Tapak dengan air tergenang dalam dan diam Kusmana
15
dengan baik. Selanjutnya teknik tersebut dikembangkan untuk merehabilitasi kawasan mangrove yang tergenang air dalam di beberapa lokasi di Jakarta.
Prinsip dasar yang digunakan dalam sistem guludan bambu tersebut adalah memperpendek genangan air sampai pada zona perakaran bibit mangrove.
Guludan dibuat dari cerucuk bambu yang dipasang rapat seperti pagar berbentuk persegi panjang. Cerucuk bambu tersebut diikat dengan bambu penjepit di bagian
atas dan bawah. Pagar cerucuk bambu tersebut selanjutnya diisi karung goni berisi tanah urugan. Tumpukan karung dalam cerucuk bambu dibuat sampai 20 cm di
bawah permukaan air. Selanjutnya tumpukan karung tersebut ditimbun dengan tanah curah yang berisi lumpur sampai kira-kira 20 cm di atas permukaan air
Gambar 13. Setelah proses stabilitasi tanah dapat dilakukan pemasangan ajir dan penanaman bibit tanaman mangrove. Jarak tanam yang digunakan sebaiknya jarak
tanam rapat kurang dari 1 x 1 m.
Gambar 13 Struktur guludan Kusmana 2010.
Model Pertumbuhan
Model adalah contoh sederhana yang mewakili atau menggambarkan suatu sistem yang nyata. Model itu sendiri dibangun dari hasil penelitian atau
pengalaman yang berulang-ulang, sehingga tercipta suatu pengetahuan. Oleh karena itu, model memiliki peranan penting di dalam ilmu pengetahuan.
Penyusunan model sangat penting dalam suatu penelitian, terutama untuk menghemat waktu dan biaya Harja dan Rahayu 2010.
Siswadi 1991 mengemukakan
bahwa suatu model seringkali
dikelompokkan antara lain berdasarkan a upaya memperolehnya, b keterkaitan pada waktu, atau c sifat keluarannya. Model yang berdasarkan upaya
memperolehnya misalnya adalah: model teoritik, mekanistik, dan empirik. Model teoritik digunakan sebagai model yang diperoleh dengan menggunakan teori-teori
yang berlaku. Model mekanistik digunakan bila model tersebut diperoleh berdasarkan mekanisme pembangkit fenomena. Model empirik digunakan bagi
model yang diperoleh hanya dari pengamatan tanpa menjelaskan sama sekali tentang mekanismenya. Model yang didasarkan keterkaitannya pada waktu adalah
model statik dan dinamik. Model statik adalah model yang tidak terkait dengan waktu, sedangkan model dinamik tergantung pada waktu. Bila perubahan dalam
model dinamik terjadi atau diamati secara kontinyu dalam waktu, maka model
16
tersebut dikatakan sebagai model kontinyu, bila tidak, maka model tersebut dikatakan sebagai model diskret.
Handoko 2005 mengelompokkan beberapa model sebagai berikut: 1. Model empirik dan mekanistik
Model empirik dibuat berdasarkan pengamatan empirikstatistik, tanpa menjelaskan atau didasarkan atas proses terjadinya. Model mekanistik
menjelaskan mekanisme proses terjadinya dalam suatu sistem. 2. Model deskriptif dan model numerik
Model deskriptif menggambarkan bentuk-bentuk hubungan secara konsepsi atau berupa simbol-simbol tanpa mengandung bentuk hubungan
numerik. Model numerik menggambarkan hubungan-hubungan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik.
3. Model dinamik dan statik
Model dinamik menjelaskan tentang unsur waktu sebagai peubah penting. Model statik tidak menjelaskan peubah-peubah yang ada sebagai fungsi waktu.
4. Model deterministik dan stokastik Model deterministik tidak memperhitungkan peluang terjadinya kesalahan
hasil prediksi. Model stokastik merupakan suatu model dengan hasil prediksi yang mengandung toleransi yang dapat berupa simpangan yang secara statistik dapat
digambarkan dengan ragam, simpangan baku, dan koefisien keragaman.
