commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
Apabila nilai D
maksimum
lebih kecil dari D
o
maka distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan persamaan distribusi dapat diterima. Apabila D
maksimum
lebih besar dari D
o
maka secara teoritis pula distribusi yang digunakan tidak dapat diterima.
2.2.6. Limpasan runoff
Limpsan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran ± aliran yang tertunda pada cekungan ± cekungan, dan aliran bawah permukaan subsurface
flow. Faktor ± faktor yang mempengaruhi limpasan :
Faktor ± faktor yang berpengaruh pada limpasan terutama adalah karakteristik hujan, yang meliputi :
- Intensitas hujan
Pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan sangat tergantung pada laju infiltrasi. Jika intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi
limpasan permukaan sejalan dengan peningkatan intensitas curah hujan. Namun demikian, peningkatan limpasan permukaan tidak selalu sebanding dengan
peningkatan intensitas hujan karena adanya penggenangan di permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh pada debit maupun volume limpasan.
- Durasi hujan
Total limpasan dari suatu hujan berkaitan langsung dengan durasi hujan dengan intensitas tertentu. Setiap DAS mempunyai satu lama hujan kritis. Jika hujan yang
terjadi lamanya kurang dari hujan kritis, maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung pada intensitas hujan.
- Distribusi curah hujan
Laju dan volume limpasan dipengaruhi oleh distribusi dan intensitas hujan di seluruh DAS. Secara umum, laju dan volume limpasan maksimum akan terjadi
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
jika seluruh DAS telah memberi konstribusi aliran. Namun demikian, hujan dengan intensitas tinggi pada sebagian DAS dapat menghasilkan limpasan yang
lebih besar dibandingkan dengan hujan biasa yang meliputi seluruh DAS.
2.2.7. Laju Aliran Puncak.
Di dalam suatu analisis hidrologi hasil akhir yang didapat salah satunya berupa perkiraan laju aliran puncak debit banjir rencana. Perkiraan debit banjir dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode dan di tentukan berdasarkan pertimbangan teknis engineering judgement. Metode yang umum dipakai untuk
DAS kecil adalah metode Rasional.
2.2.7.1. Metode Rasional.
Metode yang umum dipakai untuk memperkirakan laju aliran permukaan adalah metode Rasional USSCS 1973 Pustaka : Suripin. 2004. Sistem Drainase
Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi, Yogyakarta Persamaan matematik metode Rasional dinyatakan dalam bentuk :
Qp = 0,002778 . C . I . A 2.16
Di mana : Qp = laju permukaan debit puncak m
3
detik, C = Koefisien limpasan permukaan 0 C 1,
I = Intensitas hujan mmjam, A = Luas DAS hektar.
Metode Rasional sangat diperlukan oleh besarnya koefisien pengaliran, intensitas hujan dan luasan daerah aliran sungai. Karena sangat pentingnya tiga faktor diatas
maka berikut adalah penjelasan mengenai masing ± masing faktor yang terkait dengan metode Rasional.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
2.2.7.1.1. Koefisien Aliran Permukaan C.
Salah satu konsep penting dalam upaya mengendalikan banjir adalah koefisien aliran permukaan runoff yang biasa dilambangkan dengan C. Koefisien C
didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi
tanah, tanaman penutup tanah, bangunan gedung, aspal, dan intensitas hujan .
Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor. Suripin 2004 mengemukakan faktor utama yang mempengaruhi nilai C adalah
laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, tanaman penutupan tanah dan intensitas hujan. Koefisien ini juga tergantung pada sifat dan
kondisi tanah. Laju infiltrasi turun pada hujan yang terus-menerus dan juga dipengaruhi oleh kondisi kejenuhan air sebelumnya. Faktor lain yang juga
mempengaruhi nilai C adalah air tanah, derajat kepadatan tanah, porositas tanah, penutup lahan, dan tata guana lahan.
