Bk. Penuntun Dzikir Doa CS6 Size: 145 x 200 mm page: 62 from 285
62
1.9 ADAB-ADAB BERDZIKIR
Berdzikir dengan segala bentuknya merupakan ibadah yang agung, sarana pembinaan diri yang efektif, maka tak meng
- herankan jika Islam telah menerangkan adab-adab dalam ber-
dzikir. Sebagaimana disebutkan bahwa dzikir mencakup kalimat thayyibah, shalat, membaca Al-Qur’an maupun shalawat, maka
di sini akan diterangkan adab secara umum, yaitu:
a. Hendaklah berdzikir dalam kondisi suci sebab berdzikir da- lam kondisi suci, jiwa lebih khusyuk sebagaimana dianjur-
kan bahwa seorang mukmin seyogyanya selalu menjaga wudhunya. Dalam hadits dikatakan:
َلَو َة َل َصلا ْ ُكِلاَ ْع َ
أ َ ْي� َخ َن َ
أ او ُ َل ْعاَو او ُصْ ُق� ْنَل َو او ُمي ِقَت ْسا . ٌن ِمْؤ ُم َلِإ ِءو ُضُو
ْلا َلَع ُظِفاَ ُي�
“Istiqamahlah dan kalian tidak bisa melakukan secara sempur- na, beramallah dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal
kalian shalat dan tidak bisa menjaga wudhu kecuali orang beriman.”
[40]
Diriwayatkan bahwa Rasulullah suatu hari beliau diberi salam oleh seorang sahabat, beliau tidak menjawabnya
kecuali setelah beliau bertayammum, sebagaimana riwayat Bukhari:
40 HR. Malik di al-Muwatha’ No.273, Ahmad No.21397, 21400, Ibnu Majah
No.274, alHakim No. 411
Bk. Penuntun Dzikir Doa CS6 Size: 145 x 200 mm page: 63 from 285
63 ٌل ُجَر ُهَي ِقَلَف ٍلَ َبم ِ
ْأ�ِب ِوْ َن� ْنِم ََل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َلَص ُي ِب�َنلا َلَبْق َ
أ - َلَبْق
َ أ َق� َح َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ُي ِب�َنلا ِهْي
َلَع َدُ َي� َْلَف ِهْيَلَع ََل َسَف َم َل َسلا ِهْيَلَع َد َر َ ُث� ِهْي َدَي َو ِهِ ْب�َوِب َح َسَ َن� ِرا َدِبْلا َلَع
“Nabi saw datang dari arah sumur jamal, lantas ditemui seorang dan dia memberi salam kepada beliau, dan Nabi
tidak menjawab salam sehingga menghadap ke tembok dan mengusap wajah dan dua tangannya, kemudian menjawab
salam.“
[41]
Suci dari hadats kecil dan besar adalah sunah dalam berdzikir dan berdoa dan wajib suci dari hadats besar wajib bagi
yang membaca Al-Qur’an karena hadits bahwa tidak ada yang menghalangi Rasulullah dari Qur’an kecuali junub,
sehingga orang junub dilarang baca Qur’an, adapun hadats kecil tidak menghalangi untuk baca Qur’an maupun doa
dan dzikir.
Tapi berdzikir harus dilakukan setiap saat baik hadats maupun dalam kondisi suci, hanya sangat bagus orang
bersuci ketika mau berdzikir.
b. Menghadap kiblat, hal ini dilakukan jika memungkinkan seperti ketika berdo’a atau membaca Al-Qur’an. Dalam
majlis yang memang untuk berdzikir.
41 HR. Bukhari No.325
Bk. Penuntun Dzikir Doa CS6 Size: 145 x 200 mm page: 64 from 285
64
c. Bersuara lirih dalam ketawadhuan kepada Allah, dan tidak meninggikan suara. Hal ini berdasarkan teguran Rasulullah
saw., kepada para sahabat ketika mereka berteriak dalam berdzikir dengan sabdanya:
ِ َلا ِلو ُسَر َع َم اَن ُك َلا َق ُهْنَع ُ َلا َي ِن�َر ِّيِرَع ْش
َأ ْ لا َ
�و ُم ي ِب� َ
أ ْن َع َن� ْ َب� َك َو اَنْلَلَه ٍداَو َلَع اَنْف َ ْثس
َ أ اَذِإ اَن
ُكَف َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ُساَنلا اَ ُي�
َ أ َي� َ َل َسَو ِهْيَلَع ُ َلا َل َص ُي ِب�َنلا
َلاَقَف اَنُتاَو ْصَأ ْتَعَفَتْرا ْ ُك َع َم ُهَنِإ اًبِئا
َغ َلَو َ َصَأ َنوُع ْدَت َل ْ ُكَنِإَف ْ ُك ِسُفْنَأ َلَع اوُعَب ْرا ُه ُد َج َلا َعَتَو ُهُ ْسا َكَراَبَت ٌبي ِرَق ٌعيِ َس ُهَنِإ
Dari Abi Musa al-Asy›ari ra. berkata: “Kita bersama
Rasulullah dalam safar, dan ketika mendekati lembah kita baca tahlil dan takbir, suara kita meninggi, maka Nabi saw.
ber sabda: ‘Wahai manusia lembutlah terhadap diri kalian, sesung guhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli, dan Dzat
yang tidak ada di tengah kalian, Dia bersama kalian, Maha Mendengar Dekat, Mahaagung dan Mahatinggi Nama-
Nya dan kebesaran-Nya.”
[42]
d. Menghadirkan hati dan pikiran tentang apa yang dibaca. Baik adzkar kalimat thayyibah maupun Al-Qur’an, sebab
keshalihan hati merupakan buah dari interaksi hati dan pikiran dengan apa yang dibaca, maka Allah melarang shalat
42 HR. Bukhari No.2770
Bk. Penuntun Dzikir Doa CS6 Size: 145 x 200 mm page: 65 from 285
65
dalam kondisi mabuk sampai memahami apa yang dibaca. Allah menjadikan kehadiran hati dan pikiran syarat untuk
dapat mengambil pelajaran. Allah berirman:
َوُه َو َع ْم َسلا َق�ْل َ
أ ْو َ
أ ٌبْلَق ُ َل َن َك ْن َ ِل ى َر ْك ِذَل َكِلَذ ي ِن� َنِإ
ٌديِ َثس
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang
menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya” QS. Qaf: 37.
1.10 HUKUM DZIKIR JAMA’I