Pertumbuhan tanaman merupakan sistem yang dinamik, sehingga model dinamik merupakan model yang sesuai terhadap pertumbuhan tanaman. Menurut
Davis dan Jhonson 1987 pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan dari jumlah dan dimensi pohon, baik diameter maupun tinggi yang terdapat pada suatu
tegakan. Pertumbuhan ke atas tinggi merupakan pertumbuhan primer
initial growth
, sedangkan pertumbuhan ke samping diameter disebut pertumbuhan sekunder
secondary growth
. Diameter merupakan salah satu dimensi pohon yang paling sering
digunakan sebagai parameter pertumbuhan. Pertumbuhan diameter dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Pertumbuhan diameter
berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar, dan tinggi telah terpenuhi Davis dan Jhonson 1987.
Menurut Sitompul dan Guritno 1995, model pertumbuhan biasanya berkenaan dengan hubungan diantara proses pertumbuhan yang dinyatakan
dalam produknya dengan faktor pengendali utama produknya dalam bentuk persamaan. Kebanyakan model pertumbuhan pada masa lampau bersifat empiris
yaitu fungsi kadang-kadang dipilih dengan melihat data begitu saja dan membuat suatu penaksiran karena tujuannya, biasanya hanya untuk mendapatkan suatu
ringkasan matematik dari data mengenai pertumbuhan keseluruhan tanaman atau bagian tanaman, sehingga parameter model sering kurang atau tidak mempunyai
arti biologi. Akan tetapi, usaha belakangan ini telah mencoba memilih fungsi yang logis secara biologi dengan parameter-parameter yang dapat menggambarkan
sesuatu mekanisme fisiologi atau biokimiawi yang mendasari proses pertumbuhan. Bentuk pertumbuhan berubah menjadi asimptotis jika substrat
pertumbuhan seperti fotosintat atau unsur hara menjadi terbatas atau menurun dengan adanya proses penuaan atau senesens.
Pola pertumbuhan tegakan antara lain dinyatakan dalam bentuk kurva pertumbuhan yang merupakan hubungan fungsional antara sifat tertentu tegakan
17
antara lain volume, tinggi, bidang dasar, dan diameter dengan umur tegakan. Bentuk kurva pertumbuhan tegakan yang ideal akan mengikuti bentuk ideal bagi
pertumbuhan organisme, yaitu bentuk sigmoid. Bentuk umum kurva pertumbuhan kumulatif tumbuh-tumbuhan akan memiliki tiga tahap, yaitu tahap pertumbuhan
eksponensial, tahap pertumbuhan mendekati linear, dan pertumbuhan asimptotis Davis dan Jhonson 1987.
Menurut Fekedulegn
et al.
1999, berbagai model pertumbuhan yang umumnya digunakan dalam bidang kehutanan tertera pada Tabel 1.
Tabel 1 Model pertumbuhan tanaman Fekedulegn
et al.
1999
Model Bentuk persamaan
Sumber
Negatif eksponensial
ft = a1-exp-kt+e Philip 1994
Monomolekular ft = a1-b exp-kt+e
Draper dan Smith 1981 Mitcherlich
ft = a-bk
t
+e Philips dan Campbell
1968 Gompertz
ft = a exp-b exp-kt+e Draper dan Smith 1981
Logistik ft = a1+b exp-kt+e
Nelder 1961; Oliver 1964
Chapman-Richards ft = a1-b exp-kt
11-n
+e Draper dan Smith 1981
Von Bertalanffy ft = a
1-n
-b exp-kt
11-n
+e Bertalanffy 1957; Myers
1986 Richard’s
ft = a1+b exp-kt
1n
+e Richard 1959; Myers
1986 Weibull
ft = a-b exp-kt
n
+e Ratkowsky 1983; Myers
1986 Selain itu, berdasarkan Sitompul dan Guritno 1995, beberapa model untuk
menggambarkan proses pertumbuhan hubungannya dengan umur tanaman adalah sebagai berikut: