perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
Mengacu pada hasil penelitian Peasnell
et a l
. 2005, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H
1
: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kualitas laba
C. Kepemilikan Institusional dan Kualitas Laba
Kepemilikan institusional berarti kepemilikan saham oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan saham
oleh pihak-pihak yang terbentuk institusi seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Menurut Jensen 1986,
kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi
a gency conflict
. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang
dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga
a gency cost
yang terjadi di dalam perusahaan semakin berkurang dan nilai perusahaan juga dapat
semakin meningkat. Selain itu, dengan semakin kuatnya tingkat pengendalian yang dilakukan oleh pihak eksternal tersebut maka diharapkan tingkat
pengendalian internal perusahaan juga semakin baik. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses
monitoring
secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba. Melalui kepemilikan
institusional, efektivitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas
pengumuman laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen
Boediono, 2005. Rachmawati dan Triatmoko 2007 menyatakan bahwa dalam
hubungannya dengan fungsi monitor, investor institusional diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor tindakan manajemen lebih baik dibandingkan
investor individual. Ada dua perbedaan pendapat mengenai investor institusional. Pendapat pertama didasarkan pada pandangan bahwa investor institusional
adalah pemilik sementara
tra nsfer owner
sehingga hanya terfokus pada laba sekarang
current ea rnings
. Perubahan pada laba sekarang dapat mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan ini tidak dirasakan
menguntungkan oleh investor, maka investor dapat melikuidasi sahamnya. Investor institusional biasanya memiliki saham dengan jumlah besar, sehingga
jika mereka melikuidasi sahamnya akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan. Untuk menghindari tindakan likuidasi dari investor, manajer akan
melakukan
ea rnings ma na gement
. Pendapat kedua memandang investor institusional sebagai investor yang berpengalaman
sophisticated
. Menurut pendapat ini, investor lebih terfokus pada laba masa datang
future ea rnings
yang lebih besar relatif dari laba sekarang. Investor institusional menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan analisis investasi dan mereka memiliki
akses atas informasi yang terlalu mahal perolehannya bagi investor lain. Investor institusional akan melakukan monitoring secara efektif dan tidak akan mudah
diperdaya dengan tindakan manipulasi yang dilakukan manajer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
Bushee 1998 dalam Boediono 2005 menyebutkan bahwa kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengurangi insentif para manajer yang
mementingkan diri sendiri melalui tingkat pengawasan yang intensif. Kepemilikan institusional dapat menekan kencederungan manajemen untuk
memanfaatkan
discretiona ry
dalam laporan keuangan sehingga memberikan kualitas laba yang dilaporkan. Hasil penelitian ini memberikan simpulan bahwa
kepemilikan institusional di perusahaan dapat mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional
adalah persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang dikelola.
Hasil penelitian Boediono 2005 menunjukan bukti bahwa mekanisme kepemilikan institusional memberikan tingkat pengaruh terhadap manajemen
laba yang cukup kuat. Ini mengindikasikan bahwa penerapan mekanisme kepemilikan institusional dapat memberikan kontribusi terhadap tindakan
manajemen laba. Namun hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh terhadap kualitas laba yang
lemah. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tingkat kepemilikan saham institusional sebagai mekanisme pengendali dalam penyusunan laporan laba,
kurang memberikan pengaruh kepada pasar melalui informasi laba. Givoly
et a l.
2010 melakukan penelitian tentang struktur kepemilikan saham oleh publik dan pengaruhnya terhadap kualitas laba perusahaan. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan perbandingan antara kualitas laba pada perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik dan perusahaan yang sahamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
dimiliki oleh privat. Dengan mempertimbangkan aspek
levera ge
dan pertumbuhan perusahaan perusahaan, penelitian ini menemukan bahwa
kepemilikan saham oleh publik akan meningkatkan kualitas laba perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan publik memiliki
kualitas laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan privat. Hashim dan Devi 2007 menyebutkan bahwa dengan semakin besarnya
peranan
corporate governa nce
dalam perusahaan maka peran dari investor institusional akan menjadi sangat penting. Hal ini terkait dengan peran investor
institusional dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Selain berperan dalam membuat sejalan kepentingan investor dan manajer, investor
institusional juga berperan untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan dengan pihak pemegang saham minoritas perusahaan. Semakin besar
kepemilikan oleh institusional maka akan semakin besar peran kepemilikan institusional tersebut dalam mekanisme
corporate governa nce
sehingga aspek pengawasan terhadap kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Kepemilikan
institusional yang tinggi akan menekan manajemen untuk meningkatkan kinerjanya, mengurangi tindakan manajemen laba dan menghasilkan laporan laba
yang berkualitas. Mengacu pada hasil penelitian Givoly
et a l.
2010 dan Hashim dan Devi 2007, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H
2
: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kualitas laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
D.
Leverage
dan Kualitas Laba
Menurut Herawati dan Baridwan 2007, teori keagenan mengatakan bahwa agen biasanya bersikap oportunis dan tidak menyukai risiko
risk a verse
. Karena itu, perusahaan khususnya manajer perusahaan yang mendekati atau telah
melanggar perjanjian utang akan berusaha untuk mementingkan kepentingannya sendiri dan menghindari risiko yang ada.
Debt-covena nt hypothesis
menyatakan bahwa jika semua hal lain tetap sama, semakin dekat perusahaan dengan
pelanggaran perjanjian utang yang berbasis akuntansi, lebih mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba yang
dilaporkan dari perioda masa datang ke perioda saat ini. Alasannya bahwa laba bersih yang dilaporkan naik akan mengurangi probabilitas kegagalan teknis.
Herawaty 2009 menyatakan bahwa para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih beberapa alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih
opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola laba. Perilaku manajemen yang
mendasari lahirnya manajemen laba adalah perilaku
opportunistic
manajer dan
efficient contra cting
. Sebagai perilaku
opportunistic
manajer memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi dan hutang.
Watts dan Zimmerman 1986 menyatakan bahwa angka-angka akuntansi dapat digunakan mengendalikan pelaksanaan perjanjian utang, dengan tujuan
dibatasinya keputusan investasi dan pendanaan yang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, kontrak utang sering kali memasukkan perjanjian
yang bersifat membatasi tindakan peminjam dan menentukan pengawasan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
memastikan bahwa syarat-syarat kontrak utang dipenuhi. Perusahaan yang memenuhi perjanjian utangnya akan mendapatkan penilaian kinerja yang baik
dari kreditur. Ketika suatu perjanjian dilanggar maka sebaliknya, perusahaan akan mendapatkan penilaian kinerja yang buruk dari kreditur. Pelanggaran
terhadap batasan-batasan yang termuat dalam perjanjian utang merupakan hal yang menakutkan bagi manajemen. Hal ini dikarenakan pelanggaran perjanjian
utang amat merugikan. Pelanggaran perjanjian cenderung dapat memberikan beban yang berat bagi perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan pelanggar
perjanjian utang secara potensial menghadapi berbagai pinalti keuangan, seperti kemungkinan percepatan jatuh tempo utang, peningkatan dalam tingkat bunga,
negosiasi ulang masa utang Watts dan Zimmerman,1986. Siallagan dan Machfoed 2006 yang menguji pengaruh kualitas laba
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
listing
di BEJ pada periode 2000-2004 menyimpulkan bahwa kualitas laba secara positif
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas laba dapat menjadi salah satu pertimbangan investor dalam melakukan penilaian
terhadap kinerja perusahaan yang berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Fanani
et a l.
2009 menyebutkan bahwa semakin besar
levera ge
perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata
investor dan auditor. Dengan kinerja yang baik tersebut maka diharapkan kreditor tetap memiliki kepercayaan terhadap perusahaan, tetap mudah mengucurkan dana,
dan perusahaan akan memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
Astuti 2004 menyatakan perusahaan yang mempunyai rasio
levera ge
yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk
manajemen laba. Perusahaan dengan
levera ge
tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil
penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan
levera ge
yang tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Dengan demikian, disimpulkan
bahwa perusahaan dengan tingkat
levera ge
yang tinggi cenderung mengatur labanya dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat
levera ge
yang rendah. Givoly
et a l.
2010 menyebutkan bahwa
levera ge
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laba perusahaan. Penelitian ini menjelaskan
bahwa perusahaan yang masih muda dan belum menjadi perusahaan publik memiliki sumber pendanaan yang terbatas dari sumber internal sehingga
perusahaan akan memiliki
levera ge
yang besar. Perusahaan yang besar akan diikuti dengan upaya manajer untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan laba
yang tinggi. Hal tersebut dilakukan agar manajer tetap mendapatkan kepercayaan ketika akan mencari sumber pendapatan dari pasar hutang. Perusahaan dengan
levera ge
yang tinggi akan memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual untuk melaporkan laba lebih tinggi yang
menyebabkan kualitas laba menjadi lebih rendah. Mengacu kepada hasil penelitian Astuti 2004 dan Givoly
et a l.
2010, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H
3
:
Leverage
berpengaruh negatif terhadap kualitas laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
E.
Growth
dan Kualitas Laba
Julianto dan Jogiyanto 2002 berpendapat bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak eksternal
maupun internal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi
di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhan-kebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk
melakukan ekspansi finansial. Semakin besar kebutuhan dana di masa yang akan datang, maka perusahaan akan cenderung mempertahankan keuntungan
dibandingkan dengan membayarkannya dalam bentuk dividen. Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka dibutuhkan dana yang
lebih besar untuk mendanai pertumbuhan tersebut. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari sumber pendanaan di luar perusahaan yang besar.
Givoly
et a l.
2010 menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan pada perusahaan yang telah dewasa akan menyebabkan meningkatnya
levera ge
karena pemenuhan kebutuhan dana. Sehingga tingkat pertumbuhan dan
levera ge
merupakan faktor yang berkaitan bila dihubungkan dengan kualitas laba perusahaan.
Gul
et a l.
2000 melakukan penelitian hubungan antara tingkat pertumbuhan perusahaan kaitannya dengan tingkat hutang dan pengaruhya
terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan
discretionary a ccrua ls
. Hasil penelitian ini menunjukan adanya
discretiona ry a ccrua ls
yang lebih tinggi pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi jika dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah.
Discretiona ry a ccrua ls
tersebut akan menjadi semakin tinggi ketika perusahaan memiliki tingkat hutang yang
tinggi juga.
Discretionary a ccrua ls
yang tinggi akan menurunkan nilai informasi dari laba perusahaan yang berarti kualitas laba akan menjadi rendah. Menurut
Givoly
et a l.
2010 tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laba perusahaan. Hal ini dikarenakan
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi diharapkan akan menghasilkan laba yang tinggi juga di masa depan.
Yudianti 2003 mengungkapkan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dihadapkan pada situasi dimana arus kas bebas
perusahaan menjadi rendah. Arus kas bebas perusahaan yang rendah biasanya disebabkan oleh laba yang rendah juga. Pada situasi seperti ini, manajemen
perusahaan melakukan tindakan manajemen laba untuk menghindari dampak negatif hubungan antara arus kas bebas dengan nilai pemegang saham
perusahaan. Rahmawati dan Triatmoko 2007 menyebutkan bahwa perusahaan
dengan kesempatan tumbuh yang tinggi akan memiliki akrual kelolaan yang tinggi, namun penelitian ini mengindikasikan bahwa meskipun manajer dari
perusahaan yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk
memanipulasi
discretionary a ccrua l
, kecenderungan ini akan menurun jika perusahaan mereka mempunyai pengawasan audit yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
Mengacu pada hasil penelitian Yudianti 2003 dan Rahmawati dan Triatmoko 2007, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H
4
:
Growth
berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
F. Kerangka Hipotesis