Tabel 2.7. Koefisien Limpasan Untuk Metode Rasional. Diskripsi lahankarakter permukaan
Koefisien aliran, C Business
Perkotaan Penggiran
Perumahan Rumah tinggal
Multiunit terpisah Multiunit tergabung
Perkanpungan Apartemen
Industri Ringan
Berat Perkerasan
Aspal dan beton 0,70 ± 0,95
0,50 ± 0,70 0,30 ± 0,50
0,40 ± 0,60 0,60 ± 0,75
0,25 ± 0,40 0,50 ± 0,70
0,50 ± 0,80 0,60 ± 0,90
0,70 ± 0,95
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
Btu bata, pavin Atap
Halaman tanah berpasir Datar, 2
Rata ± rata, 2 ± 7 Curam, 7
Halaman tanah berat Datar, 2
Rata ± rata, 2 ± 7 Curam, 7
Halaman kereta api Taman tempat bermain
Taman perkuburan Hutan
Datar, 0 ± 5 Bergelombang, 5 ± 10
Berbukit, 10 ± 30 0,50 ± 0,70
0,75 ± 0,95 0,05 ± 0,10
0,10 ± 0,15 0,25 ± 0,20
0,13 ± 0,17 0,18 ± 0,22
0,25 ± 0,35 0,10 ± 0,35
0,20 ± 0,35 0,10 ± 0,35
0,10 ± 0,40 0,25 ± 0,50
0,30 ± 0,60 Sumber : MCGuen, 1986 dalam Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang
Berkelanjutan. Andi, Yogyakarta Untuk penggunaan lahan yang berbeda nilai C dapat kita hitung dengan
menggunakan persamaan:
C
DAS
=
σ .
σ
2.17
Di mana : Ai = luas lahan dengan jenis penutup tanah I.
Ci = koefisien aliran permukaan jenis tanah penutup tanah I. n = jumlah jenis penutup tanah.
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
2.2.7.1.2. Waktu Konsentarasi t
c
.
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari titik terjauh didalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu
konsentrasi tergantung pada karakteristik daerah tangkapan, tataguna lahan. Perlu diperhatikan juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya waktu yang
diperlukan dari titik masuk sampai titik keluar t , antara lain :
a. Intensitas hujan.
b. Jarak aliran.
c. Kemiringan medan.
d. Kapasitas infiltrasi.
e. Kekasaran medan.
Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini :
T
c
=
, έ έ
,
2.18 Di mana :
T
c
= waktu konsentrasi S = kemiringan medan,
L = panjang lintasan aliran dipermukaan lahan km
2.2.7.1.3. Intetsitas Hujan I.
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Seandainya data hujan yang diketahui hanya hujan harian, maka oleh Mononobe
Pustaka : Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Andi, Yogyakarta dirumuskan sebagai berikut:
I =
2.19
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
Di mana : I = intensitas hujan mmjam
t = lamanya hujan jam R
24
= curah hujan maksimum harian selama 24 jam mm
2.2.8. Saluran Draianase.
Perencanaan dimensi saluran drainase tergantung pada besarnya kapasitas aliran, yaitu jumlah air yang perlu dibuang Q, karakteristik saluran n, C, K, dan
keadaan topografi daerah I . Perhitungan dimensi saluran menggunakan metode Manning. Hubungan dasar untuk aliran yang seragam dinyatakan dengan
persamaan:
V =
î î
2.20
R =
2.21
A = b . h
2.22
P = b + 2 . h
2.23
Di mana : v = kecepatan rata ± rata saluran mdetik
n = koefisien kekasaran Manning R = jari ± jari hidrolis m
P = keliling basah m A = luas penampang saluran m
2
i = kemiringan saluran b = lebar dasar m
h = tinggi muka air m Sedangkan rumus yang lain :
Q = V . A 2.24
commit to user
Program Diploma III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan BAB II Landasan Teori
Wahyu Dwi Damayanti I 8708085
Di mana : Q = debit aliran m
3
detik V = kecepatan rata ± rata saluran mdetik
A = luas penampang m
2
2.2.9. Sumur Resapan.