menghindari secara dini agar penggunaan lat atau cara atau metode praktik kedokteran tidak dilakukan oleh orang-orang yang tidak berwenang. Alat-alat kedokteran, terutama yang menggunakan teknologi khusus atau teknologi tinggi harus dioperasikan oleh tenaga-tenaga kesehatan yang menguasai teknologi tersebut. Selain itu untuk melindungi kepentingan hukum masyarakat khususnya pasien agar tidak menjadi korban perbuatan yang bersifat memperdaya atau menipu oleh orang yang bukan ahli kedokteran. e Tindak pidana dokter praktik yang tidak memasang papan nama, tidak membuat rekam medis, dan tidak berdasarkan standar profesi Tindak pidana yang dirumuskan dalam pasal 79 adalah sebagai berikut: Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1satu tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah setiap dokter atau dokter gigi yang: Universitas Sumatera Utara a. Dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat 1 b. Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat 1 c. Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e. Ada tiga macam tindak pidana dalam pasal 79 sesuai dengan sumber formal yang mengaturnya dalam huruf a, b, dan c. namun karena pada huruf c memuat pula 5 lima macam pelanggaran yang diberi sanksi pidana, maka sesungguhnya tindak pidana dalam pasal 79 ada tujuh macam. 1. Dokter berpraktik yang tidak memasang papan nama 2. Dokter berpraktik tidak memuat rekam medis 3. Dokter memberikan pelayanan medis yang tidak sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien. 4. Dokter yang tidak mampu memberikan pelayanan medis tidak merujuk kedokter lain yang lebih ahli dan lebih mampu. 5. Dokter yang membuka rahasia dokter tentang pasiennya 6. Dokter yang tidak memberikan pertolongan darurat 7. Dokter yang tidak menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan imu kedokteran. f Tindak pidana memperkerjakan dokter tanpa SIP Tindak pidana yang dirumuskan dalam pasal 80 sebagai berikut: 1. Setiap orang yang dengan sengaja mempekerjakan dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam pasal 42, dipidana dengan pidana penjara ppaling lama 10 sepuluh tahun atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan oleh korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda sebagaimana Universitas Sumatera Utara dimaksud pada ayat 1 ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan izin. Tindak pidana yang dirumuskan dalam ayat 1 unsur-unsurnya sebagai berikut: Unsur-unsur objektif: 1 Perbuatan: mempekerjakan dokter atau dokter gigi 2 Objek: dokter atau dokter gigi Sebagaiman adimaksud dalam pasal 42 Unsur subjektif 3 Dengan sengaja Dengan menunjuk pasal 42, setidak-tidaknya ada dua hal yang perlu diketahui adalah: Pertama, yang dimaksud subjek hukum “setiap orang” yang dimaksud dalam pasal 42 adalah seorang pimpinan layanan kesehatan. Misalnya kepala poliklinikatau kepala rumah sakit.orang ini haruslah orang-orang yang memiliki kewenangan untuk mempekerjakan dokter atau dokter gigi. kedua, dokter yang dimaksud harus dokter yang tidak memiliki surat izin praktik. Sifat melawan hukum dalam tindak pidana ini terletak pada keadaan dokter yang tidak memenuhi SIP, bukan pada perbuatan mempekerjakan karena memoekerjakan merupakan kewenangan seorang pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit