C. KERANGKA PEMIKIRAN
Bagan II Kerangka Berpikir
Lembaga Keuangan
Layanan Barang dan Jasa
Lembaga Perbankan
Bank Perkreditan Rakyat
Bank Umum
PT BNI Persero Tbk Surakarta
Kredit
Orang Penanggungan
Perjanjian Kredit
Jaminan
Benda
Implementasi dan Hambatannya
Lembaga Non Bank
Penjelasan:
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa lembaga keuangan di Indonesia terdapat 2 jenis yaitu lembaga perbankan
dan lembaga non bank. Penelitian ini dititikberatkan pada lembaga perbankan. Lembaga perbankan dibedakan menjadi 2 yaitu bank
perkreditan rakyat dan bank umum. PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Surakarta merupakan salah satu jenis bank umum yang
beroperasi di Indonesia. PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk dalam beroperasinya menghasilkan layanan barang dan jasa. Salah satu produk
pelayanannya yaitu pemberian kredit kepada masyarakat. Dalam proses pemberian kredit harus diadakan suatu perjanjian kredit antara debitur
dengan kreditur. Undang-Undang Perbankan mengharuskan adanya suatu jaminan dalam pemberian kredit, jaminan tersebut dibagi menjadi
2 dua, yaitu jaminan benda dan jaminan peroranganpenanggungan. Penelitian ini, dititikberatkan pada implementasi perjanjian kredit
dengan jaminan penanggungan di dalam Bank Negara Indonesia Persero Tbk Cabang Surakarta. Implementasi perjanjian kredit dengan
jaminan penanggungan tersebut pasti terdapat suatu hambatan-hambatan.
Hal tersebut yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Lokasi Penelitian 1. Diskripsi PT BNI Persero Tbk Cabang Surakarta
a Sejarah berdiri dan perkembangan Bank
Berdirinya PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kelahiran Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sidang Dewan Menteri Republik Indonesia tanggal 19 September 1945, diputuskan untuk mendirikan sebuah bank milik negara
yang berfungsi sebagai bank sirkulasi. Pemerintah memberikan surat kuasa kepada
R.M Margono
Djojohadikusumo untuk
mempersiapkan pembentukannya.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mendirikan sebuah yayasan yaitu Yayasan Pusat Bank Indonesia, berdasarkan akta notaris
R.M Soerojo Nomor 14 Tanggal 9 Oktober 1945. Proses pendirian tersebut ternyata menghadapi banyak kendala, namun akhirnya pada
tanggal 5 Juli 1946 dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1946 berhasil didirikan bank sirkulasi atau bank
sentral milik Negara Republik Indonesia dengan nama Bank Negara Indonesia Yayasan Pusat Bank Indonesia yang merupakan
embrio
bagi lahirnya bank ini, kemudian dilebur kedalamnya.
Pada tahun-tahun selanjutnya telah dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah untuk memantapkan kedudukan Bank Negara Indonesia
sebagai Bank sirkulasi. Dalam Konferensi Meja Bundar KMB antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda, diputuskan bahwa Bank Indonesia
yang pada waktu itu bernama
De Javasche Bank
sebagai bank sentral. Bank Negara Indonesia kemudian berfungsi sebagai bank umum yang
usahanya diarahkan untuk membantu pembangunan ekonomi nasional.