yang  harus  dipersiapkan  oleh  calon  nasabah  sebelumdalam mengajukan permohonan kreditnya ke bank pelaksana terdekat.
3. Tinjauan tentang perjanjian kredit
a Perjanjian Kredit adalah Perjanjian Pendahuluan
Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya perjanjian kredit bank, mengemukakan  pendapatnya  bahwa  perjanjian  kredit  merupakan
perjanjian  pendahuluan  dari  penyerahan  uang.  Perjanjian  pendahuluan ini  merupakan  hasil  permufakatan  antara  pemberi  dan  penerima
pinjaman  mengenai  hubungan  hukum  antara  keduanya.  Perjanjian  ini bersifat
konsesuil obligatoir
, dan penyerahan uangnya sendiri bersifat riil pada  saat  penyerahan  uang  dilakukan,  barulah  berlaku  ketentuan  yang
dituangkan  dalam  model  perjanjian  pada  kedua  belah  pihak.  Mariam Darus Badrulzaman, 1983 :23
Prakteknya,  istilah  kredit  juga  dipergunakan  untuk  penyerahan uang,  sehingga  apabila  kita  mempergunakan  kata  kredit,  istilah  itu
meliputi  baik  perjanjian  kreditnya  yang  bersifat  konsesuil  maupun penyerahan uangnya yang bersifat riil Edy Putra T, 1985 : 31
b Perjanjian kredit merupakan perjanjian standar baku
Dalam bentuk dan jenis apapun, pada hakekatnya perjanjian kredit merupakan  perjanjian  standar  perjanjian  baku.  Perjanjian  baku
merupakan  alih  bahasa  dari
Standaart  Contract
,  yang  berarti  perjanjian yang  telah  dibakukan,  telah  dijadikan  patokan  dan  biasanya  dalam
bentuk tertulis.
Istilah  perjanjian  baku  tersebut,  sebenarnya  belum  terdapat keseragaman pendapat. Mariam Darus Badrulzaman berpendapat bahwa
perjanjian baku adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. Mariam Darus Badrulzaman, 1983 : 31
c Perjanjian kredit merupakan perjanjian bernama
Dr.  Volmar,  dalam  bukunya
Inleiding  Nederlands  Burgerlijk Recht
,  khususnya
Verbintenissenrecht
yang  diterjemahkan  oleh    Sri Soedewi
Masjchoen Sofwan dengan judul Hukum Perutangan Bagian B 1980,  6  dan  17-18,  mengemukakan  bahwa  Undang-Undang
membedakan  perjanjian  yang  mempunyai  nama  dan  perjanjian  yang tidak bernama.
Perjanjian  bernama  adalah  perjanjian  yang  telah  lama  dikenal dalam  hubungan-hubungan  masyarakat  dan  telah  ada  pengaturannya
dalam  Undang-Undang  sedangkan  perjanjian  tidak  bernama  adalah perjanjian yang baru dikenal mungkin sudah lama dikenal tetapi belum
diatur  dalam  Undang-Undang.  Menurut  pengertian  perjanjian  bernama dan  perjanjian  tidak  bernama  tersebut,  dapat  disimpulkan  bahwa
perjanjian  kredit  bank  di  Indonesia  merupakan  perjanjian  bernama. Dikatakan  perjanjian  bernama  karena  perjanjian  kredit  bank  dalam
aspeknya  yang
konsensuil  obligatoir
,  ketentuannya  berada  dalam Undang-Undang  Perbankan  Tahun  1967  dan  bagian  umum  Buku  III
KUH  Perdata,  dan  aspeknya  yang  riil  terdapat  dalam  Undang-Undang Perbankan  Tahun  1967serta  dalam  model-model  perjanjian  kredit  yang
dipergunakan dalam lingkungan perbankan Edy Putra T, 1985 : 34
4. Tinjauan Tentang Jaminan